Mohon tunggu...
Loise Gabriele Sigarlagi
Loise Gabriele Sigarlagi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Prodi Akuakultur Universitas Airlangga

Saya bernama Loise Gabriele Sigarlagi seorang Mahasiswa baru yang gemar dengan Olahraga, Games, dan Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Maggot sebagai Media Alternatif untuk Mereduksi Biaya Pakan Ikan Nila

6 Desember 2024   17:41 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia budidaya perikanan, selain mengatur kualitas air dan menentukan tempat yang layak, perlu juga untuk mengatur pakan ikan yang efektif guna mengurangi adanya keborosan dana. Biaya pakan ikan adalah permasalahan yang termasuk cukup rumit, sekitar 50% hingga 70% dari total pengeluaran habis untuk biaya ini ( Utami, dkk. 2020). Maka dari itu, perlu adanya media pakan ikan yang mampu untuk menghemat dana dan tidak merusak lingkungan. Salah satu media alternatif pakan ikan yang diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan ini adalah maggot, Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens yang bermetamorfosis dari telur menjadi lalat dewasa yang termasuk dalam   bangsa   diptera,   suku   stratiomyidae. Larva  BSF  terdiri  dari  6  tahap  instar. Lalat ini dapat ditemukan di seluruh dunia yang wilayahnya   beriklim   tropis   dan   subtropis. Selain itu, maggot tidak termasuk hama yang dapat merugikan lingkungan sekitar. Maggot pada umumnya digunakan sebagai pengurai sampah organik yang ramah lingkungan.

Meskipun terlihat seperti makhluk yang kotor dan menjijikan, maggot memiliki kandungan gizi yang sangat baik dan kaya akan protein, lemak, serta beberapa mikronutrien penting terkhusus untuk kesehatan ikan. Berikut adalah kandungan gizi utama dalam maggot:

Protein: Maggot mengandung protein tinggi, sekitar 30--50% dari berat keringnya. Protein ini terdiri dari asam amino esensial yang dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Lemak: Kandungan lemak dalam maggot juga cukup tinggi, yaitu sekitar 20--30%. Lemak ini memberikan energi yang penting bagi ikan, serta mengandung asam lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan ikan.

Karbohidrat: Meskipun kandungannya lebih rendah dibandingkan dengan protein dan lemak, maggot juga mengandung karbohidrat yang dapat memberikan energi tambahan bagi ikan.

Kalsium dan Fosfor: Maggot mengandung kalsium dan fosfor dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pembentukan tulang dan struktur tubuh ikan.

Vitamin dan Mineral: Maggot juga mengandung berbagai vitamin (seperti vitamin B12 dan vitamin A) dan mineral yang penting untuk metabolisme ikan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Kandungan gizi ini menjadikan maggot sebagai alternatif yang sangat baik untuk pakan ikan, terutama dalam usaha untuk mengurangi ketergantungan pada pakan konvensional yang lebih mahal.

Mengkritisi pemanfaatan maggot sangat penting untuk keberlangsungan lingkungan hidup, selain dapat mengurai sampah organik. Biaya dan perawatan maggot terbilang cukup murah asal memenuhi syarat-syarat tempat tinggal yang layak. Hanya dengan menuangkan sampah organik ke wadah yang telah diberi maggot, mereka akan melahap sampah organik tersebut sampai hanya tertinggal kerangkanya saja, bahkan dalam beberapa kasus lenyap tak bersisa. Dengan ini, tidak perlu khawatir tentang biaya perawatan yang cukup besar karena maggot ini cukup mudah untuk dirawat.

Pertama-tama cara merawat maggot adalah dengan menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, lalu berikutnya buat kendang dengan ukuran 3 x 2 meter yang dapat menampung puluhan ribu larva, selanjutnya pilih tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung karena maggot cenderung mencari tempat yang teduh dan menghindari cahaya matahari, lalu siapkan pakan yaitu sampah organik yang terdiri dari sisa dapur, sayur, buah, kotoran ternak, dan ampas tahu, selanjutnya jaga kebersihan kendang dan kelembaban kendang agar maggot tetap terjaga, dalam 25 hari maggot dapat dipanen dan jangan lupa untuk menyisakan maggot agar tetap berkembang biak.

Pemanfaatan maggot ini telah dilakukan oleh banyak peneliti, seperti Bibin, dkk.  (2021) yang memanfaatkan maggot sebagai pakan ikan di desa Carawali, lalu Nurhayati, dkk. (2022)  yang memanfaatkan maggot menjadi pakan ikan dan ternak di desa Balungbendo Sidoarjo, dan Dewi, R., & Sylvia, N. (2022) yang menggunakan maggot sebagai upaya untuk menekan biaya pakan pada Petani budidaya Ikan air tawar.. Beberapa penelitian di atas membuktikan bahwa maggot memang benar-benar dapat dijadikan media alternatif untuk pakan ikan yang efektif dan ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun