Mohon tunggu...
Capres 2024
Capres 2024 Mohon Tunggu... Operator - Mantap!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mantap.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Deddy Corbuzier, Dalai Lama dan Kompasianer Tua

14 April 2023   20:18 Diperbarui: 14 April 2023   20:42 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: voaindonesia.com

Deddy Corbuzier dinilai sesat pikir ketika menanggapi kasus Dalai Lama yang viral belakangan ini.

Bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla.

Begitu kata Deddy Corbuzier dan dianggap sesat pikir oleh seorang Kompasianer Tua.

Siapa dia?

Kompasianer Tua itu?

Inisial namanya FT.

Malas menyebut dengan lengkap nama Kompasianer Tua itu...wkwkwkwkwk.

Ngemeng-ngemeng soal Kompasianer Tua atau mereka yang telah lama menulis di Kompasiana, tapi sepertinya saat ini nyaris sudah tidak ada lagi menimbulkan cukup banyak pertanyaan. 

Ke mana gerangan mereka pergi? 

Mengapa mereka menghilang?

Apakah mereka malas melihat Admin Kompasiana yang sekarang?

Apa salahnya Admin?

Mungkin masih banyak pertanyaan lainnya tentang Kompasianer Tua atau Kompasianer lama yang sudah banyak menghilang atau tidak menulis lagi.

Peb dan Susy pun menghilang.

Pak Tjip juga.

Masih banyak yang lainnya.

Ada apa sebenarnya sehingga mereka jadi malas menulis lagi di Kompasiana?

Aaaaah...resah dan gelisah.

Kembali bahas Deddy Corbuzier yang dinilai sesat pikir oleh Kompasianer Tua dengan inisial FT tadi.

Etnosentrisme, begitu secara garis besarnya alasan FT menilai Deddy telah melakukan sesat pikir.

Untuk lebih jelasnya sila baca artikel Kompasianer Tua tadi di sini.

Diduga kuat sudah cukup banyak pihak yang menilai Deddy sering lebay.

Dulu penulis masih sering mengikuti pembicaraan di Podcast Deddy tapi semakin lama semakin malas saja.

Mengapa?

Antara lain karena cenderung lebay tadi.

Whoaaaah...ngantuk.

Senang cari sensasi, termasuk ketika membahas tentang kasus Dalai Lama yang viral belakangan ini.

Sekarang penulis lebih suka mengikuti Vindes (Vincen dan Desta).

Mungkin ada yang tidak setuju jika podcast Deddy Corbuzier dianggap lebay dan senang cari sensasi.

Tak mengapa.

Berarti ada perbedaan pendapat.

Indonesia adalah negara demokrasi.

Boleh berbeda pendapat.

Sebagai penutup, Kompasianer Tua itu tahu atau tidak podcast Deddy Corbuzier sering lebay atau senang cari sensasi?

Jangan-jangan tidak tahu.

Halooooo...Kompasianer Tua.

Masih betah nonton di Youtube?

Wkwkwkwkwk.

***

Sandiaga Uno

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun