Â
...Sejak semula mestinya kita sadar, mental kok direvolusi. Unsur pikiran, badan, spirit, pada manusia hanya bisa berubah melalui tradisi kehidupan sehari-hari yang menyentuh ketiganya secara sekaligus...(Dijual : Revolusi, BRE REDANA, kolom Udar Rasa, Kompas 12 April 2015)
Â
Potongan paragraf diatas sungguh menggelitik. Revolusi mental memang sedang populer di negeri ini. Jargon ini pertama kali dikenalkan sejak bergulirnya kampanye Presiden Jokowi-JK tahun lalu. Menjadi semacam ruh baru dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang "kekinian" :) Namun setuju dengan yang ditulis oleh mas Bre, tidak semudah itu merubah mental seseorang dalam waktu singkat.
Mental bersifat kejiwaan, yang berpengaruh pada perilaku individu dan pada akhirnya membentuk karakter. Mental seseorang terbentuk melalui serangkaian pengalaman hidup yang didapatkan dari pola asuh dan pengaruh lingkungannya. Mental yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik.
Â
[caption caption="Ilustrasi Revolusi Mental sbr.www.youtube.com"][/caption]
Â
Fungsi Keluarga
Karena membentuk (baca:merevolusi) mental membutuhkan proses, melalui tradisi dalam kehidupan sehari-sehari, ini diawali dari bagaimana seseorang itu tumbuh dan berkembang. Tentu saja keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang sangat penting.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam sebuah masyarakat mempunyai delapan fungsi yang menjadi landasan utama terwujudnya revolusi mental yaitu agama, pendidikan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosial budaya, ekonomi dan lingkungan (sumber : BKKBN)