Mohon tunggu...
Liza sulistiani
Liza sulistiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Jurnalistik di Univeristas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Selain Pandemi, Infodemi Menjadi Tantangan Luar Biasa bagi Pemerintah

17 Juni 2021   20:36 Diperbarui: 17 Juni 2021   23:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hoax dan informasi simpang siur terkait covid-19 atau misinfodemik saat ini sedang marak dipebincangkan hingga di teliti oleh beberapa akademisi, hal ini menjadi factor banyaknya masyarakat yang tidak percaya akan keberadaan covid-19 kepercayaaan masyarakat pun menurun terhadap kinerja pemerintah akibat keberadaan informasi salah yang beredar.

Selain tantangan dalam upaya pemutusan rantai virus corona hambatan lain yang juga dihadapi masyarakat dan pemerintah adalah adanya infodemik seputar covid-19. Infodemik ini adalah penyebaran informasi yang berlebihan akan sebuah masalah, sehingga kemunculanya dapat menggangu usaha pencarian solusi terhadap maslah tersebut bahkan dapat mengagalkan pemecahan masalah.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Sahid Jakarta dengan tema (Infodemi dan media sosial, etika komunikasi pada kasus Covid-19) pada tanggal 11 juli 2020 Dr.Pinckey Triputra sebagai pemateri dalam webinar tersebut yang menjelaskan tentang wabah infodemi mengutip informasi dari surat kabar inggris the Guardian bahwa informasi tentang pandemic atau infodemik lebih berbahaya dari pandemic itu sendiri karena informasi yang beredar di media digital itu jstru yang membuat kepanikan dan dapat menimbulkan efek sikologis dari semua orang.

Ia juga mengambil kutipan "The Covid-19 pandemic is just a reminder about the huge problem of misinformation, disinformation and digital hoaxes.( Vera jourova, Vice President untuk komisi masyarakat eropa).

Pinckey juga menyebutkan ia mendapatan angka yang pantastis tentang hoaxs di Indonesia pertanggal 11 juli polisi telah mengindentifikasi ada sejumlah 130.680 hoaxs yang terkait dengan Covid hal ini sangat melonjak tinggi pada maret lalu hoaxs yang teridentifikasi hanya sekitar 140 sampai 170 jumlah hoaxs kemudia semakin meningkat hingga menemukan angka yg pantastis hingga 100ribu lebih jumlah hoaxs yang menyebar di Indonesia terkait pandemi.

Pandemi ini diselimuti oleh infodemi yang luar biasa melebihi bahaya pandemic itu sendiri, ini yang mnjadikan kalang-kabut dan tidak banyak membantu menangani bagaimana penangguangan secara medic tentang Covid-19. Pandemi menjadi sebuag pengingat tentang masalah besar dalam realitas informasi, yaitu disinformasi dan tipuan digital. Hal ini dalpat menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan, dan dapat merusak respons kesehatan masyarakat yang efektif, dengan banyaknya informasi yang tidak bener menyebar mebuat masyarakat menjadi apatis dalam menerima informasi.

Dalam siaran pers KOMINFO pada rabu 23 september yang bertajuk Pemerintah RI menyataka komitmen tangani infodemik, pemerintah republic Indonesia menyarakan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani infodemik. Menteri Komuniaksi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan pemerintah memfokuskan perhatian pada maraknya disinfornasi yang memengaruhi penanganan covid-19 dari sisi medis.

Sumber: Kominfo

"Yang mendasari perjuangan Indonesia adalah semangat kolaborasi. Pekerjaan ini diimplemantasikan dengan pendekatan pentahelix atau "lima spiral kerja sama" yang melibatkan pemerintah, sektor privat atau bisnis, akdemisi, media, dan yang terpenting, masyarakat dan komunitas," paparnya dalam pertemuan United Natins General Assembly High-Level Side Event on Infodemic management yang berlangung secara virtual di Jakarta saat itu.

Johnny juga berpendapat bahwa penanganan pandemic covid-19 bukan hanya masalah medis belaka menurutnya masalah yang lebih besar adalah maslah persepsi dan kepercyaan publik terhadap informasi, karena terlalu banyaknya informasi yang beredar dan banyak juga informasi yang menyesatkan yang disebut sebagai infodemik.

Dalam hal ini penakannnya ada pada pentingnya literasi dan adopsi teknologi dalam upaya memberantas infodemik, uapaya ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam penanganan pandemic covid-19. Dikesempatan ini menteri Johnny mengajak anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta badan terkait lainnya bersama sama menanggulangi penyalahgnaan informasi secara global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun