[caption caption="Detik"][/caption]Ketika saya membaca berita beberapa hari ini, terkait ahok, saya berguman, "begitu banyaknya pernyataan ahok yang meluncur kepada media,' saya fokus membaca tentang ahok, yang ternyata sempat menolak sewaktu di minta menjadi pembicara atau narasumber oleh mendagri Tjahyo Kumolo, ahok sempat menolak menjadi pembicara dengan tema "prostitusi", mungkin ahok bingung, ahok bilang" memberantas prostitusi tidak bisa, karena itu pekerjaan yang cukup mustahil."
"Saya enggak bisa menghapus prostitusi, dari zaman nabi saja enggak bisa,ahok juga mengatakan," prostitusi bisa di lakukan di mana saja. Rumah, kos-kosan, hotel, bahkan di mana saja, di dalam semua pernyataan ahok ada satu yang fenomenal, yaitu ;
"Tuhan saja enggak menghapus prostitusi. Kalau Tuhan mau, bisa enggak menghapus prostitusi? Bisa kan. Tapi Tuhan kasih kesempatan," gitu kata Ahok.
Buat saya kalimat dari ahok tersebut menyadarkan kita semua sebagai mahluk sosial, dan sekaligus sebagai kalimat pamungkas,' benar kata ahok,kalau Tuhan mau tentu sudah di berantas hingga ke mucikarinya pun di sikat. dan Tuhan memberi kesempatan kepada semua mahkluknya.
MAHKLUK SOSIAL.
Penyadaran diri bahwa kita adalah mahluk sosial yang harus mengerti dan saling memahami antara satu sama lain, mereka bekerja sebagai pelacur untuk suatu kepentingan dan keperluan, kepentingan itu adalah mencari uang, tentu untuk sebuah kebutuhan sandang pangan papan maka si pelacur memerlukan apa yang di namakan uang, apakah jika di antara kita menemukan tetangga, teman atau family yang berprofesi sebagai pelacur akan mengatakan, "kamu jangan melacur lagi, ini saya berikan pekerjaan yang "baik',
 sedang konotasi baik menurut mereka para pelacur adalah baik dari sisi keuangan, atau kita akan mengatakan "kamu jangan melacur lagi, mulai besok kamu saya nikahi,' sebuah kalimat yang sangat bijak jika si pria adalah seorang yang belum berpendamping,' menjadi problematika baru jika si pria sudah beristri, (walaupun poligami sudah ada juga sejak jaman Nabi.) akan mengatakan apa dan akan memberikan kalimat seperti apa jika kita menemui yang seperti saya sebut di atas,"tetangga, teman atau family yang berprofesi sebagai pelacur.? apakah cukup dengan mengatakan "berhenti, itu bukan pekerjaan baik." atau berhentilah melacur karena itu dosa,' dimana letak keperdulian secara individualistic terhadap sesama,?
SEBAGAI KALIMAT PAMUNGKAS
Hendak kita debat dengan cara seperti apa, jika Tuhan saja memberikan kesempatan.? bukankah Tuhan selalu memberikan Rizki, entah itu yang "halal maupun yang "haram kepada semua mahkluknya. adakah Tuhan membedakan ini,? semisal si A tidak di beri kesempatan dan si B di beri kesempatan. Kesempatan yang di berikan Tuhan kepada semua mahkluk di bumi ini di mulai di saat kita di lahirkan oleh sang ibu, "kesempatan untuk menikmati indahnya dunia beserta seluruh isi dan kegiatanya," Apakah jika dia kelak akan menjadi pelacur Tuhan menggagalkan kelahiranya.? Apakah kita mengetahui rencana Tuhan,? tidak ada satupun mahkluk yang mengetahui Rancana dan update yang di lakukan Tuhan,
Inilah bentuk apa yang di namakan kemunculan kesadaran tinggi dari seorang ahok, saya tidak mempersoalkan ahok siapa, mau bagaimana ataupun ber'etnis apa,dan agamanya apa, saya menggunakan ahok sebagai parameter karena saat ini dia sebagai tokoh popular, dan kalimat yang di ucapkan ahok sangat realistis, "kalau Tuhan mau, tentu tidak ada prostitusi."
siapa mahluk manusia yang tidak ingin di berikan kesempatan,? adakah,? ada kisah dari seorang pelacur eks Kalijodo yang harus kebingungan karena apa yang akan di lakukan selanjutnya. apakah kita sebagai individu akan memperdulikanya,? apakah dengan cara membuat artikel yang mengatakan "pelacur itu dosa, pelacur itu tidak baik," kembalilah ke jalan yang benar,"Â
saya kok tersenyum apabila mendapati kalimat-kalimat seperti itu, dalam hati saya bertanya."apa tindakan nyata kalian untuk membantu para pelacur tersebut,? dengan gagah kita akan menjawab,' bukankah ada instansi terkait untuk hal ini,bukankah itu tugas dan wewenang dari para pemimpin.' dimana logika kita sebagai individu jika semua beban di berikan kepada pemimpin,?
Salahkah jika seorang Dwi Raditya Primarianto harus terus menyambangi seorang ncum yang konon seorang pelacur,? saya tidak melihat kesalahan tersebut,karena mungkin dwi menyadari, untuk mengentaskan atau mengembalikan atau memberikan ncum pekerjaan yang baik, layak dan sesuai dengan kebutuhan sandang pangan papan, maka dwi harus secara khusus mendekati ncum, pertama, dwi menyadari ini semua ada campur tangan Tuhan, dan mungkin dwi berharap Tuhan mengupdate nasib ncum,Â
kedua,dwi harus mengetahui skil atau keahlian dari ncum selain melacur. di butuhkan untuk dwi bisa memberikan pandangan terkait pekerjaan apa dan jenis usaha apa yang layak untu ncum, di sinilah dwi menyadari dengan tidak dengan ringan mengatakan "hey kamu,. berhentilah sebagai pelacur,!
Kita tidak akan pernah bisa mendebat kalimat "Tuhan memberi kesempatan kepada semuanya, termasuk seorang pelacur," karena memang kalimat ini bukan untuk di debat," memberikan solusi dan membantu mereka para pelacur secara nyata, mungkin itu yang paling baik. okelah jika saya anda dan kita semua berbeda pendapat, namun yang ingin saya katakan adalah " oh ternyata kita ini orang yang termasuk di beri kesempatan oleh Tuhan dalam bidang apapun."
Salam Lora.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H