Mohon tunggu...
liza suyuti
liza suyuti Mohon Tunggu... -

Berpikir kritis tidak berarti menyerang atau menjatuhkan orang lain, melainkan kemampuan berargumen secara rasional sehingga menemukan kebenaran sebuah pandangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kajian Sistem Pendidikan Singapura

24 April 2015   16:55 Diperbarui: 4 April 2017   18:11 12014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

14.6%

Taoisme

8.5%

Hindu

4%

Lainnya

0.6%

Menurut sensus tahun 2000, terdapat pula minoritas penganut Sikhisme, Hinduisme, dan lainnya. Beberapa praktik keagamaan juga dilarang di Singapura. Saksi Yehova, misalnya, dilarang mendistribusikan materi-materi keagamaan dan kadang-kadang dipenjara karena penolakan mereka untuk masuk ke dinas militer Singapura. Sekitar 15% dari populasi penduduk Singapura tidak menyatakan afiliasi keagamaan atau tidak beragama.

E.Ideologi Negara Singapura

Ideologi Singapura adalah demokrasi. Pembangunan ekonominya turut dikaitkan juga dengan tahap pendemokrasian negara Singapura, atau dengan kata lain ekonominya yang semakin maju turut menyumbang kepada peningkatan tahap atau kualitas demokrasinya. Pada awal-awal berdirinya Singapura, pemerintah menekankan mekanisme totaliter dalam memaksa penduduknya untuk taat kepada negara dan hukum. Namun dengan perkembangan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya, demokrasi dikembangkan secara gradual, sehingga menjadi demokrasi yang bebas dan bertanggung-jawab.

Demokrasi totaliter adalah sebuah istilah yang diperkenalkan oleh sejarahwan Israel, J.L. Talmon untuk merujuk kepada suatu sistem pemerintahan di mana wakil rakyat yang terpilih secara sah mempertahankan kesatuan negara kebangsaan yang warga negaranya, meskipun memiliki hak untuk memilih, tidak banyak atau bahkan sama sekali tidak memiliki partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pemerintah. Ungkapan ini sebelumnya telah digunakan oleh Bertrand de Jouvenel dan E.H. Carr.

Berbagai bentuk sistem totalitarian dalam suatu pemerintahan berpijak pada ideologi-ideologi yang berbeda. Walaupun demikian, semuanya memiliki ciri-ciri bersama. Dua ciri utama totalitarian yang terpenting adalah adanya ideologi yang disebarkan dan dimasukkan ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat dan keberadaan partai politik tunggal agar seluruh komponen masyarakat bisa dimobilisir melalui partai tunggal tersebut.

Ciri-ciri totalitarianisme diantaranya adalah : (1) penggunaan sains dan teknologi bukan hanya terbatas sebagai sarana kuasa, melainkan juga sebagai karakter kuasa totaliter; (2) penggunaan gerakan massa sebagai strategi mobilisasi; (3) Pemusatan kekuasaan dalam satu partai yang dikemudikan secara sentral menurut prinsip pemimpin; (4) penggunaan metode teror dan kekerasan untuk menakuti-nakuti masyarakat agar setia terhadap negara; (5) Monopoli sarana informasi dan senjata negara; (6) Ekonomi yang dikemudikan secara sentral.

Singapura memang menjadi contoh yang pas untuk menggambarkan sebuah dialektika sistem politik, perkembangan ekonomi, dan kemajuan sosial. Selama ini diasumsikan bahwa negara yang maju dan ekonominya berkembang pesat berjalan melalui prinsip-prinsip modernisasi dan industrialisasi adalah negara yang langgam kekuasaan politiknya adalah demokratis.

Dalam pemilu terakhir, 2007, misalnya, PAP meraih 81 kursi dari 84 kursi parlemen yang diperebutkan. Dengan kata lain, partai oposisi hanya meraih atau bahkan "diberi jatah" tiga kursi saja.

F.Filsafat Pendidikan Singapura

Ada beberapa aliran filsafat pendidikan yang mempengaruhi filsafat pendidikan Singapura sampai saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut.

·Filsafat Analitik, yang menganalisis serta menguraikan istilah-istilah dan konsep-konsep pendidikan seperti pengajaran (teaching), kemampuan (ability), pendidikan (educations) dan sebagainya, serta mengecam dan mengklarifikasi berbagai slogan pendidikan seperti: “Ajarilah anak-anak dan bukan mata pelajaran” (teach children, not subjects). Jadi alat-alat yang digunakan dalam filsafat analitik adalah logika dan linguistik serta teknik-teknik analisis.

·Filsafat Progresivisme, tokoh dalam pemikiran ini adalah John Dawey. Dalam teori ini beliau berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada anak,melainkan kemampuan dan keterampilan berpikir dengan memberikan rangsangan yang tepat. Aliran ini juga menyatakan bahwa sekolah adalah institusi sosial dan pendidikan sendiri adalah proses sosial. Sehingga pendidikan adalah proses kehidupan (process of living), bukan persiapan untuk massa depan. Pendidikan adalah proses kehidupan sendiri dan mandiri, maka kebutuhan individual anak didik harus lebih diutamakan, bukan subject-oriented.

·Filsafat Eksistensialisme, dalam pemikiran ini menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka,melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksisitensi mereka. Para pendidikan eksitensialis akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada apa yang telah dipelajari dan diketahui oleh peserta didik, tetapi yang lebih penting ialah apa yang mampu mereka ketahui dan alami, Para pendidik eksitensialis menolak pendidikan dengan sisitem indoktrinasi.

·Filsafat Rekontruksionalisme, dalam pemikiran ini para pendidik rekontruksionalis melihat bahwa pendidikan dan reformasi sosial itu sesungguhnya sama. Mereka memandang kurikulum sebagai “problem centered”. Pendidikan pun harus menjawab pertanyaan George S. Count: “Beranikah sekolah-sekolah membangun suatu orde sosial yang baru?”.

Ada pandangan yang berbeda-beda dalam memahami konteks filsafat Pendidikan di Singapura. Secara umum pandangan filsafat pendidikan Singapura lebih menekankan pada disiplin ilmu pendidikan yang bersifat metadisipliner, dalam arti bersangkut paut dengan konsep-konsep, ide-ide serta metode-metode dalam disiplin ilmu dalam dunia pendidikan.

Pemerintah Singapura meyakini bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membantu generasi muda menjadi manusia haruslah menyangkut semua segi kehidupan manusia. Itu berarti bahwa segi kehidupan seperti spritualistas, moralitas, sosialitas,rasa dan rasionalitas,semuanya perlu mendapatkan porsi dalam proses pendidikan generasi muda. Pendidikan bukan hanya menekankan segi pengetahuan saja (kognitif), tetapi juga harus menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama,dan lain-lain. Jadi pendidikan yang hanya menekankan pada pengetahuan nilai tidak akan membentuk peserta didik secara utuh.

Pendidikan juga  mempunyai peran untuk membantu peserta didik masuk ke dalam masyarakat dan ikut terlibat secara proaktif didalam masyarakat secara bertanggung jawab. Dalam artianya bahwa pendidikan juga perlu membantu peserta didik, mengenal masyarakatnya,peka terhadap situasi masyarakatnya,aktif ikut berpikir,dan bertanggung jawab secara moral maupun sosial terhadap perkembangan masyrakatnya.

Pendidikan di Singapura sangat menyesuaikan dengan perkembangan anak  (baca : psikologi anak). Artinya bahwa dalam massa-massa tahap perkembangan peserta didik, dia selalu mengalami proses pembentukan psikologi dari tahap ke tahap,sehingga setiap psikologi pribadi peserta didik tidak akan selalu sama. Sehingga tidak seharusnya peserta didik dari 3-7 tahun dihadapkan kepada pelajaran yang serba keras, matematika misalnya. Karena hal ini akan mempengaruhi pola pikir mereka, yang seharusnya masih dalam usia bermain dihadapkan pada proses pendidikan yang serba berat sehingga pada tahap mereka masuk dalam proses pendidikan menenggah dan atas mereka  muda cepat bosan serta tidak mau berlama-lama di dalam kelas.

Di Singapura misalnya peserta didik di berikan metode pelajaran menulis sambil mendengarkan musik pada saat mereka memasuki SD kelas 1 dan itu disesuaikan dengan perkembangan usia mereka. Ini berbeda dengan Indonesia dimana peserta didik diajarkan penulis serta matematika (tampa musik)  pada saat mereka masih TK. Sehingga peserta didik yang masih usia main dipakasakan untuk mengerti matematika dan belajar membaca.

G.Sistem Pendidikan Singapura

1.Pendidikan Pra Sekolah

Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman Kanak-Kanak dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, TK di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat izin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan Olahraga.

Kebanyakan dari TK menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem luar negeri yaitu pada sekolah internasional yang menawarkan program TK bagi anak-anak ekspatriat.

Periode pendaftaran bagi setiap TK dan pusat perawatan berbeda-beda. Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan tempat. Silahkan menghubungi TK tersebut secara langsung untuk informasi mengenai pendaftaran, kurikulum, dan lainnya.

2.Sekolah Dasar

Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6.

Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa Inggris, bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak kelas 3 Sekolah Dasar.

Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination). Kurikulum Sekolah Dasar di Singapura telah digunakan sebagai model internasional, khususnya metode pengajaran matematika. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Dasar menurut ketersediaan lowongan tempat.

3.Sekolah Lanjutan

Sekolah Lanjutan di Singapura terdiri dari sekolah dengan Dana Pemerintah, bantuan Pemerintah atau biaya sendiri. Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE 'O' (Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Ordinary') pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE 'N' (Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Normal') pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE 'O' pada tingkat lima.

Kurikulum pendidikan lanjutan mencakup Bahasa Inggris, bahasa daerah, Matematika, Ilmu Pengetahuan dan kemanusiaan. Pada tingkat lanjutan ke-3, siswa dapat memilih pilihan mereka sendiri tergantung apakah mereka di jurusan Seni, Ilmu Pengetahuan, Perniagaan atau teknik terapan.

Kurikulum pada Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Lanjutan menurut ketersediaan lowongan tempat.

Dua institusi akademik swasta di Singapura juga menawarkan kepada siswa internasional pilihan kesempatan yang unik untuk meneruskan pendidikan dasar, lanjutan dan pendidikan akhir mereka. San Yu Adventist School yang dikelola oleh Seventh-day Adventist Mission (Singapura), menawarkan program mulai dari pendidikan dasar, pendidikan lanjutan dan pendidikan akhir bagi para siswa dengan budaya dan warga negara yang berbeda. St.Francis Methodist School yang merupakan anggota dari kelompok sekolah-sekolah metodist di Singapura, menawarkan pendidikan lanjutan dan akhir bagi para siswa lokal maupun internasional. Kedua sekolah tersebut terdaftar pada Menteri Pendidikan dan menawarkan kepada para siswa mereka kurikulum akademik yang fleksibel, berwawasan luas dan tepat. Sekolah-sekolah ini membanggakan diri mereka karena memiliki program yang melebihi persyaratan akademik biasanya, menggabungkan elemen- elemen pembelajaran yang kreatif ke dalam kurikulum reguler mereka.

4.Akademi/Pra-Universitas

Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE 'O', para siswa diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Advanced' (GCE 'A') dari tingkat seni, ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE 'A'. Siswa asing dari negara manapun diterima di akademi dan pra-universitas menurut ketersediaan lowongan tempat.

5.Politeknik

Sekolah teknik didirikan di Singapura untuk menawarkan kepada para siswa tentang pelajaran melalui practice-oriented pada level diploma. Setidaknya ada 5 politeknik di Singapura:

Mereka menawarkan ruang lingkup yang luas dari rangkaian pelajaran seperti keahlian teknik, pelajaran tentang bisnis, komunikasi massa, desain dan komunikasi visual. Mata pelajaran spesialisasi seperti optometri, teknik kelautan, studi kelautan, perawat, pendidikan awal pada anak dan perfilman juga tersedia bagi mereka yang ingin berlatih di jalur karir tertentu.

Lulusan-lulusan politeknik telah membuktikan diri dengan menjadi tenaga kerja yang populer ketika mereka bergabung dalam dunia kerja yang dilengkapi dengan keterampilan dan pengalaman yang terkait pada bidang ekonomi baru.

6.Institut Pendidikan Teknik

Institut Pendidikan Teknik (ITE) merupakan alternatif pilihan setelah melewati tingkat lanjutan bagi mereka yang memilih untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik dalam berbagai sektor industri. Disamping menyediakan program-program bimbingan dan pelatihan kelembagaan secara full-time untuk lulusan sekolah lanjutan, ITE juga menyediakan program-program pendidikan berkelanjutan bagi mereka yang bekerja.

7.Universitas
Tiga universitas lokal di Singapura:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun