Mohon tunggu...
Lola silaban
Lola silaban Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Baru lulus kuliah dari Universitas Negeri Medan Lulusan Sarjana Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lalo

2 Juni 2019   12:35 Diperbarui: 2 Juni 2019   13:58 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku di sini bang. Aku di dalam kamar." Teriak Tiur dengan suara tangisnya. Takut dirinya akan mati bersama anak yang masih di dalam perutnya.

Maringan lega masih mendengar suara istrinya. Maringan meraba sakunya. Dia mencari korek api yang sering dia gunakan menghidupkan rokoknya. Dia menyalakan satu batang korek api. Maringan mengangkat korek api itu tinggi. Dia menemukan lilin berada dekat di kakinya. Dia segera mengambil lilin itu dan menghidupkannya. Maringan menggunakan lilin itu untuk mencari istrinya di tengah gempa masih terjadi.

"Tiur, kau tunggu di sana. Aku akan membawa kau keluar." Teriaknya keras sebab suara benda banyak berjatuhan.

"Iya, bang."

Maringan dengan hati-hati melewati benda-benda yang bisa saja melukainya. Selain itu, dengan erat dia pegang lilin itu. Kalau tidak, lilin itu bisa menjadi bencana kalau terjatuh. Penuh perjuangan buat Maringan menyusul istrinya di dalam kamar di tengah gempa bumi belum berhenti. Maringan takut, dia dan istrinya tidak akan selamat karna tertimpa reruntuhan rumah mereka. Namun, Maringan tidak mudah putus asa. Dia tetap berjuang menemukan istrinya dan membawanya keluar.

Akhirnya, Maringan sampai di kamar di mana istrinya berada. Maringan memeluk istrinya setelah keluar dari kolong tempat tidur berlindung dari reruntuhan.

"Tuhan masih menyertaimu." Kata Maringan memeluk istrinya dengan tangisnya yang pecah.

Maringan segera mengendong istrinya, sebab istrinya tidak bisa berjalan dengan perutnya masih besar. Maringan meminta istrinya Tiur memegang lilin di tangannya. Untuk menerangi jalan keluar mereka. Dengan hati-hati serta di sertai rasa takut yang amat mendalam. Jika mereka berdua berserta anaknya yang belum lahir tidak akan selamat dari reruntuhan rumah akibat gempa bumi.

Tapi, Maringan segera menepis rasa takut itu. Dia percaya mereka pasti selamat. Dengan keyakinan yang dia miliki, Maringan berhasil keluar dari rumah. Orang-orang yang melihat Maringan keluar membawa istrinya yang masih hamil besar. Takjub akan keberaniannya menghadap maut hanya untuk menyelamatkan istrinya yang terjebak. Segeralah orang-orang membantu Maringan dan Tiur menjauh dari rumah. Membawa mereka ke tanah lapangan yang luas jauh dari tiang listrik dan pohon besar.

Di saat itu, perut Tiur kembali mulas dan kesakitan ketika gempa bumi telah berhenti menguncang tanah. Maringan cemas sekali melihat istrinya yang kesakitan. Dia ingin membantu istrinya. Namun, dengan cepat. Ibu-ibu yang berada di tanah lapangan itu, segera menolong istrinya dan meminta Maringan menjauh. Awalnya, Maringan tidak mau menjauh. Sebab, dia teringat akan ibu-ibu yang tega meninggalkan istrinya di dalam rumah sendiri saat gempa terjadi. Tapi, apa boleh buat. Dirinya juga tidak tahu, bagaimana cara menolong istri melahirkan. Dia pun menuruti perkataan ibu-ibu menjauh. Dirinya hanya bisa memperhatikan istrinya dari jauh yang di kelilingi ibu-ibu.

Perasaannya bercampuk aduk saat itu. Takut, senang, bahagia, sedih, marah dan kecewa. Istrinya harus melahirkan di tanah lapangan dengan cuaca dingin tentunya. Tanpa ada peralatan yang memadai. Maringan ingin kembali ke rumah. Tapi, dirinya di cegah oleh orang-orang di situ. Mereka takut, akan terjadi gempa susulan. Itu sangat berbahaya. Jika dia kembali ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun