Penonton pertama yaitu ERP, berusia 25 tahun, seorang alumni Prodi Tekno Biologi 2020, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dalam pemahamannya, film ini merupakan satir bahwa tidak hanya yang minoritas saja, yang mayoritas sebetulnya juga belum tentu untuk mampu melakukan kehendaknya sebebas mungkin. Pemaknaan judul jika di terjemahkan ke Bahasa Indonesia adalah "Babi Buta Ingin Terbang". Menurut ER "Babi Buta" mengarah pada kaum minoritas, sedangkan "Ingin Terbang" bermaksud kaum minoritas ini ingin mendapatkan kebebasan.
Penonton Kedua yaitu FEW, berusia 21 tahun yang merupakan seorang pekerja. Mendapat pemaknaan film dari sebuah scene film, Ketika seekor babi yang diikat memberontak seperti babi yang ingin bebas ke alam yang luas dan akhirnya dilepas di akhir film. Menurut FEW scene tersebut bermaksud pada kaum tionghoa yang pada masa itu ingin bebas . percuma perjuangan pahlawan Indonesia yang sudah mempertaruhkan nyawa untuk menjunjung semboyan Bhinekka Tunggal Ika jika Bangsa Indonesia masih saling mendiskriminasi etnis.
Penonton Ketiga yaitu MZI, berusia 20 tahun, seorang mahasiswa prodi Hukum, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Babi Buta yang Ingin Terbang adalah seluruh penggalan cerita tersebut. Film ini mengisahkah pengalaman-pengalaman penuh cobaan tentang kehidupan komunitas minoritas yang hingga kini mungkin masih belum juga terpenuhi harapannya.
Daftar Pustaka
Astuti, R. A. V. N. P. (2022). Buku Ajar: Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H