Kerajaan Peri selalu sibuk setiap akhir tahun. Mirabel, sang ratu peri akan menemui jajaran dewan peri demi mempersiapkan sebuah perhelatan besar. Ia sungguh tak ingin gagal sedikit pun.
"Aku membutuhkan lebih banyak serbuk bahagia untuk merayakan ulang tahun Kerajaan Peri."
"Tapi Ratu, serbuk itu telah habis Ratu gunakan untuk membuat pesta bersama teman-teman Ratu pekan lalu," jawab Augus, salah satu anggota dewan peri.
"Aku tak peduli. Kalian harus mendapatkan serbuk bahagia sebanyak-banyaknya. Sebab aku tak mau rakyat dan tamu undangan mendapat suguhan perayaan yang tak megah." Mirabel lantas meninggalkan para dewan peri setelah memberi titah yang membingungkan.
Langit di Kerajaan Peri berwana merah muda pagi ini. Matahari tersenyum renyah. Awan sedang berkerlap-kerlip cantik. Peri Pohon tampak sibuk mengguyurkan setimba penuh bulir-bulir air, membuat tupai yang tengah asyik makan kacang kenari terperanjat dan melompat dari pohon. Ia basah kuyup. Sang Peri Pohon tertawa melihat tupai malang yang tak sengaja disiramnya itu.
Peri Gigi juga tampak sibuk. Ia sedang menyelinap ke dalam kamar seorang peri kecil yang baru saja tanggal giginya. Diambilnya gigi mungil yang tersimpan di bawah bantal untuk digantikan dengan sepotong cokelat lezat.
Augus takjub melihat pemandangan yang dijumpainya pagi ini. Pemandangan yang indah. Tapi setelah pertemuannya dengan Mirabel tadi, ia mulai menatap nanar pemandangan di depannya.
"Haruskah kita merampas kebahagiaan mereka lagi, Yori?"
"Ratu Mirabel telah dibutakan oleh kekuasaan, Augus."
Augus sepakat dengan Yori. Tapi mereka tak punya pilihan lain selain melaksanakan titah Mirabel. Sebab melawan Mirabel sama artinya dengan menyerahkan nyawa keluarga mereka.
Hari terus beranjak. Malam telah tiba. Kerajaan peri dipenuhi bintang warna-warni. Augus dan Yori membalas senyum burung hantu yang bertengger di pohon apel. Senyum yang tulus. Setulus senyum seluruh penduduk Kerajaan Peri. Burung hantu itu tentu tak tahu, di balik senyum Augus dan Yori, tersimpan beban yang amat berat. Mereka akan mengambil serbuk bahagia demi sebuah kemegahan pesta ulang tahun.
Augus dengan hati yang gundah, mengambil serbuk bahagia milik keluarga Peri Tanah. Ada sekantung penuh serbuk. Diambilnya perlahan saat mereka tengah terlelap. Di lain tempat, Yori rupanya sedikit kewalahan mengambil serbuk bahagia milik Peri Air. Ia yang berniat mengambil diam-diam rupanya tertangkap basah oleh Peri Air. Maka terjadilah perebutan paksa sekantong penuh serbuk bahagia.
Begitupun anggota dewan yang lain. Mereka mengambil serbuk bahagia milik penduduk Kerajaan Peri yang masih tersisa. Perampasan terjadi di mana-mana. Dan, tak sedikit dari anggota dewan peri yang melakukannya tanpa rasa bersalah, berdalih bahwa yang mereka lakukan semata-mata demi Kerajaan Peri dan rakyatnya.
Para anggota dewan peri telah selesai mengumpulkan serbuk bahagia sebelum fajar tiba. Mirabel tampak tersenyum lebar. Ia mengepakkan sayapnya, mengambil satu persatu kantong yang berisi serbuk bahagia, lalu menyimpan kantong-kantong itu ke dalam kotak bahagia miliknya.
"Kita bisa merayakan ulang tahun Kerajaan Peri dengan sangat mewah nan megah tahun ini!"
Mirabel terus mengepakkan sayapnya. Terbang mengelilingi bangunan kerajaan dengan penuh kepuasan. Ia berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.
Augus meninggalkan kerajaan setelah usai menyaksikan tarian kemenangan Mirabel. Ia pergi menuju sungai di ujung Kerajaan Peri. Airnya tenang. Warna hijau membentang di sepanjang sungai.
Augus menatap lekat bunga teratai yang tengah mekar. Mengingat kembali kehangatan pesta ulang tahun Kerajaan Peri sebelum Mirabel menjadi ratu. Tidak, tidak, sebelum Mirabel berubah usai beberapa tahun menjadi ratu lebih tepatnya. Sebab, sahabatnya itu amatlah baik sebelum dibutakan kekuasaan.
Hari ulang tahun Kerajaan Peri pun tiba. Mirabel telah bersolek amat cantik. Dikenakannya pakaian yang berkilauan. Ia duduk bersama jajaran tamu kerajaan. Nampak seluruh tamu undangan terpesona dengan suguhan pesta ulang tahun Kerajaan Peri. Nama Mirabel terus disanjung, sebagai seorang ratu yang berhasil memakmurkan rakyatnya.
Pemandu sirkus tak henti menarikan tongkatnya. Memaksa seekor gajah terus memutar bola dengan belalainya. Membuat seekor singa melaju kencang di atas sepeda roda satu. Juga hewan-hewan lainnya yang terus beratraksi dengan sesekali mendapat kilatan cahaya tajam dari tongkat pemandu sirkus.
Jamuan pesta tak kalah mewah nan lezat. Aneka kudapan tersaji untuk para tamu undangan. Namun di balik itu, juru masak kerajaan amat kewalahan menyiapkan makanan sebab persediaan mereka tidaklah banyak.
Kue ulang tahun berdiri kokoh di atas panggung. Tak ada satu pun penduduk yang tahu siapakah gerangan yang akan memakan kue itu. Bunga-bunga segar menghiasi kue bercorak biru, corak favorit Mirabel. Bunga-bunga itu, seperti serbuk bahagia, diambil paksa oleh anggota dewan dari Peri Bunga yang malang. Menyisakan tangisan parau Peri Bunga.
Pesta ulang tahun diakhiri dengan kembang api. Sorak sorai penduduk mewarnai pesta, yang anehnya justru terdengar amat pilu. Serbuk bahagia berterbangan di langit. Sayang mereka hanya berterbangan sesaat. Sebab serbuk itu ikut terbakar bersama nyala kembang api. Sedang sebagian lainnya, tersimpan rapi di dalam kotak bahagia milik Mirabel.
Pesta telah usai. Namun ada yang tak beranjak. Ia adalah Luke, Peri Tanah Kecil. Ia tetap berdiam di tempat pesta, lalu perlahan-lahan mulai menggerakkan tanah tempat Mirabel serta jajaran dewan peri yang keji berdiri. Kekuatan Peri Tanah Kecil itu sungguh tak seberapa. Namun ia amat yakin mampu menimbun Mirabel dan dewan peri ke dalam tanah tepat di hari ulang tahun Kerajaan Peri.
Yori yang menyadari tindakan Luke, segera memberitahu Augus. Mereka berdua bergegegas terbang menuju suatu tempat. Saat tiba, Yori dan Augus segera mengucap mantra. Mereka mengerahkan segala ilmu peri yang mereka miliki. Hingga akhirnya, clinggg! Kotak bahagia Mirabel terbuka.
Serbuk bahagia milik peri-peri yang dijarah oleh Mirabel kini berterbangan. Menari-nari di udara. Terbang kembali kepada pemiliknya. Yori dan Augus tersenyum lega. Apa yang dilakukan Luke kecil membuat mereka tak ingin tinggal diam. Rasa bersalah yang selama ini menghantui ingin segera mereka hapus.
Sedang di tempat pesta, Luke kecil benar-benar mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Getaran tanah yang semula lambat berubah menjadi dahsyat. Peri-peri lain mulai menyadari apa yang dilakukan Luke. Tanpa aba-aba, para peri mengeluarkan kekuatan ajaib yang mereka miliki. Mirabel dan jajaran dewan peri yang keji, benar-benar jatuh tertimbun ke dalam tanah.
Hari belum berganti, itu artinya Kerajaan Peri masih berulang tahun. Sudah tak ada lagi pemandu sirkus. Tak ada lagi makanan lezat yang tersaji. Tentu makanan itu telah masuk ke dalam perut Mirabel, anggota dewan, dan para tamu undangan. Tak ada lagi kembang api. Yang tersisa kini adalah sorak sorai penduduk Kerajaan Peri serta serbuk bahagia yang berterbangan abadi di langit.
Augus tersenyum menyaksikan ini semua. Perayaan ulang tahun yang sempurna. Meski hati kecilnya merasa sedih, ia harus kehilangan Mirabel, sahabatnya. Tapi Augus menyadari, itu bayaran yang setimpal untuk seorang peri yang kehilangan hati nuraninya.
_
Loriza Virga Giardillah adalah seorang ibu rumah tangga yang baru menerbitkan buku puisi yang berjudul Katanya Pesta Tak Lagi Riuh pada Juni 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H