Mohon tunggu...
Lizza Syita
Lizza Syita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Saya merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. menempuh pendidikan S1 di Program Studi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

SDRs Sebagai Bentuk Tantangan dalam Mempertahankan Warisan Sistem Bretton Woods

30 Maret 2024   00:15 Diperbarui: 30 Maret 2024   00:20 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam bahasan terkait ekonomi politik internasional, Sistem Bretton Woods menjadi isu yang tersorot dalam sejarah ekonomi politk internasional. Sistem Bretton Woods muncul pasca Perang Dunia II. Kondisi sistem perekonomian setiap negara waktu itu, telah mendapat pencerahan. Yang mana mulai muncul kesadaran terkait kerangka kerja baru untuk mengatur hubungan ekonomi internasional. Tepat pada tahun 1944 di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, diadakan konferensi Sistem Bretton Woods. 

Dalam konferensi ini, dihadiri oleh 44 negara. konferensi ini diadakan karena keinginan negara-negara dunia untuk menciptakan strategi sistem perekonomian baru. Suasana konferensi tersebut diselimuti dengan harapan ahwa strategi kerangka kerja yang baru dapat menunjang sistem perekonomian dunia pasca Perang Dunia II. 

Negara-negara terlibat memiliki misi yang sama dalam membangun masa depan yang lebih stabil dan sejahtera. Sistem Bretton Woods diangkat dalam ranah ekonomi politik internasional, karena sistem Bretton Woods sangat memengaruhi pembentukan sistem moneter internasioal yang ada saat ini. Diluar dari operasi sistem Bretton Woods yang sudah selesai, tetapi banyak prinsip dan struktur yang dipromosikan saat itu masih relevan dalam memberi pengaruh di institusi internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

 Sistem Bretton Woods juga membantu memahami pentingnya stabilitas mata uang, regulasi keuangan internasional, serta keseimbangan pasar bebas dan intervensi negara. Dalam konferensi Bretton Woods, terdapat beberapa isu utama yang menjadi fokus pembahasan. Salah satu isu utama tersebut adalah peran mata uang dalam sistem moneter internasional. setiap delegasi berdiskusi mengupayakan pencapaian kesepakatan terkait mata uang yang akan menjadi patokan nilai tukar internasional dalam sistem baru ini. 

Dalam diskusi ini, Harry Dexter White selaku delegasi Amerika Serikat dan John Maynard selaku delegasi Britania Raya berdebat mengenai peran dolar AS. Dari perdebatan tersebut, Dolar AS ditempatkan sebagai mata uang utama yang dijadikan patokan nilai tukar. 

Terlepas dari hal itu, dalam konferensi ini membahas terkait pembentukan lembaga -- lembaga internasional yang berkecimpung dalam peran pengatur sistem moneter internasional. dalam konferensi menetapkan lembaga Dana Moneter Internasionl (IMF) dan Bank Dunia yang mengemban pera pengatur sistem moneter internasional. 

dalam hal ini, IMF berperan sebagai pengawas sistem moneter internasional, menjadi wadah bantuan dana bagi negara negara yang terhambat dalam pembayaran internasional, serta mengatur kebijakan mata uang. Di sisi lain, Bank Dunia berperan sebagai wadah peminjman dana jangka panjang yang bertujuan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi di negara negara anggota. Sistem Bretton Woods erat kaitannya dengan sistem moneter internasional, hal ini dikarenakan Bretton Woods menjadi salah satu aspek utama dalam menjadikan dolar AS sebagai mata uang patokan nilai tukar. 

Nilai dolar AS yang ditetapkan terhadap nilai emas, sedangkan nilai mata uang negara -- negara lain tetap terhadap dolar AS. Hal ini memuat beberapa tujuan diantaranya, menciptakan stabilitas hubungan nilai tukar antar negara, menghindari perang nilai mata uang yang saling merugikan, dan dapat menjadi fasilitas perdagangan internasional yang lebih efisien. Lembaga internasional yang terlibat dalam sistem Bretton Woods, IMF dan Bank Dunia juga membantu dalam stabilitas sistem moneter internasional. 

dengan adanya lembaga internasional ini, negara -- negara di dunia memiliki wadah yang membantu mengatasi permasalahan pendanaan di ranah internasional. lembaga -- lembaga ini juga dapat mengontrol proses dan dinamika keuangan internasional. Dalam prosesnya, sistem Bretton Woods tidak terlepas dari tantangan tantangan. 

Berbagai konflik yang bersangkuta dengan Bretton Woods kerap menghambat stabilitas kerja sistem. Selain itu, konflik yang bersangkutan dengan sistwm Bretton Woods juga dapat berimbas terhadap ketidakstabilan ekonomi dan ketegangan antar negara. salah satu konflik yang bersangkutan dengan sistem Bretto Woods adalah perdebatan tentang alokasi Hak Mengeluarkan Special Drawing Rights (SDRs). 

SDRs merupakan aset cadangan Internasional yang dipromosikan oleh IMF padatahun 1969. Hal ini merupakan bentuk respon terhadap krisis likuiditas internasional. Namun, hal ini yang menjadi mula ketegangan dan konflik terjadi. Perdebatan antara negara negara maju dengan negara negara berkembang akibat ketidakmeratahan distribusi alokasi dan SDRs. 

Negara negara berkembang menyuarakan atas pembagian alokasi berdasarkan kebutuhan ekonomi dan perkembangan negara. Di sisi lain, negara negara maju memiliki pandangan yang berbeda terkait pembagian kriteria alokasi yang adil. Selain itu, mereka juga bertentangan terhadap integrasi SDRs ke dalam sistem moneter internasional. 

sebagian negara berpandangan bahwa SDRs merupakan aset yang digunakan untuk menstabilkan mata uang, pembiayaan proyek bangunan, dan tujuan -- tujuan lain. sedangakan sebagian negara memiliki pandangan terkait pemggunaan SDRs terhadap prioritas lain masing masing negara. Perdebatan seputar SDRs menjadi konflik dan ketegangan antar negara. hal ini tentu sangat berdampak pada kondisi ekonomi politik internasional. Konflik ini tentu menjadi tantangan sistem Bretton Woods. Hal ini dikarenakan konflik ini sangat memengaruhi sistem moneter internasional. 

Penetapan kebijakan terkait penggunaan dan alokasi SDRs dapat memengaruhi nilai tukar mata uang, tingkat inflasi, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Kebijakan yang diambil terkait SDRs juga dapat mempengaruhi hubungan antar negara, terutama jika kebijakan tersebut dianggap merugikan oleh negara-negara lain. oleh karena itu, negara negara yang memiliki power lebih besardapat menggunakan perdebatan ini sebagai sarana untuk memperkuat posisi mereka dalam sistem moneter internasional. selain itu, negara negara kuat tersebut dapat memperoleh keuntungan ekonomi dan politik. 

Perbedaan pandangan antara negara-negara maju dan berkembang juga dapat menghasilkan ketegangan politik dan ekonomi. Perdebatan seputar SDRs juga dapat mempengaruhi peran dan legitimasi IMF sebagai institusi keuangan internasional. IMF bertanggung jawab atas alokasi dan pengelolaan SDRs, sehingga perdebatan tentang SDRs juga dapat memengaruhi persepsi terhadap kinerja IMF dan keputusan yang diambil oleh organisasi tersebut. 

Dalam hal ini, dengan adanya konflik dalam operasi SDRs yang sangat berdampak terhadap sistem Bretton Woods, maka diperlukan reformasi institusi internasional dengan melibatkan Dana Moneter Internasional (IMF). Karena, penyelesaian harus meliputi resolusi terhadap perbedaan pandanga, pengambilan keputusan yang dapat memuaskan semua pihak, dan pembentukan kosensus yang dapat menguntungkan stabilitas siste moneter internasional secara keseluruhan. 

Oleh karena itu, reformasi ini dirancag untuk memperbaiki meanisme alokasi dan penetapan kegunaan SDRs yang dapat mengintegrasikan kepentingan setiap negara secara lebih luas. Meskipun sistem Bretton Woods telah mengalami banyak tantangan dalam operasi nya, sistem ini masih menjadi warisan pengetahuan dalam pembentukan sistem moneter internasonal. 

Dengan berbagai tntangan yang telah melahirkan dampak yang meluas hingga menjadi hamabatan sistem ekonomi politik internasional, namun dampak positif dari pembentukan sistem ini sangat signifikan terhadap pembentukan sistem moneter internasional dan kebijakan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun