Mohon tunggu...
Lokawarta STAI Muttaqien
Lokawarta STAI Muttaqien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lembaga Pers Mahasiswa

Lembaga Pers Mahasiswa atau biasa disebut LPM, merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Adapun nama dari LPM ini yaitu Lokawarta dan bermarkas di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR. KH. EZ. Muttaqien, Purwakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial Sebagai Sarana Dakwah yang Efektif di Era Digital

7 Juli 2023   21:01 Diperbarui: 7 Juli 2023   21:08 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini bisa kita lihat media informasi menjadi satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, cukup memiliki Smartphone masyarakat bisa mengakses sosial media di mana saja, baik informasi dalam negeri maupun luar negeri. Zaman dulu sebelum adanya internet, masyarakat sangat terbatas dalam mencari akses informasi, namun seiring dengan perkembangannya kini bisa jauh dari itu, sebagai sarana mencari informasi terbaru, sebagai media untuk belajar, sebagai media promosi menjangkau target pasar lebih luas. Atau bahkan sebagai tempat mencari hiburan dan konten multimedia. 

Tentu hal itu sangat positif yang bisa kita rasakan banyak fasilitas yang dapat mempermudah urusan hidup kita sehari--hari. Laporan We Are Social menunjukkan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4% dari populasi di dalam negeri. Pengguna sosial media terbanyak berasal dari kalangan uisa 20-29 tahun. Bahkan tidak sedikit kita jumpai anak di bawah umur pun banyak sekali yang mengakses sosial media.

Berkembangnya teknologi ternyata membawa dampak baik kepada negara khususnya masyarakat Indonesia, saat ini melahirkan profesi pekerjaan baru yaitu Conten Creator, sebuah lapangan pekerjaan baru yang banyak peminatnya terutama di kalangan anak muda seperti pelajar dan mahasiswa hingga orang-orang para pekerja ada yang terjun menjadi seorang Content Creator. 

Content Creator sendiri merupakan sebuah kegiatan penyampaian informasi yang di sampaikan melalui sebuah gambar, video, animasi atau tulisan yang menjadi sebuah konten, kemudian di publikasikan, melihat fenomena yang ada sekarang Content Creator menjadi wadah baru dalam industri kreatif, dan bisa kita lihat banyak kreator muda yang menghasilkan karya dari bidang tersebut.

Namun, tak banyak dari para kreator muda yang menyajikan tayangan yang kurang bermanfaat, seperti contoh dengan memperlihatkan ketelanjangan di tempat umum mengabaikan privasi orang sekitar, memamerkan harta supaya penonton mengikuti gayanya yang konsumtif, bahkan berkata kasar dalam berkomunikasi atau penyampaian pesannya, dengan jumlah penonton yang banyak pula. Mereka seenaknya membuat konten tanpa melihat dampak buruk bagi sekitar, ia hanya memikirkan bagaimana kontennya bisa viral dan memikirkan keuntungan semata.

Kita terkadang menelan tayangan itu tanpa  difilter terlebih dahulu, Hal itu membuat kekhawatiran bagi sebagian masyarakat terutama orang tua, yang lebih mengkhawatirkan apabila konten itu di akses oleh anak--anak atau para remaja. Karena dampak dari mengonsumsi hal negatif akan melahirkan kepribadian yang buruk, selain lingkungan dan didikan, faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang di zaman sekarang pun bertambah, yaitu di tentukan juga oleh apa yang ia dengar dan ia lihat. 

Melihat fakta yang di alami di lingkungan penulis anak--anak sekarang dengan mudahnya berkata kasar dan kurangnya sopan santun, bahkan beberapa waktu lalu sempat viral di sosial media, ada berita anak SD sudah bisa membuat surat yang isinya sangat vulgar, sungguh mengejutkan, isi pesannya tidak mencerminkan anak yang masih duduk di sekolah dasar. bisa kita ambil kesimpulan, bahwa informasi yang salah akan menghasilkan pemikiran yang salah, pemahaman yang salah, kecenderungan yang salah, dan pada akhirnya aktivitas yang salah, namun bila informasi yang benar cukup banyak didapatkan, maka itu jelas-jelas akan mempengaruhi cara berpikir manusia, yang akhirnya akan mengubah caranya dalam melakukan aktivitas.

Melihat fenomena ini sudah seharusnya kita selektif dalam tontonan yang kita konsumsi, kita tidak bisa menghentikan deras informasi dan tayangan yang masuk, pemerintah selaku otoritas belum efektif dalam memblokir sepenuhnya tayangan yang kurang baik seperti contoh pornografi. Mantan Menkominfo Johnny G. Plate mengindikasikan negara sudah mencoba semaksimal mungkin melakukan pemblokiran terhadap situs-situs porno lewat para operator penyedia layanan internet. Namun, apabila masih banyak pengguna yang menggunakan VPN (Virtual Private Network) untuk menembus akses, pemerintah tak bisa apa-apa. 

Menerima kenyataan bahwa diri ini tak selalu mampu melawan sistem yang ada sebenarnya sudah disampaikan Johnny pada 2020. Saat itu ia menyebut, pemblokiran akses situs porno via VPN hanya bisa dilakukan apabila pengelola situs bisa diajak bekerjasama, "Tapi, mana ada perusahaan porno begitu mau cabut [akses VPN]. Itu barang dagangannya dia kok. Karenanya yang bisa kita cegah dari sisi kita yaitu edukasi dan literasi, tentu perlu juga secara teknologi tapi ada yang bisa, ada yang enggak bisa," kata dia, dilansir dari Okezone. Harapan pemerintah agar situs pornografi tidak bisa diakses meski melalui VPN dianggap pengamat teknologi Kun Arief Cahyantoro cukup sulit mengingat kepentingan bisnis yang ada.

Karna kita terikat dengan sistem liberal barat yang membebaskan semua indivdu berbuat sesuatu. Lihat saja orang-orang yang benci terhadap Isam, melalui propaganda media, mereka mempopulerkan musik seolah menjadi agama baru, fenomena pacaran banyak tersebar di ruang publik, sehingga membuat anak muda salah kaprah dalam memaknai cinta yang sebenarnya, atau bagaimana mereka memoles homoseksual sehingga seolah itu hal biasa, ide ide mereka penuh keburukan namun mereka sangat serius memperindah apa yang mereka dakwahkan, mereka ber investasi dengan uang tenaga dan team yang sangat seius, di siarkan lewat media elektronik, media cetak sampai media sosial, hal ini akan terus mewabah menjadikan masyarakat terutama anak muda berpikir bahwa cara seperti itu adalah benar, cepat atau lambat, kita, keluarga kita, pasti akan terpengaruh.

Kalau hanya membatasi tontonan mungkin belum bisa memberikan perlawanan yang berarti, bukan dengan sabar menghadapi kerusakan dan kemaksiatan, lebih tepatnya kita harus terjun ke dunia media ini, memberi perlawanan dengan membuat konten positif dan memperkenalkan islam yang sempurna sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi. Aktivitas menyampaikan nilai nilai kebaikan, menyeru kepada yang ma'ruf, mengajak orang dekat kepada Allah, atau memperkenalkan agama Islam, itu semua disebut dengan Dakwah, aktivitas ini merupakan buah bentuk kepedulian kita dan rasa sayang kita kepada orang yang kita dakwahi, karna pasalnya sebaik baiknya manusia adalah bisa bermanfaat kepada orang lain dan mengajak kepada kebaikan. Allah  SWT berfirman "Dan Haruslah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari tang munkar merekalah orang orang yang beruntung" (QS Ali Imran: 104), dari ayat ini kita mendapatkan bahwa konsekuensi menjadi seorang  muslim adalah melakukan aktivitas dakwah, yaitu membuat orang kenal kepada Islam, apakah itu mempromosikan kebaikan atau mencegah kemungkaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun