Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam) menghadirkan dua narasumber KH. M. Cholis Nafis, P.,h.D dan Profesor Thomas Djamaluddin dalam seminar nasional keagamaan dengan judul Islam dan Ilmu Pengetahuan pada Kamis (27/6/2024) di Auditorium H. Darsono Kampus 2 Universitas Pamulang.
“ Perintah dalam wahyu pertama adalah Membaca,” ujar Kiai Cholid Nafis yang menjadi narasumber pertama pada seminar ini.
Kiai Cholil Nafis menyebut isu mengenai tuduhan orang yang beragama yang anti intelektualitas, beragama itu anti sains, beragama itu anti kemajuan. Jika ada yang seperti itu, maka orang itu beragama tapia da yang salah dalam memahami agama, mungkin punya kesadaran agama tapi tidak cukup mempunyai ilmu agama.
“Jika dilihat dari Al-Qur’an ayat pertama yaitu Iqro yang artinya bacalah / membaca, karena pintu ilmu pengetahuan pasti membaca yang di dalam dunia akademi disebut dengan penelitian. Proses meneliti dimulai dari membaca secara teks atau secara kontekstual dari femomena yang ada,” lanjut Kiai Cholil juga Ketua Pusat MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah.
Menuru Kiai Cholil bahwa Artificial Intellegence (AI) bisa bermanfaat pada semua sektor kehidupan. “ Pertama, yaitu Indikator untuk otomatisasi dan efisiensi. Kedua, yaitu Teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga, yaitu di sektor kesehatan membantu diagnosis dan merancang perawatan. Keempat, yaitu di sektor keuangan AI digunakan untuk deteksi penipuan dan manajemen risiko,” jelasnya.
Jika titik rawan AI dihubungkan dengan Agama, maka harus hati-hati, bisa jadi AI akan masuk kepada kesalahan dan menyesatkan. Di satu sisi AI bisa membuka wawasan kita, tapi disisi yang lain AI bisa melakukan interpretasi baru terhadap kitab suci kita yang bisa merangsang untuk kita melakukan modernisasi.
“Di sisi lain AI bisa melenceng dari kaidah-kaidah agama, ini yang merupakan titik rawan ketika dihubungkan agama dengan AI. AI itu cuma alat dan tidak mempunyai perasaan. Oleh sebab itu, AI jangan digunakan sebagai guru, ini akan memicu masalah. Tetapi jika AI digunakan sebagai alat untuk merangsang agar kita mencari ilmu pengetahuan, maka itu yang akan berdampak baik”, ujarnya.
Kiai Cholil Nafis juga mengatakan peran kaum intelektual/Ulama dalam menggunakan AI adalah untuk memaksimalkan penyebaran narasi dan dakwah. Membimbing masyarakat untuk menjaga originalitas intelektual dan ajaran agama dari sumber yang berwenang.
Sementara, pembicara kedua Prof. Dr. Thomas Jamaluddin memaparkan Islam Dan Ilmu Pengetahuan khususnya dari Sudut Pandang Kajian Atau Topik Kepakaran Terkait Antariksa. “Di dalam surat Ali Imran : 190-191 tentang penciptaan langit dan bumi. Ini menjadi motivasi kita ketika kita mempelajari ilmu atau sains agar tidak lepas dari kaidah-kaidah keislaman yang harus kita pegang. Ada satu hal yang penting yang harus kita pahami bersama, ketika kita menempatkan Al-Qur’an dan sains bahwa Al-Qur’an kebenaranya mutlak dan tidak akan pernah berubah tetapi penafsiranya itu yang bisa terus berkembang, sedangkan sains itu bersifat relatif dan bisa berubah,” ungkapnya.
Dengan kita mempelajari alam semesta akan banyak membantu kita untuk memahami Al-Qur’an. Menurut Prof. Thomas banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan terkait dengan alam semesta sehingga pemahaman kita terkait dengan sains dan Al-Qur’an itu menjadi lebih lengkap.
“Terkait dengan penciptaan alam semesta, sains pun memberikan pemahaman lebih untuk bisa memahami terkait dengan tafsir-tafsir Al-Qur’an. Mengutip dalam QS. Al-Baqarah ayat 29 bahwa Dia lah yang menjadikan langit dan bumi kemudian untuk kamu semuanya, kemudian dia menuju langit dan dia menyempurnakan tujuh langit,” lanjutnya.
Kalimat tujuh langit bukan berarti langsung jadi langit, tetapi sains menggambarkan bahwa penyempurnaan langit adalah sebuah proses. Mulai dari dukhan sampai menjadi bintang, kemudian bintang pun akan berevolusi lalu akhirnya menjadi seluruh alam semesta dan terus bergerak hingga ada yang lahir dan ada juga yang mati,” tutupnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh 6213 peserta ini yang terdiri dari peserta offline sebanyak 2.500 dan peserta online sebanyak 3713, berjalan hingga selesai dengan tertib dan damai.
Kontributor : Deni Darmawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H