"Apa yang harus aku lakukan." Maringan mulai putus asa. Dia merasa dirinya tidak berguna menolong istrinya.
"Kau tenang saja. Para, ibu-ibu tahu apa yang mereka perbuat. Banyak berdoalah kepada Tuhan. Agar kiranya istrimu dan anakmu selamat malam ini." kata seorang lelaki tua yang sejak awal memperhatikan ke gelisahan Maringan.
Maringan tersentuh mendengar perkataan lelaki tua itu. Dia pun mulai berdoa di dalam hatinya sembari menatap istrinya dari ke jauhan. Agar kiranya Tuhan memberi keselamatan untuk istri dan anaknya.
Setelah berdoa di dalam hatinya. Terdengarlah suara tangis bayi dari sana. Mendengar itu, Maringan sangat senang dan tidak lupa mengucap syukur pada Tuhan yang Maha Kuasa.
"Bayimu telah lahir." Kata lelaki tua itu dengan raut wajah bahagianya. Tuhan masih memberi kuasanya di tengah bencana terjadi.
"Iya, aku senang. Aku tidak sabar ingin melihat anakku dan istriku."
"Bersabarlah sebentar. Mereka sedang menyiapkan balutan kain untuk istri dan anakmu." Kata lelaki tua itu, memperhatikan ibu-ibu berlarian meminta kain pada orang-orang yang kebetulan membawa beberapa pakaiannya ketika gempa terjadi.
Maringan juga melihat itu, hatinya pun damai dan tenang. Dirinya sempat akan marah. Jika tidak ada yang bisa membantunya. Tapi, Tuhan berkata lain padanya. Ibu-ibu yang pernah meninggalkan istrinya seorang diri di dalam rumah. Kini kembali membantu istrinya. Setelah para ibu-ibu berhasil mendapatkan kain untuk anak dan istrinya. Barulah Maringan di panggil oleh mereka. Maringan datang ke arah mereka bersama beberapa bapak-bapak yang ikut senang melihat kelahiran seorang bayi di tengah tanah lapangan. Para bapak-bapak juga tidak hentinya mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya.
"Bayimu sehat dan berjenis kelamin perempuan." Kata salah satu ibu yang membantu Tiur melahirkan dan memberikan bayi Maringan setelah Maringan di depan mereka semua berserta bersama para bapak-bapak.
Maringan menerima bayi perempuanya, anak pertamanya. Wajah Maringan amat bahagia melihat putri pertamanya telah lahir dengan selamat. Kemudian dia mendekat ke istrinya Tiur, mencium keningnya.
"Terima kasih, kau masih selamat dan melahirkan putri cantik, anak kita."