"Dalam waktu cepat?"
      Aku mengangguk "iya". Bagiku, kisah cinta di SMA tidak perlu waktu yang lama. Langsung katakan bila kamu suka padanya.
      "Bagaimana aku menolak?"
      Terima atau di tolak adalah hal yang bertolak belakang. Di terima aku senang. Di tolak aku harus ikhlas. Tapi, aku lega mengatakan ini. Tidak ada rasa penyesalan suatu saat nanti.
      "Senang berjumpa denganmu."
      Aku bangkit berdiri. Hanya kalimat itu yang dapat aku ucapkan. Setidaknya, aku sudah berkata jujur padanya.
      "Hei.."
      Aku berhenti melangkah di ambang pintu kelasnya. Kemudian, menoleh padanya.
      "Namaku, Mikael."
      Kedua sudut bibirku membentuk ukiran senyum senang. Begitu juga dengan dia, si mata coklat yang aku jumpain pertama kali di kantin. Namanya, Mikael.
TAMAT.