Dalam budidaya tanaman salah satu teknik budidaya yang paling penting adalah pemupukan. Pemupukan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan zat hara yang dibutuhkan tanaman untuk berkembang dengan baik. Jenis pupuk dibedakan menjadi pupuk anorganik (kimia) dan pupuk organik Kebanyakan petani Indonesia dalam pemupukan masih banyak menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia yang berkadar hara tinggi secara terus menerus akan menimbulkan beberapa kerugian antara lain mendorong hilangnya hara pada tanah, pencemaran lingkungan, dan kondisi alam menjadi rusak. Salah satu alternative lain dalam pemupukan yang dapat meningkatkan penyerapan unsur hara dan memperbaiki sifat fisika, biologi dan kimia tanah adalah penggunaan pupuk organik.
Untuk mendapatkan arang tempurung kelapa dilakukan dengan cara membakar tempurung kelapa tersebut. Pengarangan dapat dilakukan dengan cara pengarangan dalam tanah atau pengarangan dalam drum. Arang tempurung yang akan digunakan sebagai pupuk organik memiliki ukuran 1.22 mm. Sebelum digunakan sebagai pupuk organik, arang tempurung harus melalui proses pengomposan. Proses pengomposan akan mempermudah terurainya unsur hara yang terkandung di dalam arang tempurung kelapa. Dalam pengomposan terjadi proses perubahan dan penguraian bahan organik. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan bantuan larutan EM4. Pupuk organik dengan bahan dasar dari arang tempurung kelapa dapat dimodifikasi dari dengan bahan dasar tanaman lainnya ataupun dengan kotoran hewan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H