Mohon tunggu...
Laurens Gafur
Laurens Gafur Mohon Tunggu... Guru - Peziarah kehidupan yang tak lelah mencari dan mendekap kebijaksanaan

Saya seorang pendidik di SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II - Labuan Bajo, Flores Barat-NTT. Saya alumnus STF Widya Sasana Malang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Covid-19 dan Program "Belajar dari Rumah"

14 April 2020   15:44 Diperbarui: 14 April 2020   16:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau juga dinikmati oleh anak-anak yang memiliki HP Android dan tinggal di tempat yang sinyal HP-Internet lancar sehingga bisa nonton TVRI Online. Itu pun kalau mereka mampu membeli pulsa atau paket data. 

Atas dasar situasi ini, banyak anak sekolah di NTT (PAUD – SMA/SMK) pasti tidak bisa menikmati program terobosan “Serunya Belajar dari Rumah” yang disiarkan oleh TVRI itu. Sayang sekali.

Bagi saya, satu hal penting yang bisa dipelajari dari program “Belajar dari Rumah” ini adalah betapa lebarnya kesenjangan pada sektor pendidikan di negeri ini. Covid 19 memperjelas kesenjangan ini! 

Saya kemudian berpikir, barangkali pihak Kemdikbud menduga bahwa sebagian besar atau bahkan semua peserta didik di Indonesia tinggal di daerah berlistrik dan memiliki sinyal HP-Internet. 

Barangkali juga mereka hanya melihat pulau Jawa dan beberapa kota besar di Indonesia. Atau barangkali program “Belajar dari Rumah” ini hanya untuk anak-anak sekolah di daerah tertentu di Indonesia, bukan untuk seluruh anak sekolah dari Sabang sampai Merauke! Barangkali ya…

Sudahlah. Saya juga sadar, tak elok terus meratapi ketertinggalan NTT dalam banyak bidang kehidupan, termasuk pendidikan, apalagi di tengah badai Covid 19 ini. Memang saya akui, sejak Jokowi memimpin negeri ini dan melalui semboyannya, “Membangun dari pinggir”, ia telah melakukan banyak perubahan positif untuk wilayah-wilayah di luar Jawa, termasuk NTT. Saya bangga dengan sepak terjangnya itu. 

Saya hanya berharap, Presiden Jokowi melalui Kemdikbud mengikis pelan-pelan kesenjangan dalam bidang pendidikan ini. Kalau kesenjangan ini mulai teratasi dengan baik, yang merasakan aneka program penting dalam sektor pendidikan, secara khusus yang ditayangkan melalui media TV atau internet, tak hanya anak-anak sekolah di kota atau daerah tertentu, tetapi juga oleh seluruh anak sekolah di Indonesia, termasuk di NTT. Dengan demikian, harapannya, mutu pendidikan di NTT semakin meningkat dan tak berbeda jauh dengan mutu pendidikan di Jawa.

Saat ini saya hanya berharap agar anak-anak sekolah di NTT, masih sehat dan tak lupa mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh para guru dengan baik. Semoga mereka juga melakukan banyak aktivitas positif lain di rumah bersama keluarga. 

Selain berharap dan berdoa agar Covid 19 segera teratasi dengan baik sehingga anak-anak bisa kembali ke sekolah, saya juga berharap agar anak-anak mengalami betapa indah dan serunya belajar di rumah sambil menikmati kebersamaan dengan keluarga, walaupun mereka tak menyaksikan program indah Kemdikbud di masa Covid 19, serunya “Belajar dari Rumah.”***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun