Mohon tunggu...
Lukman Hadi
Lukman Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Bebas Merdeka

Mencintai Persebaya dengan restu ibu dan bapak

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nekat Pergi ke Priangan untuk Pertama Kalinya Bertemu Denganmu

15 November 2023   07:27 Diperbarui: 15 November 2023   18:59 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Rabu dini hari tanggal 15 November 2023, seketika ingatanku kembali tepat 3 tahun lalu ketika bus Pahala Kencana membawaku kembali ke kota Solo.

Bukan itu intinya, aku hanya mengingat bagaimana hari itu kau mengantarkanku di Rumah Makan Alam Sari untuk menemaniku menunggu bus.

Aku ingat bagaimana sebelumnya kita hanya berhubungan secara virtual dan belum pernah ketemu secara langsung.

Tahun 2017 merupakan awal aku berhubungan denganmu melalui media sosial. Waktu itu kamu mengaku orang Priangan yang sedang bekerja di Jawa dan tinggal di rumah nenek.

Aku begitu tertarik kepadamu karena kamu bukan wanita biasa. Karena pada umumnya, wanita begitu cuek ketika pertama kali berbicara melalui chat. Aku hanya berpikir, kamu enak diajak buat ngobrol.

Kesalahanku pada saat itu adalah bersikap cuek dan masih memiliki hubungan dengan wanita lain, kamu pun mengetahuinya setelah berpacaran denganku.

Beberapa kali saling berhubungan dan kamu menilai aku sebagai orang yang sangat-sangat cuek. Bodohnya aku tak menyadarinya serta tak pandai melakukan percakapan dua arah.

Tak berlangsung lama kita tak berhubungan lagi. Aku hanya mengetahui kamu kembali ke Priangan untuk melanjutkan studimu.

Dan aku pun kembali sibuk dengan kuliahku, percintaanku yang membosankan, dan ya skripsiku.

Maret 2019, pacarku (read mantan) saat itu memutuskan hubungan denganku. Aku tak tahu apa alasannya, hanya saja aku menyadari bahwa kekuranganku adalah tidak merawat hubungan yang sudah dimulai.

Aku merasakan sedikit frustasi, namun aku ingat bahwa skripsiku sudah setahun lebih belum selesai. Dan ternyata skripsiku menyelamatkanku dari patah hati yang mengerikan.

Tanggal 20 Mei 2019 aku dinyatakan lulus dengan syarat revisi. 19 Agustus 2019 aku diterima bekerja di sebuah media online nasional.

Ketika mulai bekerja di media online, hatiku merasa kesepian. Aku mencoba mencari wanita yang mau menjadikanku sebagai tempat keluh kesahnya. Namun, semua itu gagal hingga akhirnya di bulan Oktober atau September, aku lupa, mulai menghubungimu lagi.

Aku mengabarimu bahwa aku sedang berada di Bekasi karena menghadiri pernikahan seorang teman lama waktu di pesantren. Setelah itu aku tak terlalu ingat bagaimana selanjutnya.

Kalau tidak salah kamu saat itu ternyata sudah memiliki pacar seorang abdi negara. Aku tahu itu karena kamu memposting foto kalian berdua di WhatsApp status. Bodohnya aku merasa sakit hati.

Dinamika hubungan kembali terjadi, sampai suatu saat kalau tidak salah kamu bercerita bahwa pacarmu itu toxic atau semacamnya (aku tidak terlalu ingat).

Di tahun 2020, awal pandemi Covid-19 hubungan secara virtual mulai lancar. Kita sering video call atau hanya sekedar telpon. Aku mulai bahagia meskipun belum pernah bertemu denganmu.

Hubungan sempat terputus di bulan Oktober, kalau tidak salah tanggal 22. Aku hanya ingat pada tanggal itu bercerita kepada temanku.

Bulan November aku nekat pergi ke Priangan untuk bertemu denganmu. Tentu saja aku tidak memberitahumu bahwa aku akan pergi kesana.

Tanggal 13 November 2019, hari Jumat, aku minta gantian jadwal kepada temanku. Aku mengatakan bahwa busku jadwalnya jam 4, jadi tidak bisa jika aku tetap masuk sesuai jadwal yang kelar jam 9 malam. Untung saja temanku memahaminya dan ia tak keberatan.

Sekitar pukul 17.00 bus Gunung Harta membawaku lepas dari Terminal Tirtonadi ke Priangan. Itu merupakan pertama kalinya aku pergi ke Priangan dengan menaiki bus.

Tengah malam sekitar pukul 23.30, aku tiba di Kadipaten. Aku kemudian tanya kepadamu di chat WhatsApp, "Kadipaten itu mana sih?".

Oh iya aku lupa, di bulan November percakapan kita kembali lancar namun masih gengsi. Aku ingat ketika sedang menunggu bus di terminal, kamu sedang pergi ke rumah temanmu untuk menengok anak pertamanya sembari membawa hadiah peralatan makan bayi.

Kembali di perjalan ke Priangan. Saat itu kamu kaget ketika aku tanya terkait Kadipaten. Akhirnya aku mengaku bahwa aku pergi ke kotamu untuk bertemu denganmu pertama kali.

Kata pertama di chat darimu adalah, di kotamu tidak ada yang menarik, itulah sebabnya kamu melarangku pergi kesana. Namun, aku tak peduli, aku hanya ingin bertemu denganmu, meyakinkanmu, itu saja.

Selanjutnya kamu mengatakan di chat bahwa belum siap untuk mengatakan kepada orang tuamu. Aku tidak masalah, aku hanya ingin bertemu denganmu saja.

Pukul 01.00 tepat akhirnya aku sampai di bunderan Alam Sari. Aku bergegas ke hotel untuk segera istirahat.

Keesokan harinya, kamu memberi kabar bahwa bisa bertemu pukul 16.00 sore. Aku ingat kamu kuliah dan sorenya bekerja di sebuah kedai kopi. Aku pun tak mempermasalahkan.

Sesuai jadwal kita akhirnya bertemu, kamu menungguku di CFD yang berada di dalam Plaza Asia. Aku pun segera keluar dari hotel dan segera menemuimu.

Aku keluar mengenakan jersey Persebaya kebanggaanku, sementara kamu memakai baju biru dan jilbab hitam. Kamu juga mengenakan tote bag. Aku ingat kamu sedang belepotan makan nasi ayam goreng.

kita berbicara sedikit, kemudian kamu minta tolong untuk membuka saus sachet. Tanganmu penuh dengan minyak, aku tak keberatan.

Usai selesai makan, kamu mengajak ngobrol di luar saja, di JCO yang berada di lantai bawah. Akhirnya kita berjalan, dan maaf atas perkataanku waktu itu.

Aku ingat kata yang keluar dari mulutku saat itu, "Kamu kecil banget sih". Kamu kesal lalu memukul lenganku. Akhirnya kita minum kopi di JCO dan berada di meja paling ujung.

Kita hanya bicara sebentar, kurang lebih selama satu jam. Saat adzan maghrib berkumandang, kamu mengajak untuk sholat di masjid mall.

Namun, selesai sholat kamu pamit pulang. Itu merupakan pertemuan singkat usai melakukan perjalanan selama 400 kilometer dari rumah.

Keesokan harinya, hari Minggu 15 November 2019, jadwalku untuk pulang kembali ke Solo. Kembali ke rutinitas dan meninggalkan Priangan yang eksotis nan asri.

Sore hari jam 4 kamu pulang bekerja menungguku di depan Asia Plaza. Aku melihat kamu repot membelikanku makanan khas kotamu.

Kamu kemudian mengantarkanku ke tempat untuk menunggu bus yang akan ku tumpangi. Cukup lama, jadwal jam 5 sore ternyata molor sampai jam 6 sore.

Duduk berdua di samping rumah makan sambil berbincang. Aku lupa apa yang kita bicarakan pada saat itu. Aku hanya ingat kamu lapar sekali dan ingin makan.

Aku mengajakmu buat makan di dalam, tapi kamu menolak. Kamu bilang nanti saja beli di jalan pas mau pulang.

Jam 6 bus datang, akhirnya aku berpisah darimu. Mungkin tak ada yang spesial darimu ketika pertama kali bertemu. Namun, bagiku sangat berarti karena aku ingin mengenalmu lebih dan serius kepadamu untuk lebih menjalin hubungan.

Itulah bagaimana aku pertama kali bertemu denganmu, wanita cantik dengan latar belakang yang tak ku pedulikan. Aku hanya berniat serius kepadamu pada saat itu. Namun dinamika hubungan selalu saja ada. Hanya doa yang jadi senjata untuk memperbaiki setiap permasalahan.

Sehat dan bahagia selalu wanita yang sangat kucintai setelah ibuku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun