Kita hanya bicara sebentar, kurang lebih selama satu jam. Saat adzan maghrib berkumandang, kamu mengajak untuk sholat di masjid mall.
Namun, selesai sholat kamu pamit pulang. Itu merupakan pertemuan singkat usai melakukan perjalanan selama 400 kilometer dari rumah.
Keesokan harinya, hari Minggu 15 November 2019, jadwalku untuk pulang kembali ke Solo. Kembali ke rutinitas dan meninggalkan Priangan yang eksotis nan asri.
Sore hari jam 4 kamu pulang bekerja menungguku di depan Asia Plaza. Aku melihat kamu repot membelikanku makanan khas kotamu.
Kamu kemudian mengantarkanku ke tempat untuk menunggu bus yang akan ku tumpangi. Cukup lama, jadwal jam 5 sore ternyata molor sampai jam 6 sore.
Duduk berdua di samping rumah makan sambil berbincang. Aku lupa apa yang kita bicarakan pada saat itu. Aku hanya ingat kamu lapar sekali dan ingin makan.
Aku mengajakmu buat makan di dalam, tapi kamu menolak. Kamu bilang nanti saja beli di jalan pas mau pulang.
Jam 6 bus datang, akhirnya aku berpisah darimu. Mungkin tak ada yang spesial darimu ketika pertama kali bertemu. Namun, bagiku sangat berarti karena aku ingin mengenalmu lebih dan serius kepadamu untuk lebih menjalin hubungan.
Itulah bagaimana aku pertama kali bertemu denganmu, wanita cantik dengan latar belakang yang tak ku pedulikan. Aku hanya berniat serius kepadamu pada saat itu. Namun dinamika hubungan selalu saja ada. Hanya doa yang jadi senjata untuk memperbaiki setiap permasalahan.
Sehat dan bahagia selalu wanita yang sangat kucintai setelah ibuku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H