Mohon tunggu...
Lona Hutapea
Lona Hutapea Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student

Lifelong learner. Memoirist.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dua Puluh Tahun Festival Sinema Prancis

28 November 2015   13:15 Diperbarui: 28 November 2015   15:17 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka menyambut Festival Sinema Prancis 2015, Rabu 25 November 2015 yang lalu, Pusat Kebudayaan Prancis atau IFI (Institut Français d’Indonésie), dulu dikenal sebagai CCF (Centre Culturel Français), menyelenggarakan Press Conference & Screening di Auditorium IFI Thamrin, satu gedung dengan Kedutaan Besar Prancis (Ambassade de France).

Wakil Kompasiana

Saya berkesempatan hadir di sana, bersama sekitar 40-an insan pers dari berbagai media. Di Daftar Hadir, tertera nama saya sebagai wakil Kompasiana, di antara media-media mainstream. Kebetulan karena pernah menulis dua buku tentang pengalaman selama tinggal Paris – PARIS – C’est Ma Vie (Desember 2012) dan Voilà La France (April 2015) – saya kerap berkomunikasi dengan beberapa staf IFI.

Selain sebagai penulis buku, mereka mengenal saya sebagai Kompasianer, seperti tertulis dalam pengantar buku-buku saya. Oh ya, sebagai catatan, endorsement pada kedua buku itu di antaranya berasal dari Kang Pepih Nugraha dan Mas Junanto Herdiawan, para sesepuh Kompasiana.

20 Tahun, 4 Hari, 9 Kota     

Kembali ke Festival Sinema Prancis (FSP) yang akan berlangsung minggu depan, 3-6 Desember 2015, serentak di 9 kota – Jakarta, Bandung, Bandung, Denpasar, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Ini kesempatan luar biasa bagi para pecinta sinema untuk menikmati karya-karya sineas asing yang tidak ‘mainstream’. Selama ini film-film produksi Hollywood memang lebih mendominasi bioskop-bioskop di tanah air, padahal sebetulnya ada banyak alternatif lain yang tidak biasa, tak kalah menarik dan patut diperhitungkan.

FSP merupakan festival film asing paling ‘tua’ di Indonesia. Pada 2015, perhelatan FSP menapaki tahun ke-20. Pihak IFI sebagai penyelenggara patut diacungi jempol atas konsistensi dan kerja kerasnya selama 20 tahun! Banyak perkembangan signifikan yang berhasil dicapai.

Konselor Kerjasama dan Kebudayaan Kedubes Prancis sekaligus Direktur IFI, Marc Piton, menyatakan bahwa 20 tahun FSP menjadi momen untuk melihat banyaknya perubahan yang menggembirakan, tak hanya bagi film Prancis tetapi juga film Indonesia, yang kini makin meningkat baik jumlah maupun kualitasnya. Dari segi kerja sama, kolaborasi industri perfilman kedua negara juga makin baik, dengan bertambahnya jumlah ko-produksi film Indonesia-Prancis maupun film Indonesia yang mengambil tempat syuting di Prancis.

Marc Piton yang baru saja menjabat Direktur IFI beberapa bulan ini, sebelumnya pernah bertugas sebagai Atase Audiovisual Kedubes Prancis di Jakarta, 1999-2003. Beliau termasuk salah satu tokoh yang menginisiasi FSP dan kini berkesempatan menyaksikan buah manis dari upaya yang dimulai jauh sebelumnya. Saat ini posisi Atase Audiovisual dijabat oleh Arnaud Miquel yang juga hadir sebagai pembicara dalam Konferensi Pers.

Duta Festival Sinema Prancis 2015

Perayaan 20 tahun FSP turut dimeriahkan dengan penetapan 2 orang tokoh perfilman Indonesia sebagai Duta FSP 2015, Garin Nugroho dan Tara Basro.

Garin Nugroho tak diragukan lagi kiprahnya sebagai penggiat perfilman Indonesia yang sudah terkenal pula di dunia internasional. Beliau juga kerap wira-wiri sebagai jembatan sinema Indonesia dan Prancis, sejak filmnya Daun Di Atas Bantal memperoleh penghargaan untuk kategori Un Certain Regard dalam Festival Film Cannes 1998.

Saya sendiri pernah mengikuti salah satu sesi diskusi dengan sang sutradara ternama ini di Balai Budaya KBRI Paris, Maret 2011, di sela-sela pertunjukan karya beliau, Opera Jawa, di beberapa teater di Paris.

Walau tak hadir dalam Konferensi Pers karena sedang berada di Hawai, Garin menitipkan pesan dalam Press Release. Menjadi Duta FSP 2015 menurutnya menjadi sebuah kehormatan karena sejarah sinema Prancis selalu mendorong pembuat film melahirkan karya-karya personal, dengan cara pandang sendiri di luar industri film Hollywood. Karena itu, sudah selayaknya sinema Prancis menjadi bagian dari budaya tontonan pecinta film Indonesia, demikian ujar Garin.

Sedangkan keputusan memilih Tara Basro sebagai Duta FSP 2015 merupakan berkah tersendiri. Dipilih sebelum Festival Film Indonesia 2015 berlangsung, aktris muda berbakat ini ternyata memperoleh penghargaan sebagai Aktris Wanita Terbaik dalam ajang itu. Kebetulan yang menyenangkan, tentu saja!

Film A Copy of My Mind besutan sutradara Joko Anwar yang dibintanginya telah ditayangkan di Venice Film Festival 2015, Toronto International Film Festival, Busan Film Festival, dan baru akan rilis di Indonesia tahun depan.

Senada dengan Garin Nugroho, Tara yang tampak cantik dalam balutan gaun hitam pada Konferensi Pers sore itu juga menyatakan kebangaannya terpilih sebagai Duta FSP 2015. Menurut aktris yang gemar menonton film Prancis ini, FSP juga bisa membuka kesempatan bagi para filmmaker muda yang terpilih sebagai finalis Kompetisi Film Pendek, sebuah ajang dalam FSP, dan membuka pintu untuk berkiprah dalam industri film internasional.  

Panorama, Fokus, Kompetisi Film Pendek

FSP 2015 hadir dalam tiga program – Panorama, Fokus, dan Kompetisi Film Pendek.

Panorama menyajikan aneka genre film Prancis terbaru, dari drama, komedi, action, sampai animasi. Delapan film itu adalah:

  1. Dheepan

Meraih penghargaan Palme d’Or di Festival Film Cannes. Dheepan menuturkan kisah mantan prajurit perang sipil di Sri Lanka yang kabur dari negaranya dan berusaha menembus Eropa lewat suaka politik dengan membawa serta wanita dan anak kecil yang tidak ia kenal.

  1. Les Nouvelles Aventures d’Aladin

Diputar saat Konferensi Pers, bercerita tentang petualangan Sam bersama temannya Khalid yang gagal mencuri di Galeries des Lafayette, dan terjebak di tengah anak-anak yang memintanya mendongeng. Komedi dengan lelucon yang sangat ‘Prancis’.

  1. Taj Mahal

Kisah gadis remaja yang menghadapi serangan teroris di kamar hotel saat mengikuti ayahnya bertugas di Mumbai, India.

  1. Le Petit Prince

Film animasi tentang seorang gadis kecil pemberani dan cerdas yang dipaksa cepat dewasa, serta seorang penerbang tua eksentrik dan lucu yang tidak pernah menjadi dewasa.

  1. La Famille Bélier

Drama tentang roller coaster kehidupan keluarga penyandang tuna rungu. Paula, satu-satunya yang dapat berbicara dan menjadi tumpuan keluarga dalam komunikasi sehari-hari, mendapat kesempatan emas mengikuti kontes bernyanyi di Radio France, Paris.  

  1. Pourquoi j’ai pas mangé mon père (monkey business)

Film animasi karya aktor komedi ternama Prancis, Jamel Debbouze, tentang putra mahkota bangsa primata yang dibuang saat lahir karena tubuhnya dianggap terlalu kecil.

  1. La French

Dibintangi Jean du Jardin, peraih Oscar 2012, berkisah tentang upaya seorang hakim memberantas jaringan mafia heroin internasional.

  1. Le Père Noël

Mengisahkan seorang anak laki-laki yang berharap bertemu Sinterklas (Père Noël) dan terbang melintasi semesta dengan keretanya. Di malam Natal mimpinya terwujud, ia bertemu Sinterklas dalam bentuk lain.

Fokus merupakan program yang didedikasikan bagi film-film hasil kolaborasi sinematografi antara Prancis dan Indonesia, yaitu: Sang Penari, Laut Bercermin, Berbagi Suami, The Photograph, dan Garuda Power – The Spirit Within.  

Kompetisi Film Pendek adalah ajang yang digelar sebagai bagian dari FSP, sejak 2012. Kompetisi ini adalah batu loncatan bagi para sineas muda Indonesia yang ingin mengembangkan karir ke dunia internasional. Delapan film pendek (maksimal 15 menit) yang lolos sebagai finalis akan diputar sebelum penayangan film panjang dalam program Panorama, masing-masing: Bid & Run, Iblis Jalanan, Iman, Return to Sender, Sandekala, Simbiosis, Sleep Tight Maria, Taste of Fences.

Pemenang Kompetisi Film Pendek akan diumumkan saat penutupan FSP, 6 Desember 2015, dan pemenang utama akan menerima tiket ke Prancis untuk menghadiri festival film pendek paling akbar di dunia, Clermont-Ferrand Short Film Festival.

Nonton, yuk!

Jika Anda berminat menyaksikan film-film berkualitas yang unik dan memperkaya wawasan, FSP 2015 sungguh merupakan salah satu pilihan terbaik!

Untuk menonton film-film terbaru yang telah menghibur jutaan penonton di Prancis ini, dapatkan tiketnya di kantor IFI Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Balikpapan mulai tanggal 26 November 2015 seharga Rp. 35.000,- (informasi lebih lanjut dapat dilihat di situs www.festivalsinemaprancis.com).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun