Mohon tunggu...
Lalu Muhamad Jaelani
Lalu Muhamad Jaelani Mohon Tunggu... -

Pemuda desa yang mengais rezeki di surabaya dan menimba ilmu di negeri naga kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersabar, Kekuatan Tersembunyiku (3-habis)

12 April 2010   15:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:50 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rabbana hablana minazwajina wa zurriyyiatina qurataayun waja’alna lil muttaqima imama.

Tak ingin mengulang berbagai peristiwa buruk selama perjalanan. Kumanfaatkan waktu menunggu dikereta ini untuk menyusun rencana. Apa yang harus kulakukan sesampai di Surabaya. Dimana aku harus beristirahat sembari menunggu jadwal terbang jam 12 malam nanti. Masih ada lebih dari 6 jam lagi.

Ku telpon seorang sahabatku di surabaya, memastikan keberadannya di kantor. Tapi ternyata ia tidak sedang disana, padahal aku rencannya ingin mampir dan istirahat ditempatnya. Ya sudah, sesampai di gubeng nanti aku langsung naik taxi, masuk hotel dekat bandara, menunggu beberapa lama dan kemudian baru ke bandara. Ah. Ini rencananya yang paling realistis bagiku.

Tak terasa, sudah 6 jam aku duduk di dalam kereta ini, perlahan kereta memasuki Stasiun yang aku tuju. Alhamdulillah, akhirnya aku sampai di surabaya. langsung saja ku titipkan Koper dan Tas ku di tempat penitipan barang, letaknya cukup strategis dipojok tenggara stasiun gubeng.

Pak, saya titip barang saya,

Mas mau kemana? ke jakarta ya? tanya penjanganya.

tidak pak, saya mau sholat dulu, barusan sampai pakai KA Mutiara Timur.

Okelah mas, taruh aja barnagnya di sana. ndak usah pakai karcis.

Aku langsung balikkan badan dan berlari ke pojok selatan stasiun, disana ada Musholla kecil, sangat nyaman untuk sholat sebelum memanggil taxi. Tapi, baru saja selesai sholat, adik iparku ternyata menelpon, ia mau jemput dan mengantarku ke bandara. Apa boleh buat, aku terima saja tawarannya. Baik dek, aku tunggu diperon depan, sahutku mengakhiri panggilan telponnya. Ternyata lama juga sampainya, yang aneh dia datang bawa motor. Loh, mobilnya dimana dek? dibengkel mas, tadi tiba tiba rusak, jawabnya.

Koper dan tas, aku naikkan dimotor, sesak juga rasanya, tapi tak apalah. namanya juga naik tumpangan.

Kemana ini mas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun