Mohon tunggu...
lkk unpam
lkk unpam Mohon Tunggu... Dosen - lembaga Kajian Keagaman Univ. Pamulang

Lembaga Kajian Keagamaan Univ. Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Unpam Menghadirkan Kiai M. Cholil Nafis dan Prof. Thomas Djamaluddin dalam Seminar Nasional Keagamaan Islam dan Ilmu Pengetahuan

11 Juli 2024   09:00 Diperbarui: 11 Juli 2024   09:06 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam) menghadirkan dua narasumber KH. M. Cholis Nafis, P.,h.D dan Profesor Thomas Djamaluddin dalam seminar nasional keagamaan dengan judul Islam dan Ilmu Pengetahuan pada Kamis (27/6/2024) di Auditorium H. Darsono Kampus 2 Universitas Pamulang.

“ Perintah dalam wahyu pertama adalah Membaca,” ujar Kiai Cholid Nafis yang menjadi narasumber pertama pada seminar ini.

Kiai Cholil Nafis menyebut isu mengenai tuduhan orang yang beragama yang anti intelektualitas, beragama itu anti sains, beragama itu anti kemajuan. Jika ada yang seperti itu, maka orang itu beragama tapia da yang salah dalam memahami agama, mungkin punya kesadaran agama tapi tidak cukup mempunyai ilmu agama.

“Jika dilihat dari Al-Qur’an ayat pertama yaitu Iqro yang artinya bacalah / membaca, karena pintu ilmu pengetahuan pasti membaca yang di dalam dunia akademi disebut dengan penelitian. Proses meneliti dimulai dari membaca secara teks atau secara kontekstual dari femomena yang ada,” lanjut Kiai Cholil juga Ketua Pusat MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah.

Menuru Kiai Cholil bahwa Artificial Intellegence (AI) bisa bermanfaat pada semua sektor kehidupan. “ Pertama, yaitu Indikator untuk otomatisasi dan efisiensi. Kedua, yaitu Teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga, yaitu di sektor kesehatan membantu diagnosis dan merancang perawatan. Keempat, yaitu di sektor keuangan AI digunakan untuk deteksi penipuan dan manajemen risiko,” jelasnya.

Jika titik rawan AI dihubungkan dengan Agama, maka harus hati-hati, bisa jadi AI akan masuk kepada kesalahan dan menyesatkan. Di satu sisi AI bisa membuka wawasan kita, tapi disisi yang lain AI bisa melakukan interpretasi baru terhadap kitab suci kita yang bisa merangsang untuk kita melakukan modernisasi.

Flyer Seminar Keagamaan Unpam 2024
Flyer Seminar Keagamaan Unpam 2024

“Di sisi lain AI bisa melenceng dari kaidah-kaidah agama, ini yang merupakan titik rawan ketika dihubungkan agama dengan AI. AI itu cuma alat dan tidak mempunyai perasaan. Oleh sebab itu, AI jangan digunakan sebagai guru, ini akan memicu masalah. Tetapi jika AI digunakan sebagai alat untuk merangsang agar kita mencari ilmu pengetahuan, maka itu yang akan berdampak baik”, ujarnya.

Kiai Cholil Nafis juga mengatakan peran kaum intelektual/Ulama dalam menggunakan AI adalah untuk memaksimalkan penyebaran narasi dan dakwah. Membimbing masyarakat untuk menjaga originalitas intelektual dan ajaran agama dari sumber yang berwenang.

Sementara, pembicara kedua Prof. Dr. Thomas Jamaluddin memaparkan Islam Dan Ilmu Pengetahuan khususnya dari Sudut Pandang Kajian Atau Topik Kepakaran Terkait Antariksa. “Di dalam surat Ali Imran : 190-191 tentang penciptaan langit dan bumi. Ini menjadi motivasi kita ketika kita mempelajari ilmu atau sains agar tidak lepas dari kaidah-kaidah keislaman yang harus kita pegang. Ada satu hal yang penting yang harus kita pahami bersama, ketika kita menempatkan Al-Qur’an dan sains bahwa Al-Qur’an kebenaranya mutlak dan tidak akan pernah berubah tetapi penafsiranya itu yang bisa terus berkembang, sedangkan sains itu bersifat relatif dan bisa berubah,” ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun