Mohon tunggu...
LOGI SUHANDI
LOGI SUHANDI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penyakit Karet Lengkap dan Pengendalianya

21 Juni 2014   03:14 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 3266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ketinggi Tempat

Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet (Nazaruddin dan F.B. Paimin. 1998.).

Angin
Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Angin yang kencang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman karet yang berasal dari klon-klon tertentu dalam berbagai jenis tanah, baik pada tanah latosol, podsolik merah kuning, vulkanis bahkan pada tanah gambut sekalipun (Maryadi. 2005).
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet Untuk lahan kering/darat tidak susah dalam mensiasati penanaman karet, akan tetapi untuk lahan lebak perlu adanya trik-trik khusus untuk mensiasati hal tersebut. Trik-trik tersebut antara lain dengan pembuatan petak-petak guludan tanam, jarak tanam dalam barisan agar lebih diperapat. Metode ini dipakai berguna untuk memecah terpaan angin (Deptan. 2006.).

Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya (Aidi dan Daslin, 1995).
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur,btekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 – pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
 Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
 Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
 Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
 Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
 Reaksi tanah dengan pH 4,5 – pH 6,5
 Kemiringan tanah < 16% dan
 Permukaan air tanah < 100 cm

2.2 Pemeliharaan Tanaman Karet
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman (Deptan, 2006).

Pengendalian Gulma
Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang alang,Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik (Maryadi, 2005).

Program Pemupukan
Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl. Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk RP sebanyak 200 kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun ke-2 (TBM-2) apabila pertumbuhannya kurang baik (Nazaruddin dan Paimin, 1998)
BAB. III PEMBAHASAN
A. Penyakit Pada Tanaman Karet
Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit pada tanaman karet umumnya lebih besar dibandingkan dengan serangan hama. Selain karena kerusakan akibat serangan penyakit, kerugian lain ialah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulanginya. Maka dari itu upaya pencegahan harus di perhatikan penuh serta pengamatan dini secara terus menerus sangat penting. Penyakit pada tanaman karet dengan kerugian besar disebabkan oleh cendawan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus tidak begitu besar. Penyakit tanaman karet menyerang dari wilayah akar, batang, bidang sadap, hingga daun.
1. Penyakit yang menyerang akar
a. Penyakit akar putih
Disebut penyakit akar putih karena di akar tanaman yang terserang terlihat miselia jamur berbentuk benang berwarna putih dan menempel kuat dan sulit dilepas. Akar tanaman yang terinfeksi akan menjadi lunak, membusuk, dan berwarna coklat.
Penyebab penyakit akar putih adalah cendawan (rigidoporus lignosus) yang membentuk badan buah seperti topi di akar, pangkal batang, dan tunggul tanaman.badan buah cendawan ini berwarna jingga kekuningan dengan lubang lubang kecil di bagian bawah tempat spora. Jika badan buah kering akan berwarna coklat.
Gejala penyakit akar putih ini adalah
a. daun daun tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat ke dalam. Daun daun ini akan gugur dan rantingnya mati.
b. Tanaman yang terserang membentuk daun daun muda, bungan dan buah lebih awal.
c. Pada akar tampak benang benang jamur putih dan agak tebal.
Penyakit akar putih merupakan jenis penyakit yang berbahaya bagi perkebunan karet. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian pada tanaman dengan intensitas yang sangat tinggi. Serangan sering di jumpai pada tanaman karet yang berumur 2-4 tahun.tanah bertekstur tanah gembur dan berpasir yang paling banyak menyerang ditemui pada perkebunan karet.
Pengendalian penyakit akar putih ini ialah:
1. Penyingiran dan pembakaran sisa sisa tunggul tanaman lama di areal perkebunan.
2. Menanam tanaman penutup (cover croop) terutama kacang kacangan. Tanaman ini membantu mempercepat penguraian akar akar tanaman yang tersisa.
3. Menanam bibit karet yang bebas bibit penyakit akar putih.
4. Membenamkan belerang untuk melindungi tanaman baru jika ditanam pada lahan bekas perkebunan karet.
5. Jangan menanam ubi jalar dan ubi kayu di sela tanaman karet karena tanaman ini sebagai inang penyakit tanaman putih.
6. Membongkar tanaman sakit yang sudah parah. Dan di bekas galian harus di bubuhi belerang sebanyak 200 gram.

b. Penyakit akar merah
Penyebab penyakit akar merah adalah ganoderma pseudoperrum.bentuk badan buah jamur berbentuk topidan tersusun pada pangkal batang tanaman.permukaan badan atas berwarna merah coklat, dan permukaan bawahnya berwarna putih kelabupenuh lubang keciltempat spora. Badan buahnya mengeras dan pengeriput.
Gejala penyakit ini adalah warna daun berubah menjadi hijau pucat suram, kemudian menguning dan akirnya gugur. Perakaranya di liputi benang benang jamur berwarna merah muda sampai merah tua. Dalam keadaan kering micelia jamur berubah warna menjadi putih, jika di basahi akan kembali berwarna merah. Micellia jamur jamur ini sangat menempel erat pada akar dan mengikat tanah sehingga membentuk semacam kerak. Akar tanaman yang sakit akan membusuk dan berwarna jingga kehitaman. Bila ditekan akan mengeluarkan cairan.
Penyakit akar merah merupakan penyakit berbahaya pada tanaman karet. Penyakit ini sering dijumpai pada tanaman yang dewasa dan tua. Seranganya sangat lambat sehingga gejalanya baru nampak setelah tanaman terinfeksi lama dan akan mengalami kematian setelah 5 tahun terserang jamur ini. Penularanya penyakit ini umumnya dengan cara persinggungan akar yang sakit dan sehat. Tetapi bisa juga dengan cara diterbangkan angin.
Pengendalian:
Pengendalian penyakit ini sama dengan pengendalian penyakit akar putih yaitu:
1. Pemeriksaan dilakukan selama 6 atau 12 bulan sekali terutama untuk tanaman yang berumur di bawah 5 tahun.
2. Pengendalian harus segera dilakukan bila terjadi pucat atau kuning dan akiar terdapat micellia merah.
3. Tanaman yang sudah di kendalikan penyakitnya haruslah di perinksa lagi untuk memastikan penyakit benar benar terkendalikan.

c. Penyakit akar lain
a. Penyakit akar coklat (phellinus noxius)
b. Penyakit leher akar (Ustulina maxima)
c. Penyakit akar kerbau ( sphaerostilbe repens)
Untuk serangan penyakit ini tidak sampai mematikan Cuma hanya saja tanaman terganggu dalam pertumbuhanya.
Pengendalian penyakit ini
1. Pengendalian dengan pungisida.
2. Penyakit yang menyerang batang
a. Jamur upas
Penyebab penyakit ini ialah jamur upasia salmonicolor. Jamur ini memiliki empat tingkatan perkembangan. Mula-mula terbentuk lapisan jamur tipis dan berwarna putih pada permukaan kulit (tingkat sarang laba laba) kemudian jamur ini membentuk sekumpulan benang jamur (tingkat bongkol). Pada perkembangan selanjutnya membentuk lapisan kerak berwarna merah muda ( tingkat kortisium), pada tingkatan ini jamur sudah masuk dalam lapisan kayu. Akhirnya jamur membentuk lapisan tebal berwarna merah tua (tingkat nekator).
Penyakit jamur upas menyerang percabangan atau batang tanaman sehingga mengakibatkancabang dan tajuk mudah patah atau mati. Seranganya sering di jumpai pada tanaman muda antara 3-7 tahun. Kebun di daerah kelembabanya yang tinggi dan memiliki curah hujan yang tinggi yang mudah terserang penyakit jamur upas. Penularan penyakit ini ialah dengan cara penyebaran angin. Jamur upas sangat banyak memproduksi spora pada lapisan kerak berwarna merah lapiran tebal berwarna merar tuapada kulit yang terserang. Bila bagian itu diketok akan mengeluarkan spora yang bertaburan.

Gejala penyakit ini adalah pada pangkal atau bagian atas percabangan tampak benang benang berwarna putih sutera. sekumpulan benang ini membentuk lapisan kerak berwarna merah yang akirnya berubah menjadi lapisan tebal berwarna merah tua. Bagian tanaman yang terserang akan mengeluarkan cairan lateks berwarna coklat kehitaman yang keluar seperti terluka. Jika di biarkan tanaman yang terserang akan membusuk dan berubah menjadi kehitaman, mengering, dan terkelupas. Bagian kayu bawah kulit menjadi rusak dan menghitam. Jika terjadi serangan pada percabangan tanaman akan mati dan mudah patah jika terkena angin.

Pengendalian penyakit:
1. Penanaman tanaman yang tahan terhadap penyakit jamur upas, seperti; GT 1, PR 255, PR 300, PR 107.
2. Penanaman sesuai anjuran dan sesuai keadaan di daerah tersebut.
3. Pengendalian dilakukan secepat mungkin saat tingkat sarang laba laba.
4. Tanaman yang sudah mati haru segera di musnahkan dan tunggul di taburi pungisida.
5. Jika percabangan sudah terkena, maka kulit harus di kupas dan dilumuri pungisida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun