Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari penggunaan kemasan plastik. Misalnya saja ketika seseorang pergi berbelanja, pasti akan menggunakan plastik untuk membungkus barang yang dibeli. Plastik banyak digunakan karena memiliki sifat yang ringan dan tahan air, selain itu plastik juga memiliki harga yang relatif murah.
Karena kelebihannya ini yang menyebabkan plastik banyak digunakan. Semakin banyak plastik digunakan maka akan semakin banyak juga sampah atau limbah plastik yang dihasilkan. Sampah-sampah tersebut sulit terurai oleh alam dan dapat berdampak pada lingkungan, salah satunya penurunan kualitas air dan tanah. Â Plastik berasal dari bahan polimer sintetis yang terbuat dari potreleum yang sulit diuraikan oleh bakteri dan mikroba.
Limbah plastik membutuhkan waktu 20 tahun sampai 500 tahun untuk terurai. Jika plastik dibakar pun akan menyebabkan masalah, Menurut tanaga (2010) plastik yang dibakar akan menghasilkan asap yang beracun seperti dioksin yang dapat memicu kanker dan gangguan saraf.
Salah satu solusi pemecahan masalah tersebut adalah dengan mengganti bahan dasar plastik yang sulit terurai (nonbiodegradable) dengan bahan yang mudah terurai di alam. Plastik ramah lingkungan adalah plastik yang dapat terurai oleh aktivitas mikroorganisme. Plastik ini biasa disebut plastik biodegradable atau bioplastik.
Bahan pengisi atau bahan yang ditambahkan dalam pembuatan plastik ramah lingkungan adalah a-selulosa. Selulosa berasal dari tumbuhan, misalnya serat daun nanas yang diperoleh dari daun-daun tanaman nenas. Komposisi pada serat nanas adalah selulosa sebanyak 68,5-71% dan hemiselulosa 18,8% serta lignin 6,04% (Eriningsih, 2009). Bahan baku lain dalam pembuatan bioplastik ini adalah limbah cair tahu.
Pengambilan serat daun nanas dilakukan pada usia tanaman berkisar antara 1 sampai 1,5 tahun. Perlu dilakukan pemilihan pada daun-daun Nanas agar mendapatkan serat daun Nanas yang kuat, halus dan lembut. Untuk mendapatkan serat tersebut, daun-daun nanas yang diambil yaitu daun yang pertumbuhannya sebagian terlindung dari sinar matahari.
Langkah-langkah pengolahan serat daun nanas yaitu:
(1) daun nanas sebanyak 1 kg disortir berdasarkan ukuran dan kemudian dibersihkan.
(2) Daun nanas dimasukkan ke dalam mesin Dekortiktor atau mesin penggilingan. Penggilingan dilakukan bertujuan untuk memisahkan antara daging daun dan serat.
(3) Setelah digiling, serat direndam dengan air selama 15 menit dan dilakukan pengerokan dengan pisau tumpul. Tujuan pengerokan adalah untuk membersihkan daging daun dari serat
(4) Setelah serat bersih, maka dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari selama 1 hari. Hal ini dilakukan agar mendapatkan serat yang kering atau serat daun nanas yang murni.
Langkah-langkah pembuatan plastik Biodegradabel atau Bioplastik yaitu:
(1) Serat daun nanas dihaluskan menyerupai serbuk dan diperoleh serbuk daun nanas sebanyak 1 gram.
(2) Limbah cairan tahu (whey) 30% dan aquadest sebanyak 100 ml dipanaskan hingga temperature 60oC.
(3) kemudian ditambahkan 1,5% kitosan, CMC (carboxymethyl cellulose) 3,5% dan 5% gliserol pada temperature 70 oC dengan kecepatan pengadukan 200 rpm selama 30 menit.
(4) Setelah larutan menjadi homogen, lalu larutan dituangkan ke atas cetakan kaca dan dikeringkan selama 48 jam dalam suhu ruangan
(5) Setelah kering maka dihasilkan bioplastik dari serat daun nanas dan limbah cair tahu. Bioplastik ini dapat terdegredasi (biodegradibilitas) selama 23 hari. Bioplastik ini dapat digunakan sebagai pengganti plastik sintetis. Dengan menggunakan bioplastik maka akan mengurangi limbah plastik sintetis yang sulit terurai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H