Mohon tunggu...
LOGI SUHANDI
LOGI SUHANDI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penyakit Karet Lengkap dan Pengendalianya

21 Juni 2014   03:14 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 3266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Kanker bercak
Penyebab penyakit ini ialah jamur phytopthora palmivora. Jamur ini mempunyai bennag benang warna putih yang tidak jelas bila dilihat dengan kasat mata. Kerusakan karna penyakit kanker bercak ialah kerusakan pada kulit luar bidang sadap atau kulit percabangan sehingga tanaman akan tumbuh tidak normal dan akirnya mati. Serangan banyak terjadi di daerah yang kelembapanya tinggi dan beriklim basah. Penyebaran spora bisa lewat angin, arus air, percikan air, dan vektor.
Gejala penyakit ini ika di lihat dari awal sulit untuk terdeteksi langsung, karena serangan di mulai dari bawah kulit. Bila kulit atau cabang di kerok akan terlihat berwarna coklat kemerahan atau berbau busuk. Bagian batang yang terserang biasanya pecah dan mengeluarkan latek, dan akan di kerumuni serangga penggerek batang.
Pengendalianya:
a. Penanaman tahan penyakit sperti GT 1
b. Jarak tanam datur sesuai daerah dan anjuran.
c. Sanistasi
d. Kulit yang membusuk di potong sampai ke bagian yang sehat.

c. Penyakit Busuk Pangkal Batang.
Penyebab penyakit ini adalah cendawan Botrydiplodia theobromae.
Buah badan yang spesifik dapat menghasilkan spora yang banyakdalam kulit batang yang terserangpenularan biasanya terjadioleh angin dan air hujan. Umumnya tanaman yang terserang adalah tanaman muda yang baru akan disadap. Dari hasil penelitian di peroleh bahwa serangan pada tanaman yang berumur 3 tahun adalah 30 %. Tanaman yang berumur 4 tahun 66 %. Tetapi tanamn yang sudah berumur 5 tahun keatas cendrung tidak terserang. Serangan penyakit ini dimulai setelah musim kemarau panjang, tanamn kekurangan air, kondisi tanaman kurang sehat, atau luka karena terkena alat pertanian. Kelembapan tinggi akibat hujan dan suhu udarayang rendah akan memacu perkembangan spora cendawan ini.
Gejala awal sulit di ketahui, dibutuhkan kecermatan. Pada “kaki gajah” tampak kulitnya kering dah pecah pecah sedangkan kayu bagian atas masih baik dan utuh. Lambat laun bagian kulit menjadi hitam dan bagian kayu akan rusak, akirnya kerusakan menjalar ke bagian atas di ikuti rusaknya bagian kayu. Akirnya tanaman mudah patah karena tidak mampu menahan tajuk.
Pengendalian penyakit ini ada banyak hal, antara lain:
a. Pemberian pungisida harus tepat terutama padatanamn yang tingkat seranganya di bawah tahapan kerusakan lanjut.
b. Pemupukan diberi pada dosis dan waktu yang tepat.
c. Tanaman yang sakit harus segerak di musnahkan dan di ganti denan tanamn yang baru.

3. Penyakit bidang sadap
a. Kanker garis
Penyebab penyakit ini di sebabkan oleh cendawan phytophthora palmivora. Yang juga penyebab kanker bercak. penyakit ini mengakibatkan kerusakan berupa benjolan benjolan atau cekungan cekungan pada bidang sadap lama sehingga untuk penyadapan kulit berikutnya sulit untuk dilakukan. Kanker garis sering dijumpai pada pada kebun-kebun yang tingkat kelembapanya tinggi, kebung yang beriklm basah, terutama bidang sadap terlalu dekat dengan tanah. Penyebaran penyakit ini melalui spora yang terbawa oleh angin, hujan, percikan air, pada pohon yang bidang sadap rendah mudah tertular penyakit ini.
Gejala penyakit ini adalah awal terserang ditandai dengan adanya selaput tipis warna putih dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap akan tampak garis garis tampak berwarna coklat atau kehitaman. Garis ini akan berkembang dan berpadu satu sama lain yang membentuk jalur hitam dan tampak seperti retakan pada kulit pulihan.
Terkadang di bawah kulit pulihan terdapat gumpalan lateks akibat dari pecahnya kulit. Dari bagian ini akan keluar lateks yang berwarna coklat dan berbau busuk. Busuknya bidang sadap akan mengakibatkan menghambat pemulihan kulit.
Pengendalian penyakit
1. Menanam varietas tahan penyakit, seperti: PR 300 dan PR 303. Tidak dianjurkan menggunakan bibit PR 107, PR 261, LBC 1320, atau WR 101 untuk di daerah beriklim basah. Karena ini mudah terserang penyakit.
2. Jarak tanamn di sesuaikan dengan keadaan dan anjuran.
3. Sanistasi
4. Pemupukan sesuai dosis
5. Penyadapan jangan terlalu dalam.
6. Hindari penyadapan dekat dengan tanah.
7. Pengendalian dengan fungisida.
8. Bila ada bagian yang membusuk koreklah bagian tersebut dan dilumasi dengan pungisida.
9. Sebelum penyadapan, dianjurkan untuk melumasi pisau dengan Difolatan 4 F sebanyak 1%.
b. Mouldy rot.
Penyebab adalah cendawan Ceratocystis fimbriata, jamur ini membentuk benang hifa yangmembentuk lapisan yang berwarna kelabu. Pada bagian yang terserang. Spora banyak dihasilkan oleh bagian tanamn yang sakit dan dapat bertahan hidup dalam keadaan kering. Mouldy menyababkan luka luka pada bidang sadap sehingga pemulihan kulit terganggu, akibatnya bidang sadap bergelombang dan sulit penyadapan berikutnya. Bahkan adakalanya bidang sadap akan rusak sama sekali sehingga tidak bisa di sadap lagi. Serangan mouldy rot biasanya pada saat musim penghujan dan daerah daerah berkelembapan tinggi, beriklim basah, dan bisadng sadap dekat dengan permukaan tanah.
Penularan penyakit ini melalui spora yang di terbangkan oleh angin, air hujan, dan bisa melalui pisau bidang sadap pada saat penyadapan pohon yang sakit. Penyebaran lewat angin bisa melewati jarak yang jauh, karna spora bisa di sebarkan oleh angin.
Gejala penyakit ini adalah mula mula tampak selaput tipis berwarna putih pada alur bidang sadap. Selaput ini kemudian berkembang membentuk lapisan seperti beledu berwarna kelabusejajar dengan alur sadap. Bila lapisan kelabu ini di kerok akan tampak bintik bintik berwarna coklat atau hitam. Serangan ini akan meluas sampai ke kambium bahkan masuk sampai ke dalam kayu. Jika bagian yang sakit tampak membusuk akan berwarna hitam kecoklatan maka serangan sudah parah, bekas serangan akan memebentuk kecungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap.
Pengendalian penyakit ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan bibit tahan penyakit
2. Pengaturan jarak tanam
3. Sanistasi
4. Pemupukan yang sesuai anjuran
5. Penyadapan jangan terlalu dalam dan sering.
6. Tanaman yang sakit harus di kendalikan.
7. Setiap kali penyadapan, pisau sebelum penyadapan harus di celupkan ke difolatan 4F 1% dan 80 W 1 %.

c. Brown bast.
Penyebab penyakit ini disebabkan oleh karena penyadapan yang selalu sering apalagi penyadapan yang di ransang lateks. Tanaman yang tumbuhnya subur, yang berasal drai biji, dan tanaman yang masih membentuk daun baru tanaman yang seperti ini yang saring terserang.
Penyakit ini berbahaya bagi pertumbuhan karetkarena menurunkan produksi lateks yang cukup berarti. Alur sadap bisa menjadi kering sehingga lateks tidak bisa mengalir. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian bagi tanaman karet dan juga tidak menular.
Gejala peyakit brown bast gejala awal ditandai dengan tidak mengalir lateks dari sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian seluruh sadap menjadi kering dan tidak mengeluarkan lateks. Bagian yang kering berubah warna menjadi coklat karena bagian ini berbentuk gum (blendok). Kulit tampak pecah pecah, dan pada batang terjadi pembengkakan atau tonjolan.
Pengendalian penyakit ini adalah sebagai berikut:
1. Penyadapan jangan terlalu sering dan peragsang lateks.
2. Jika karet sudah banyak yang menurut air lateksnya karena sudah terkena penyakit ini, usahakan kurangi penyadapan dan cpt pengendalian. Dan atau diistirahatkan sampai sembuh.

4. Penyakit daun.
a. Penyakit embun tepung
Penyakit embun tepung adalah jamur Oidium haveae sehingga penyakit ini disebut Oidium. Jamur ini memiliki benang benang berwarna putihyang merupakan tempat menghasilkan spora. Sporanya seperti tepung halus mudah diterbangkan oleh angin dan mudah tercuci di atas permukaan daun oleh air hujan. Penyakit ini sangat merugikan bagi pertanian karet karena daun muda berguguran. Akibatnya pertumbuhan tanaman akan terhambat, produksi lateks menurun, dan produksi biji merosot. Serangan paling hebat akan terjadi bila cuaca kering diselingi hujan yang singkat di malam hariatau di pagi hari pada saat tanaman sedang membentuk daun daun muda. Serangan akan lebih besar terjadi di kebun pada ketinggian 300 m dari permukaan laut. Penularan penyakit ini memalui spora yang diterbangkan oleh angib atau embun, dapat mencapai jarak yang jauh.
Gejala penyakit ini adalah daun muda berwarna hitam, lemas, keriput, dan seperti lendir. Di bawah permukaan daun terdapat bercak bercak bundar berwarna putih seperti tepung halus yang terjadi dari benang benang hifa dan spora jamur.pada serangan lanjut daun dan tangkai akan gugur. Helaian daun yang tua bercak kuning, tetapi hanya beberapa helai gugur. Serangan pada bunga menyebabkan bunga gugur.
Pengendalian penyakit ini adalah
1. Menanam varietas yang tahan terhadap penyakit.
2. Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk N dengan dosis tinggi. Sebaiknya 2 kali dosis anjuran pada saat daun daun baru mulai terbentuk.
3. Klon yang peka di okulasi dengan tanaman yang tahan penyakit.
4. Pemberian serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu, dilakukan pada saat 10 % pohon tersebut membentuk daun baru dan mulai terserang penyakit embun tepung.

b. Penyakit colletotrichum
Penyebab penyakit ini adalah cendawan colletotrichum gloeosporides. Spora banyak dihasilkan pada bercak bercak-bercak daun. Dalam cuaca lembab atau hujan. Benang benang hifa kurang jelas jika dilihat dengan kasat mata. Cendawan ini mengakibatkan daun tanaman karet gugur sehingga pertumbuhan tanaman cendrung terhambat. Serangan penyakit sering terjadi saat tanaman masih berbentuk daun muda pada musim hujan. Dan juga tanaman yang di daerah tinggi dan curah hujan yang tinggi seranganya sangat hebat. Penularan penyakit ini melalui spora yang di terbangkan oleh angin atau hujan. Penyebaran spora biasanya pada malam hari, pada cuaca lembab dan pada saat hujan.
Gejala penyakit ini adalah daun muda tampak lemas berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan menggulung, dan akirnya gugur. Daun tua tampak bercak bercak coklat atau hitam kemudian menjadi lubang, mengeriput dan sebagian ujungnya mati. Pucuk, ranting, dan buah gejalanya seperti pada daun.

Pengendalian penyakit ini adalah
1. Penanaman tanaman yang tahan penyakit
2. Pemberian pupuk yang ekstra,
3. Pengokulasian dengan tanaman yang tahan.
4. Daun digugurkan lebih awal dengan penyemprotan dengan asam kakodilik.
5. Penggunaan fungisida.
c. Penyakit Phytophtora
Gejala
Gejala awal tampak pada buah yang berwarna hitam dan membusuk. Daun buah, serangan akan menular hingga ke daun tangkainya sehingga dalam beberapa minggu kemudian daun dan tangkain gugur.
Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora.
Pengendalian
a. Klon yaang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1 atau PR 107.
b. Perlindungan tanaman dari seranga cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora. Dilakukan penyemprotan dengan fungisida.
d. Penyakit Corynespora
Gejala
Daun muda tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya mati serta menggulung. Daun tua juga tampak berbercak hitam dan menyirip, tetapi lebih jelas.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Corynespora cassiicola.
Pengendalian
a. Klon yang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PPn 2058, PPN 2444, PPN 2447, dan lain-lain.
b. Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk.
c. Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan klon yang tahan untuk mendapatkan klon baru yang lebih tahan terhadap penyakit ini.
d. Penyakit ini bisa ditekan penyebabnya dengan bahan kimia Mankozeb dan Tridemorf untuk tanamanyang belum menghasilkan.

e. Penyakit Helminthosporium
Gejala
Mula-mula daun muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur. Daun yang dewasa berbinti-bintik cokelat lambat laun membesar dan berbentuk bundar.Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium hevea.
Pengendalian
a. Persemaian atau pembibitan dibuat ditanah yang subur dan tidak berpasir agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
b. Persemaian diberi naungan agar penyinaran langsung dapat di cegah.
c. Pemupukan harus dengan dosis yang tepat, tidak terlalu banyak nitrogen.
d. Tanaman harus dilindungi dengan fungisida Dithane M-45 0,25 atau Daconil 0,2%.fungisida harus diberikan sebyak empat kali dengan selang seminggu dimulai daun-daun baru terbentuk.

BAB. IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penyakit karet ada bermacam macam cara penyerangan dan pengendalian ada penyakit tanaman yang bisa mematikan tanaman dan ada yang tidak mematikan tetapi walaupun tidak mematikan tanaman juga sangat merugikan karena yang namanya penyakit tidak ada yang menguntungkan bagi tanaman dan petani karet itu sendiri. Dan cara pengendalian juga ada yang sama dari beberapa penyakit dan ada yang berbeda, untuk pengendalian kebanyakan kita mengendalikan yaitu dengan teknologi PHT ( Pengendalian Hama Terpadu).

B. Saran
Untuk setiap usaha pertanian karet kita harus cekatan dalam mengendalikan penyakitnya, karena penyakit ini ada yang tidak terlihat oleh mata kita sendiri tiba tiba sudah tidak mengeluarkan lateks dan tiba tiba mati. Maka dari pengendalian harus dengan pengarahan penyuluh dan banyak baca refrensi untuk mengetahui bagaimana pengenalan penyakit dan mengendalikanya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Setiawan, ir. Didit Heru & Andoko, drs. Agustus, Petunjuk Lengkap Budidaya Karet, Agromedia. Jakarta. 2008.
2. Abednego JG, Pengolahan Karet Crepa, Bogor Balai Penelitian Perkebunan, 1989.
3. Tim penulis , Penduan Lengkap Karet., penebar swadaya, anggota ikapi, 2011.
4. Untung, Oni. Peremajaan Karet Ala Goodyear, Trubus 324, 1996.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun