biarkanlah mimpi itu terbang tinggi..
mencari kebebasannya..
biarkanlah dia mencapai puncak pucuk pohon tertinggi..
tidak, jangan terhenti sampai disana..
terbanglah.. lebih tinggi lagi..
bebaskanlah dia mengikuti panggilan jiwamu..
biarkanlah dia menggapai lazuardi..
dan lihatlah ia menari dengan indahnya..
tetapi bagaimana dengan tangan tangan yang tidak menginginkannya terbang?
bagaimana dengan tangan yang berusaha menggapainya?
memintanya untuk tetap tinggal? mengoyak sayapnya?
dan berusaha menghentikan tariannya yang indah?
tidak !
jangan biarkan mimpimu terbelenggu tangan keraguan..
bangkitlah kembali.. tidakkah kau mendengar panggilan jiwamu?
bebaskanlah dirimu dari cengkraman ketakutan..
lepaskan dirimu dari ketidakberdayaan..
walaupun untuk itu dirimu harus mencapai titik nadir..
akan tetapi sanggupkah aku?
aku telah terlalu lemah. aku tak mampu lagi untuk bangkit kembali..
tak bisakah kau lihat itu? tak bisakah kau rasakan kepedihanku? rasa sakitku?
sayapku telah terkoyak.. ia telah menjadi serpihan yang rapuh..
kutakut pabila bergerak, aku akan hancur..
dan menghilang bersama deru angin..
lihatlah.. lihatlah!
tangan-tangan itu telah meluluhlantakkan tarianku..
hingga kutaksanggup tuk berdiri lagi, apalagi menari..
beranilah.. sekali lagi teguhkan hatimu..
ikutilah hasrat hatimu.. kembalilah menari..
perlahan saja.. sembari izinkanlah sang waktu menyembuhkanmu..
dan lihatlah.. sayap itu akan kembali tumbuh seiring keberanianmu..
kuatkan hatimu dan cobalah tuk bangkit kembali..
pejamkanlah matamu.. ikuti hasrat jiwamu.. nalurimu..
rasakan hangatnya semangat yang perlahan merasuk di jiwamu..
lepaskanlah ketakutanmu.. bebaskanlah hasratmu..
bawalah kembali sang mimpi menari ke tempat tertinggi..
dan tetap terus menari bersama jiwamu dengan indahnya..
janganlah takut bermimpi.
nikmati saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H