"Tentu kita akan bertemu. Kita satu sekolah."
      Singkat, padat dan jelas. Jawaban yang sempurna dari kalimat omong kosongku. Tapi, aku tidak boleh mundur sebelum tahu namanya.  Â
      "Ya.. kita pasti bertemu. Tapi, kita belum berkenalan. Namaku, Angel."
      Dia tidak langsung menjabat uluran tanganku. Dia hanya melirik sekilas, menutup buku yang di baca tadi dan meletakkan di sisi kanannya.
      "Jika aku memberitahu namaku. Apa yang akan kamu lakukan?"
      Aku menatapnya bingung. Kenapa dia harus bertanya seperti itu. Tentu saja, aku ingin lebih dekat dengannya dan menjadi kekasihnya.    Â
      "Jika aku jawab jujur. Apa kamu setuju dengan jawabanku?"
      Tanyaku balik. Dia berpikir sejenak dan kemudian dia mengangguk setuju. Aku tersenyum akan itu.
      "Aku ingin menjadi kekasihmu."
      Dia syok tanpa mengedipkan matanya sekalipun. Seolah aku adalah hantu cantik di depannya.
      "Aku tahu ini terdengar aneh. Tapi, tidak masalah jika seorang cewek mengatakan perasaannya kepada cowok."