Langsung ke Hotel Mandiri aja, sana dekat bandara, jawabku.
Kekapalku  aja ya, ini masih lama kok, tawarnya.
Ah, maunya sih menolak saja, tapi aku tahu sekali jiwa adikku yang satu ini, tidak boleh menolak ajakannya, toh tidak ada yang dirugikan. Okelah, ayo berangkat. Langit sore sudah tampak redup, perjalanan ke ujung utara kota surabaya terasa nyaman sekali. Adikku berhenti di sebuah ruko milik temannya, Ia menurunkan barangku dan menitipkannya di ruko itu. Katanya sih, barang barang itu tidak boleh masuk ke ARMATIM. Kalau sudah masuk, tidak bisa dibawa keluar, itu prosedur militer. Perjalanan aku lanjutkan, sampailah ke tempat tujuan. Setelah memarkir motor, adikku langsung naik ke kapal perangnya, aku hanya membuntuti, tak berani rasanya terlalu jauh berpisah dengannya, apalagi didaerah seperti itu. Semua orang berseragam.
Jam 7 selepas maghrib, aku langsung keluar kapal, tak tahan aku didalam kapal perang itu, apalagi sesaat sebelum sampai ke sana, sebuah insiden kecil terjadi. AC kapal meledak, seorang tentara pingsan, ruangan menjadi pengap dan panas.
Motor, langsung melaju dengan kecepatan tinggi, membelah kota yang tampak sepi. Angin mulai terasa dingin, kukira ini hanya karena sudah malam saja, tapi ternyata hujan lebat turun sangat deras. Adikku melaju semakin cepat, membelah jutaan pagar air didepan kami. Bajuku basah, Celana, sepatuku juga basah, sementara laptop di tas punggungku masih aman, gara gara tasnya aku selimuti jaket.
Ah, tak kuat rasanya untuk memacu diri dalam kondisi hujan begini. Adikku berbelok masuk kampung dan memarkir motornya di sebuah bengkel, bengkel ini adalah bengkel kenalannya. Masuk mas, ada sosok tua yang mempersilahkan kami masuk. Sebelum masuk, kusempatkan memeras ujung celanaku. Woww, benar benar basah ternyata. Â Adik menelpon temannya dan 30 menit kemudian, seorang berkulit putih dan bermata sipit datang. Membawa kijang dan barang yang aku titip di rukonya. Selanjutnya, aku diantar ke bandara dengan mobil ini. ALhamdulillah, jam 8 tepat, aku sudah tiba di bandara.
Adikku dan temannya aku suruh langsung balik ke surabaya, biar aku menunggu teman teman yang lain di sini. Sesuai perjanjian, jam 9 teman teman akan datang. Aku masih punya waktu 1 jam, kupakai untuk  memeras ujung baju dan celanaku, agar tidak terlalu terasa basa.
Jam 9, orang yang ditunggu tunggu belum juga datang, baru jam 9.30 mereka berdatangan. Ya, aku langsung membawa teman teman untuk Check In. Biar ada kesempatan istirahat di dalam sana. Akhirnya, pukul 00 kurang 15 menit, aku sudah masuk pesawat. Inilah pesawat yang akan membawaku terbang jauh ke formosa. Baru sadar diriku kalau baju dan celana masih basah. Perutku terasa sudah ndak nyaman, walau baju di bungkus jaket, tetap saja terasa dingin, kaos dalamku basah!. Ah, kuambil saja bantal dan selimut, kupaksa diriku tertidur.
Ya Allah, pause kan lah hidupku sementara waktu, aku tidak tahan dalam kondisi begini.
5 Jam sudah!, Pesawat terbang rendah dan mendarat dengan mulus di bandara taoyuan. ALhamdulillah, Allah memberiku kesempatan untuk tertidur, melupakan dinginnya pakaianku. Alhamdulillah aku telah tiba dengan selamat dan tidak ada satupun teman teman yang tahu, kalau bajuku ternyata basah, celana dan kaos kaki juga basah.
Terimakasih Ya Allah, aku telah tiba.