Kajian Sistem Pendidikan Singapura
Evi Dihanti
Widyaiswara Madya
Abstract
Education not only be important in the life of every citizen individually, but collectively it is also important in the context of the life of the nation. Singapura countries in Southeast Asia that have been deemed to have a good quality of education. The evidence drawn from the approximately 80 thousand foreign students and the entry of the National University of Singapore (NUS) and Nanyang Technological University (NTU) in the rank (in order) 30 and 77 (2008). At the same time, no single university in Indonesia is ranked 200 large. Development of education in Singapore were conducted to bring faculty from abroad, recruiting outstanding students in other countries, complete facilities and infrastructure (particularly information technology and laboratory), and support political and economic conditions are stable. Issues of higher education in Singapore is the lack of courage to criticize the student government system that is less appreciated criticism.
A.Pendahuluan
Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam dinamika kehidupan suatu bangsa. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah agen pembangunan dan agen perubahan. Tanpa pendidikan, tidak akan ada pembangunan, yang berarti tidak akan ada perubahan. Majunya pendidikan akan menunjukkan kemajuan suatu bangsa, begitu pula mundurnya pendidikan akan menjerumuskan bangsa kepada kebodohan dan kemiskinan.
Kita lihat bahwa negara-negara maju, seperti negara-negara Eropa Barat, Jepang, atau Amerika Serikat, sangat kentara bahwa kemajuan mereka disokong oleh kemajuannya di bidang pendidikan. Sebaliknya, beberapa negara terbelakang di Asia atau Afrika, juga dapat dilihat dari rendahnya kualitas pendidikan di negara-negara tersebut. Begitu pula kondisi negara-negara berkembang, dinamika masyaraktnya dapat dilihat dari kualitas pendidikannya yang sedang berusaha bangkit agar sejajar dengan negara-negara maju.
Demikianlah, pembangunan yang kita lihat di sekitar kita saat ini adalah salah satu buah yang kita petik dari apa yang dinamakan pendidikan. Kualitas bangsa kita saat ini lahir dari kualitas pendidikan kita di masa lalu. Kalau begitu, dapat kita garis bawahi bahwa pendidikan tidak hanya menjadi penting dalam kehidupan setiap warga negara secara individu, tetapi penting pula secara kolektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Memajukan pendidikan berarti sama dengan memajukan martabat bangsa agar sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Studi perbandingan pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada sistem pendidikan suatu negara. Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis mencoba menguraikan menguraikan kondisi pendidikan di dunia saat ini sebagai bahan perbandingan dengan kondisi pendidikan di tanah air.
Salah satu negara tetangga kita yang dianggap memiliki kualitas pendidikan yang cukup baik adalah Singapura. Jumlah mahasiswa dan pelajar asing yang belajar di negara jiran itu, saat ini mencapai sekitar 80 ribu orang, bisa dibilang, sudah menjadi indikator kemajuan ekonominya. Ada yang memperkirakan, hanya dari sektor pendidikan saja, setiap tahunnya Pemerintah Singapura mendapatkan pemasukan sekitar Rp 4 triliun. Tak heran, Singapura begitu gencar berpromosi ke mancanegara lewat lembaga Singapura Education Service Centre (SESC).
Selain itu, lembaga pendidikan tinggi di negara yang tergolong kecil mungil ini telah diakui dunia. Lembaga pemeringkat perguruan tinggi dunia (THE-QS WORLD UNIVERSITY RANKINGS 2008) menempatkan dua perguruan tinggi Singapura, yaitu National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) pada peringkat (secara berurut) 30 dan 77. Di saat yang sama, tidak ada perguruan tinggi Indonesia yang bahkan masuk peringkat 200 besar sekalipun.
Makalah sederhana ini disusun untuk mengetahui sistem pendidikan di Singapura secara lebih mendalam. Sistem informasinya disusun berdasarkan kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan. Mengingat terbatasnya infomasi yang penyusun peroleh, makalah ini masih perlu sumbangan dan saran pemikiran pembaca untuk melengkapinya, terutama dari dosen pembina mata kuliah Perbandingan Sistem Pendidikan. Namun demikian penulis telah berusaha untuk menyajikan makalah ini semaksimal mungkin sehingga diharapkan dapat menambah informasi terkait perbandingan sistem pendidikan dunia dewasa ini.
B.Fokus Pembahasan
Pembahasan makalah ini difokuskan pada beberapa hal sebagai berikut:
a.Gambaran sejarah berdirinya negara Singapura
b.Gambaran ideologi dan filsafat pendidikan Singapura
c.Gambaran sistem pendidikan Singapura
d.Perbandingan sistem pendidikan Singapura dengan negara lain
e.Isu-isu pendidikan Singapura terkini
C.Manfaat
Manfaat pembahasan situasi pendidikan dunia dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a.Penulis mampu memahami sejarah berdirinya negara Singapura.
b.Penulis mampu memahami ideologi dan filsafat pendidikan Singapura
c.Penulis mampu memahami sistem pendidikan Singapura
d.Penulis mampu membandingkan sistem pendidikan Singapura dengan negara lain.
e.Penulis mampu memahami isu-isu pendidikan Singapura.
D.Sejarah Singapura
Singapura, secara resmi bernama Republik Singapura, adalah sebuah negara kota yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaysia, sejauh 137 kilometer utara khatulistiwa, di selatan negara bagian Johor Malaysia dan di sebelah utara Kepulauan Riau di Indonesia. Di 710,2 km2, Singapura adalah sebuah microstate dan negara terkecil di Asia Tenggara. Negara ini secara substansi lebih besar dari Monako dan Vatikan City.
Sebelum permukiman Eropa, pulau yang kini dikenal sebagai Singapura adalah tempat dari sebuah desa nelayan Melayu di mulut sungai Singapura. Beberapa ratus orang pribumi dengan sebutan Orang Laut juga tinggal di sepanjang pantai di dekatnya. Pada tahun 1819, British East India Company, yang dipimpin oleh Sir Stamford Raffles, mendirikan pos perdagangan di pulau itu, yang digunakan sebagai pelabuhan rempah-rempah di sepanjang rute. Singapura menjadi salah satu pusat perdagangan dan militer paling penting bagi Kerajaan Inggris, dan penghubung kekuasaan Inggris di Asia Tenggara.
Selama Perang Dunia Kedua, Singapura diduduki oleh Jepang. Singapura kembali ke pemerintahan Inggris pada tahun 1945, segera setelah perang usai. Delapan belas tahun kemudian, pada tahun 1963, Singapura telah mencapai kemerdekaan dari Britania, dan kemudian bergabung dengan Malaya, Sabah, dan Sarawak untuk membentuk Malaysia. Namun, penggabungan ini tidak berhasil, dan kurang dari dua tahun kemudian, ia memisahkan diri dari federasi dan menjadi republik merdeka pada tanggal 9 Agustus 1965. Kemudian Singapura masuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 21 September tahun itu.
Sejak kemerdekaan, standar hidup penduduk Singapura telah meningkat secara dramatis. Investasi asing telah membuat perekonomian difokuskan pada industri, Pendidikan, dan perencanaan kota. Singapura adalah negara terkaya ke-5 di dunia dalam hal PDB per kapita. Pada bulan Januari 2009, cadangan dollar sebanyak US $ 170.3 miliar.
Pada tahun 2009, Economist Intelligence Unit mendudukkan Singapura pada peringkat kesepuluh kota paling mahal di dunia-ketiga di Asia, setelah Tokyo dan Osaka. Cost of Living Survey, oleh perusahaan konsultan Mercer, memberi peringkat kesepuluh sebagai kota paling mahal untuk hidup bagi ekspatriat.
Penduduk Singapura termasuk non-penduduk adalah sekitar 4.99 juta. Singapura sangat kosmopolitan dan beragam dengan orang-orang Cina membentuk etnis mayoritas dengan populasi besar Melayu, India dan etnis lain. Inggris, Melayu, Tamil, dan Cina merupakan bahasa resmi.
Singapura adalah republik parlementer, dan Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik nasional. People's Action Party (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kontrol parlemen dalam setiap pemilihan sejak pemerintahan sendiri pada 1959.
Singapura adalah sebuah demokrasi parlementer dengan sistem pemerintahan Westminster unikameral. Sebagian besar kekuasaan terletak di eksekutif dengan kabinet dipimpin oleh perdana menteri, saat ini adalah Mr Lee Hsien Loong. Presiden Singapura, secara historis hanya sebagai lambang negara, namun diberikan hak veto sejak tahun 1991 untuk beberapa keputusan penting seperti penggunaan cadangan nasional dan penunjukan posisi peradilan.
Pemilihan anggota parlemen di Singapura berbasis keberagaman untuk mewakili kelompok pemilih. Anggota parlemen terpilih bertindak sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah dengan memastikan bahwa kepentingan konstituen didengar. Parlemen yang sekarang memiliki 94 anggota yang terdiri dari 84 dipilih, dan sisanya ditunjuk.
PAP telah menjadi partai yang berkuasa di Singapura sejak pemerintahan Singapura berdiri. Terdapat beberapa partai oposisi di Singapura, yang paling menonjol adalah Partai Buruh Singapura, Partai Demokrat Singapura (SDP) dan Aliansi Demokratik Singapura (SDA). Economist Intelligence Unit menggambarkan Singapura sebagai "hibrida rezim" percampuran antara sistem demokratis dengan elemen-elemen otoriter. PeringkatFreedom House negara ini diistilahkan sebagai "sebagian bebas". Walaupun pemilihan umum yang bebas dari penyimpangan dan kecurangan suara, PAP telah dikritik karena dianggap memanipulasi sistem politik melalui penggunaan sensor dan pencemaran nama baik terhadap politisi oposisi.
Singapura telah sukses menerapkan ekonomi pasar. Pemerintah-dunia usaha mendominasi berbagai sektor ekonomi lokal, seperti media, utilitas, dan transportasi umum. Singapura secara konsisten dinilai sebagai negara yang paling tidak korup di Asia dan di antara sepuluh di dunia yang paling bebas dari korupsi oleh Transparency International.
Meskipun undang-undang Singapura yang diwarisi dari hukum Inggris, dan menyertakan banyak elemen-elemen hukum umum Inggris, pemerintah juga memilih untuk tidak mengikuti beberapa elemen nilai-nilai demokrasi liberal. Tidak ada juri pengadilan dan ada hukum yang membatasi kebebasan berbicara yang dapat berkembang pada arah ketidakharmonisan di Singapura yang masyarakatnya multiras dan multiagama. Kegiatan kriminal sering dihukum dengan hukuman yang berat termasuk denda atau hukuman cambuk dan ada undang-undang yang memungkinkan hukuman mati di Singapura untuk pembunuhan tigat pertama dan perdagangan narkoba. Pemerintah Singapura berpendapat bahwa Singapura memiliki hak kedaulatan untuk menentukan sistem peradilan sendiri dan menerapkan apa yang dilihatnya sebagai hukuman yang tepat, termasuk hukuman mati untuk kejahatan yang paling serius.
Menurut statistik pemerintah, penduduk Singapura pada tahun 2009 adalah 4.99 juta. Bahasa Cina dituturkan oleh hamper 74,2% penduduk Singapura, Melayu 13,4%, India 9,2%, sedangkan Indo, Arab dan kelompok-kelompok lain dibentuk 3,2%.
Pada tahun 2006 angka kelahiran kasar hanya 10,1 per 1000, tingkat yang sangat rendah dikaitkan dengan kebijakan pengendalian kelahiran, dan angka kematian kasar juga salah satu yang terendah di dunia pada 4,3 per 1000. Pertumbuhan penduduk total adalah 4,4% dengan pertumbuhan penduduk Singapura 1,8%.
Singapura adalah Negara merdeka kedua paling padat penduduknya di dunia setelah Monako. Pada tahun 1957, penduduk Singapura adalah sekitar 1.45 juta, dengan tingkat kelahiran yang relatif tinggi. Menyadari negaranya memiliki sumber daya alam yang terbatas dan wilayahnya kecil, pemerintah memperkenalkan kebijakan pengendalian kelahiran pada akhir tahun 1960-an. Pada akhir 1990-an, penduduk tua, dengan lebih sedikit orang yang memasuki pasar kerja dan kekurangan pekerja terampil. Kemudian seiring dengan menurunnya tingkat kelahiran, pemerintah Singapura membuat pembalikan kebijakan yang dramatis. Pemerintah Singapura memperkenalkan sebuah skema "bonus bayi" pada tahun 2001 (disempurnakan pada bulan Agustus 2004) yang mendorong pasangan untuk memiliki anak lagi.
Pada tahun 2008, total tingkat kesuburan hanya 1,28 anak per perempuan, ke-3 terendah di dunia dan di bawah 2,10 yang diperlukan untuk menggantikan populasi. Pada tahun 2008, 39.826 bayi dilahirkan, dibandingkan dengan sekitar 37.600 pada tahun 2005. Jumlah ini, bagaimanapun, tidak cukup untuk mempertahankan pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mendorong orang asing untuk berimigrasi ke Singapura. Jumlah besar imigran ini telah membuat penduduk Singapura terus bertambah.
Singapura adalah sebuah negara multi-agama. Menurut Statistik Singapura, sekitar 51% dari penduduk Singapura (tidak termasuk sejumlah besar pengunjung dan pekerja migran) mempraktikkan ajaran Buddhisme dan Taoisme. Muslim merupakan 15% dari jumlah penduduk, di antaranya berasal dari ras Melayu, India Muslim, dan Cina Muslim. Sekitar 14%, sebagian besar merupakan ras Cina, Indo, dan India, menganut kekristenan- termasuk Katolik, Protestan dan denominasi lain.
Agama di Singapura
Agama
Persentase
42.5%
14.9%
Tidak beragama
14.8%
14.6%
8.5%
4%
Lainnya
0.6%
Menurut sensus tahun 2000, terdapat pula minoritas penganut Sikhisme, Hinduisme, dan lainnya. Beberapa praktik keagamaan juga dilarang di Singapura. Saksi Yehova, misalnya, dilarang mendistribusikan materi-materi keagamaan dan kadang-kadang dipenjara karena penolakan mereka untuk masuk ke dinas militer Singapura. Sekitar 15% dari populasi penduduk Singapura tidak menyatakan afiliasi keagamaan atau tidak beragama.
E.Ideologi Negara Singapura
Ideologi Singapura adalah demokrasi. Pembangunan ekonominya turut dikaitkan juga dengan tahap pendemokrasian negara Singapura, atau dengan kata lain ekonominya yang semakin maju turut menyumbang kepada peningkatan tahap atau kualitas demokrasinya. Pada awal-awal berdirinya Singapura, pemerintah menekankan mekanisme totaliter dalam memaksa penduduknya untuk taat kepada negara dan hukum. Namun dengan perkembangan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya, demokrasi dikembangkan secara gradual, sehingga menjadi demokrasi yang bebas dan bertanggung-jawab.
Demokrasi totaliter adalah sebuah istilah yang diperkenalkan oleh sejarahwan Israel, J.L. Talmon untuk merujuk kepada suatu sistem pemerintahan di mana wakil rakyat yang terpilih secara sah mempertahankan kesatuan negara kebangsaan yang warga negaranya, meskipun memiliki hak untuk memilih, tidak banyak atau bahkan sama sekali tidak memiliki partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pemerintah. Ungkapan ini sebelumnya telah digunakan oleh Bertrand de Jouvenel dan E.H. Carr.
Berbagai bentuk sistem totalitarian dalam suatu pemerintahan berpijak pada ideologi-ideologi yang berbeda. Walaupun demikian, semuanya memiliki ciri-ciri bersama. Dua ciri utama totalitarian yang terpenting adalah adanya ideologi yang disebarkan dan dimasukkan ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat dan keberadaan partai politik tunggal agar seluruh komponen masyarakat bisa dimobilisir melalui partai tunggal tersebut.
Ciri-ciri totalitarianisme diantaranya adalah : (1) penggunaan sains dan teknologi bukan hanya terbatas sebagai sarana kuasa, melainkan juga sebagai karakter kuasa totaliter; (2) penggunaan gerakan massa sebagai strategi mobilisasi; (3) Pemusatan kekuasaan dalam satu partai yang dikemudikan secara sentral menurut prinsip pemimpin; (4) penggunaan metode teror dan kekerasan untuk menakuti-nakuti masyarakat agar setia terhadap negara; (5) Monopoli sarana informasi dan senjata negara; (6) Ekonomi yang dikemudikan secara sentral.
Singapura memang menjadi contoh yang pas untuk menggambarkan sebuah dialektika sistem politik, perkembangan ekonomi, dan kemajuan sosial. Selama ini diasumsikan bahwa negara yang maju dan ekonominya berkembang pesat berjalan melalui prinsip-prinsip modernisasi dan industrialisasi adalah negara yang langgam kekuasaan politiknya adalah demokratis.
Dalam pemilu terakhir, 2007, misalnya, PAP meraih 81 kursi dari 84 kursi parlemen yang diperebutkan. Dengan kata lain, partai oposisi hanya meraih atau bahkan "diberi jatah" tiga kursi saja.
F.Filsafat Pendidikan Singapura
Ada beberapa aliran filsafat pendidikan yang mempengaruhi filsafat pendidikan Singapura sampai saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
·Filsafat Analitik, yang menganalisis serta menguraikan istilah-istilah dan konsep-konsep pendidikan seperti pengajaran (teaching), kemampuan (ability), pendidikan (educations) dan sebagainya, serta mengecam dan mengklarifikasi berbagai slogan pendidikan seperti: “Ajarilah anak-anak dan bukan mata pelajaran” (teach children, not subjects). Jadi alat-alat yang digunakan dalam filsafat analitik adalah logika dan linguistik serta teknik-teknik analisis.
·Filsafat Progresivisme, tokoh dalam pemikiran ini adalah John Dawey. Dalam teori ini beliau berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada anak,melainkan kemampuan dan keterampilan berpikir dengan memberikan rangsangan yang tepat. Aliran ini juga menyatakan bahwa sekolah adalah institusi sosial dan pendidikan sendiri adalah proses sosial. Sehingga pendidikan adalah proses kehidupan (process of living), bukan persiapan untuk massa depan. Pendidikan adalah proses kehidupan sendiri dan mandiri, maka kebutuhan individual anak didik harus lebih diutamakan, bukan subject-oriented.
·Filsafat Eksistensialisme, dalam pemikiran ini menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka,melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksisitensi mereka. Para pendidikan eksitensialis akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada apa yang telah dipelajari dan diketahui oleh peserta didik, tetapi yang lebih penting ialah apa yang mampu mereka ketahui dan alami, Para pendidik eksitensialis menolak pendidikan dengan sisitem indoktrinasi.
·Filsafat Rekontruksionalisme, dalam pemikiran ini para pendidik rekontruksionalis melihat bahwa pendidikan dan reformasi sosial itu sesungguhnya sama. Mereka memandang kurikulum sebagai “problem centered”. Pendidikan pun harus menjawab pertanyaan George S. Count: “Beranikah sekolah-sekolah membangun suatu orde sosial yang baru?”.
Ada pandangan yang berbeda-beda dalam memahami konteks filsafat Pendidikan di Singapura. Secara umum pandangan filsafat pendidikan Singapura lebih menekankan pada disiplin ilmu pendidikan yang bersifat metadisipliner, dalam arti bersangkut paut dengan konsep-konsep, ide-ide serta metode-metode dalam disiplin ilmu dalam dunia pendidikan.
Pemerintah Singapura meyakini bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membantu generasi muda menjadi manusia haruslah menyangkut semua segi kehidupan manusia. Itu berarti bahwa segi kehidupan seperti spritualistas, moralitas, sosialitas,rasa dan rasionalitas,semuanya perlu mendapatkan porsi dalam proses pendidikan generasi muda. Pendidikan bukan hanya menekankan segi pengetahuan saja (kognitif), tetapi juga harus menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama,dan lain-lain. Jadi pendidikan yang hanya menekankan pada pengetahuan nilai tidak akan membentuk peserta didik secara utuh.
Pendidikan juga mempunyai peran untuk membantu peserta didik masuk ke dalam masyarakat dan ikut terlibat secara proaktif didalam masyarakat secara bertanggung jawab. Dalam artianya bahwa pendidikan juga perlu membantu peserta didik, mengenal masyarakatnya,peka terhadap situasi masyarakatnya,aktif ikut berpikir,dan bertanggung jawab secara moral maupun sosial terhadap perkembangan masyrakatnya.
Pendidikan di Singapura sangat menyesuaikan dengan perkembangan anak (baca : psikologi anak). Artinya bahwa dalam massa-massa tahap perkembangan peserta didik, dia selalu mengalami proses pembentukan psikologi dari tahap ke tahap,sehingga setiap psikologi pribadi peserta didik tidak akan selalu sama. Sehingga tidak seharusnya peserta didik dari 3-7 tahun dihadapkan kepada pelajaran yang serba keras, matematika misalnya. Karena hal ini akan mempengaruhi pola pikir mereka, yang seharusnya masih dalam usia bermain dihadapkan pada proses pendidikan yang serba berat sehingga pada tahap mereka masuk dalam proses pendidikan menenggah dan atas mereka muda cepat bosan serta tidak mau berlama-lama di dalam kelas.
Di Singapura misalnya peserta didik di berikan metode pelajaran menulis sambil mendengarkan musik pada saat mereka memasuki SD kelas 1 dan itu disesuaikan dengan perkembangan usia mereka. Ini berbeda dengan Indonesia dimana peserta didik diajarkan penulis serta matematika (tampa musik) pada saat mereka masih TK. Sehingga peserta didik yang masih usia main dipakasakan untuk mengerti matematika dan belajar membaca.
G.Sistem Pendidikan Singapura
1.Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman Kanak-Kanak dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, TK di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat izin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan Olahraga.
Kebanyakan dari TK menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem luar negeri yaitu pada sekolah internasional yang menawarkan program TK bagi anak-anak ekspatriat.
Periode pendaftaran bagi setiap TK dan pusat perawatan berbeda-beda. Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan tempat. Silahkan menghubungi TK tersebut secara langsung untuk informasi mengenai pendaftaran, kurikulum, dan lainnya.
2.Sekolah Dasar
Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6.
Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa Inggris, bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak kelas 3 Sekolah Dasar.
Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination). Kurikulum Sekolah Dasar di Singapura telah digunakan sebagai model internasional, khususnya metode pengajaran matematika. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Dasar menurut ketersediaan lowongan tempat.
3.Sekolah Lanjutan
Sekolah Lanjutan di Singapura terdiri dari sekolah dengan Dana Pemerintah, bantuan Pemerintah atau biaya sendiri. Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE 'O' (Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Ordinary') pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE 'N' (Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Normal') pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE 'O' pada tingkat lima.
Kurikulum pendidikan lanjutan mencakup Bahasa Inggris, bahasa daerah, Matematika, Ilmu Pengetahuan dan kemanusiaan. Pada tingkat lanjutan ke-3, siswa dapat memilih pilihan mereka sendiri tergantung apakah mereka di jurusan Seni, Ilmu Pengetahuan, Perniagaan atau teknik terapan.
Kurikulum pada Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Lanjutan menurut ketersediaan lowongan tempat.
Dua institusi akademik swasta di Singapura juga menawarkan kepada siswa internasional pilihan kesempatan yang unik untuk meneruskan pendidikan dasar, lanjutan dan pendidikan akhir mereka. San Yu Adventist School yang dikelola oleh Seventh-day Adventist Mission (Singapura), menawarkan program mulai dari pendidikan dasar, pendidikan lanjutan dan pendidikan akhir bagi para siswa dengan budaya dan warga negara yang berbeda. St.Francis Methodist School yang merupakan anggota dari kelompok sekolah-sekolah metodist di Singapura, menawarkan pendidikan lanjutan dan akhir bagi para siswa lokal maupun internasional. Kedua sekolah tersebut terdaftar pada Menteri Pendidikan dan menawarkan kepada para siswa mereka kurikulum akademik yang fleksibel, berwawasan luas dan tepat. Sekolah-sekolah ini membanggakan diri mereka karena memiliki program yang melebihi persyaratan akademik biasanya, menggabungkan elemen- elemen pembelajaran yang kreatif ke dalam kurikulum reguler mereka.
4.Akademi/Pra-Universitas
Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE 'O', para siswa diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Advanced' (GCE 'A') dari tingkat seni, ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE 'A'. Siswa asing dari negara manapun diterima di akademi dan pra-universitas menurut ketersediaan lowongan tempat.
5.Politeknik
Sekolah teknik didirikan di Singapura untuk menawarkan kepada para siswa tentang pelajaran melalui practice-oriented pada level diploma. Setidaknya ada 5 politeknik di Singapura:
Mereka menawarkan ruang lingkup yang luas dari rangkaian pelajaran seperti keahlian teknik, pelajaran tentang bisnis, komunikasi massa, desain dan komunikasi visual. Mata pelajaran spesialisasi seperti optometri, teknik kelautan, studi kelautan, perawat, pendidikan awal pada anak dan perfilman juga tersedia bagi mereka yang ingin berlatih di jalur karir tertentu.
Lulusan-lulusan politeknik telah membuktikan diri dengan menjadi tenaga kerja yang populer ketika mereka bergabung dalam dunia kerja yang dilengkapi dengan keterampilan dan pengalaman yang terkait pada bidang ekonomi baru.
6.Institut Pendidikan Teknik
Institut Pendidikan Teknik (ITE) merupakan alternatif pilihan setelah melewati tingkat lanjutan bagi mereka yang memilih untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik dalam berbagai sektor industri. Disamping menyediakan program-program bimbingan dan pelatihan kelembagaan secara full-time untuk lulusan sekolah lanjutan, ITE juga menyediakan program-program pendidikan berkelanjutan bagi mereka yang bekerja.
7.Universitas
Tiga universitas lokal di Singapura:
· National University of Singapore (NUS)
·Nanyang Technological University (NTU)
·Singapore Management University (SMU)
Universitas lokal tersebut di atas membentuk lulusan yang hebat dengan gelar kesarjanaan yang dikenal secara internasional. Kesempatan untuk melakukan penelitian ilmiah dan beasiswa juga tersedia untuk para siswa lanjutan tingkat akhir.
Sejak berdiri pada tahun 1905, NUS telah berkembang menjadi universitas yang mempunyai cakupan luas dengan menawarkan pelatihan tentang berbagai disiplin ilmu seperti Ilmu pengetahuan, keahlian tehnik terapan, teknologi, hukum, seni dan pengetahuan sosial dan pengobatan.
NTU didirikan pada tahun 1981 dengan menyediakan banyak fasilitas untuk melaksanakan pendidikan tingkat 3 dan melakukan penelitian dalam keahlian tehnik dan teknologi. NTU telah tergabung dengan National Institute of Education (NIE) - fakultas keguruan - dan berkembang mencakup kegiatan pembukuan, bisnis dan ilmu komunikasi.
SMU didirikan pada tahun 2000 sebagai universitas umum pertama-yang mendapat bantuan dari pihak swasta dengan fokus pengajaran pada program bisnis dan manajemen.
Universitas Internasional di Singapura
Selain dari universitas-universitas lokal, banyak juga universitas-universitas asing terkemuka yang telah hadir di Singapura. Universitas-universitas ini ada yang mendirikan kampusnya sendiri (institusi untuk pendidikan lanjutan) atau mempunyai program gabungan/kolaborasi dengan universitas lokal (kerja sama lokal).
Institusi Internasional Terkemuka dengan Kampusnya di Singapura
·INSEAD - http://www.insead.edu/
·University of Chicago Graduate School of Business - http://chicagogsb.edu/visit/singapore/
·Duke - http://www.gms.edu.sg/themes/gms_home/theme.html
·SP Jain Centre of Management - http://www.spjain.org/
·ESSEC - http://www.essec.edu/essec-business-school/management-authorities/essec-asian-center
·Digipen Institute of Technology - http://www.digipen.edu/main/Singapore
·University of Nevada, Las Vegas (UNLV) - http://www.unlv.edu.sg/
·New York University Tisch School of the Arts Asia - http://www.tischasia.nyu.edu.sg
Universitas internasional terkemuka yang berkolaborasi dengan universitas-universitas lokal Singapura, di antaranya:
·Johns Hopkins - http://www.bms.jhmi.edu/sin/default.htm
·Georgia Institute of Technology - http://www.tliap.nus.edu.sg/
·Massachusetts Institute of Technology (MIT) - http://web.mit.edu/SMA/
·The Wharton School of the University of Pennsylvania - http://www.research.smu.edu.sg/wsrc/
·Design Technology Institute - http://www.dti.nus.edu.sg/home/index.htm
·German Institute of Science & Technology - http://www.gist.edu.sg/
·Shanghai Jiao Tong University - http://www.nbs.ntu.edu.sg/Programmes/Graduate/sjtu-mba.asp
·Stanford University - http://www.ntu.edu.sg/cee/ssp/
·Waseda University - http://www.waseda.ntu.edu.sg/
·Indian Institute of Technology, Bombay - http://www.eng.nus.edu.sg/eir/news/index.php?id=109
·New York University School of Law - http://www.nyulawglobal.org/students/NationalUniversityofSingapore.htm
·Cornell University - http://www.cni.ntu.edu.sg/
Selain itu, untuk National University of Singapore dan Nanyang Technological University mempunyai program kerja sama dengan lebih dari 16 institusi lainnya di seluruh dunia. Ini termasuk: University of St. Gallen (Swiss), Beizing University for Chinese Medicine, ESIEE (Perancis), Australian National University, University of Melbourne (Australia), University of Illinois Urbana-Champaign (AS), UCLA Anderson School of Management (AS), Ecole Supérieure d'Electricité (Supelec) (Perancis), Peking University (Cina), Karolinska Institutet (Swedia), University of Basel (Swiss), Technical University of Denmark, King's College London, Tsinghua University (Cina), Université Pierre Et Marie Curie, Université Paris Sud dan French Grandes Écoles.
Terdapat juga institusi-institusi khusus asing di Singapura, yang telah mendirikan kampusnya atau bekerja sama dengan politeknik-politeknik lokal. Program ini memungkinkan siswa-siswa politeknik untuk mendapatkan gelar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang telah mereka ambil setelah mereka menyelesaikan diploma mereka di politeknik.
8.Institusi Kesenian Swasta
Saat ini ada dua institusi kesenian swasta di Singapura yaitu LASALLE College of the ArtsdanNanyang Academy of Fine Arts (NAFA) yang menawarkan pendidikan kesenian selepas sekolah menengah.
Kedua sekolah tersebut dikelola oleh swasta dan merupakan badan yang dibiayai publik; kedua institusi kesenian tersebut bersifat non-profit, merupakan institusi pendidikan swasta dan dikelola secara mandiri dengan bantuan dana dari Departemen Pendidikan Singapura dalam bentuk pendanaan di tingkat politeknik untuk program Diploma tertentu. Sebagai tambahan, institusi tersebut juga menawarkan program sarjana offshore atau program sarjana yang terakreditasi secara eksternal yang tidak didanai oleh pemerintah.
Sebagaimana halnya dengan institusi pendidikan publik lainnya di Singapura, mereka terbebas dari program CaseTrust untuk pendidikan. Terdapat juga institusi-institusi pendidikan swasta lainnya yang menyediakan program-program yang berkaitan dengan seni dan desain. Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat hasil pencarian jurusan/pencarian sekolah.
9.Sekolah Sistem Luar Negeri/Sekolah Internasional
Sekolah sistem luar negeri atau Sekolah Internasionalmenawarkan kesempatan kepada calon mahasiswanya untuk mengikuti pendidikan yang mirip dengan negara yang system pendidikannya diadopsi sekolah. Program ini semuanya terdaftar pada Kementerian Pendidikan, mengikuti aturan dan kurikulum yang identik dengan negara yang diacu.
Singapura memiliki sejumlah sekolah internasional yang memberikan izin masuk untuk para siswa asing dan penduduk setempat. Beberapa sekolah internasional menentukan persyaratan minimum pada saat melakukan pendaftaran, seperti kemampuan bahasa atau kewarganegaraan. Kriteria tiap sekolah berbeda.
Biaya pertahun biasanya mencapai S$4,600 sampai S$14,000 untuk tingkat yang lebih rendah dan S$6,000 sampai S$18,000 untuk tingkat yang lebih tinggi. Tahun ajaran sekolah dan semester juga berbeda pada setiap sekolah. Contoh dua sekolah internasional terkemuka adalah Anglo-Chinese School (ACS) dan Hwa Chong Institution telah meraih status sebagai sekolah swasta terbaik, dengan penerimaan murid pertama pada bulan Januari 2005.
Didirikan di bawah badan ACS International dan Hwa Chong International, kedua sekolah akan menawarkan pendidikan sekolah menengah dan selepas sekolah menengah. ACS International akan menawarkan GCSE internasional dan Program Internasional Baccalaureate Diploma, sementara Hwa Chong International akan menawarkan program sekolah menengah dan pra-universitas dengan sertifikat tanda tamat belajar GCE A Level.
Beberapa keberhasilan pendidikan tinggi Singapura adalah sebagai berikut.
·Singapura telah keluar sebagai nomor pertama untuk bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di sebuah studi 49 negara untuk Sekolah Dasar tingkat 4 dan Sekolah Menengah Pertama tingkat 2 tahun 2002-03. Studi yang dilaksanakan oleh International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang bermarkas di Boston, USA, menegaskan tingginya kualitas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah negeri di Singapura.
·National University of Singapore (NUS) menduduki tingkat ke-18 dari penelitian 200 universitas terbaik di dunia untuk tahun 2004 di majalah Times London. NUS juga tampil di urutan atas universitas Teknik dan Teknologi Informasi, dengan menduduki tingkat ke-9 dari penelitian mengenai fakultas, mengungguli universitas terkenal lainnya.
·Siswa MBA Nanyang Technological University (NTU) juga telah dinilai sebagai salah satu "yang terbaik di dunia" di studi tahun 2004 oleh Economist Intelligence Unit, anggota dari Economist Group. NTU merupakan salah satu dari 100 sekolah MBA terbaik di dunia.
·Di majalah Asiaweek, University Terbaik Asia tahun 2000, National University of Singapore (NUS) menduduki peringkat ke-5, di kategori untuk semua jurusan di Asia. Nanyang Technological University menduduki tingkat ke-9 dari 39 universitas, di kategori jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Dan di kategori Sekolah MBA Terbaik Asia tahun 2000, NUS Business School merupakan salah satu sekolah yang dikenal memiliki "MBA Paruh-Waktu Terbaik" dan memiliki "Reputasi Terbaik".
H.Perbandingan Sistem Pendidikan dengan Negara Lain
1.Pendidikan Dasar dan Menengah
APA yang diharapkan warga dari sebuah sistem pendidikan? Bagi orang awam sekalipun pasti tahu bahwa yang dibutuhkan adalah setidaknya kurikulum yang baik, pengajar yang enak, fasilitas memadai, dan biaya murah, jika bisa. Lalu selebihnya mungkin adalah lingkungan yang kondusif, daya saing yang tinggi, serta segala aspek lain yang ada di luar ruang sekolah.
Tampaknya hal itu tersedia di Singapura. Perbandingan sistem pendidikan di Singapura dengan Indonesia sungguh jauh berbeda. Departemen Pendidikan Singapura (Ministry of Education) tampaknya lebih banyak bekerja dan memberi perhatian besar pada pengembangan pendidikan ketimbang memanfaatkan pendidikan sebagai sumber rezeki bagi oknum atau pegawai-pegawai departemen itu.
Dari sekolah dasar hingga universitas, misalnya, siswa sudah dipantau dan diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya. Jadi, tidak semua warga layak atau bebas masuk universitas di Singapura. Bagi mereka yang tidak layak masuk universitas di Singapura, memang bebas memilih kuliah di luar negeri sesuai dengan kemampuan orangtua, tetapi tidak bebas masuk universitas di Singapura jika tidak melewati tes tertentu.
Dengan pendapatan per kapita lebih dari 24.000 dollar AS per tahun, Singapura termasuk paling kaya di dunia. Namun, Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu. Biaya sekolah di Singapura relatif murah. Yang diperlukan adalah biaya di luar uang sekolah sepertipenunjang kelancaran sekolah, transportasi, buku-buku, dan lainnya. Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan untuk mengenyam pendidikan.
Meski mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT, dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah. Untuk transportasi ke dan dari Nanyang Technological University (NTU), misalnya, tersedia berbagai jalur bus yang membelah masuk ke kompleks universitas di Jurong.
Apa lagi? Ruang kelas, perpustakaan, kantin sekolah, dan tempat bersantai juga tersedia. Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid bias melihat guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak didiknya. Kelas diperlengkapi dengan peralatan yang memudahkan guru melakukan presentasi lewat slide yang sudah melekat di setiap ruang sekolah sehingga tidak perlu repot setiap kali melakukan presentasi. Janganlah segan makan di kantin-kantin sekolah, jenisnya cukup banyak, relatif sehat, dan murah lagi.
Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan universitas. Hal itu memang sengaja dilakukan untuk membuat murid memiliki akses yang mudah mendapatkan informasi. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs internet yang membuat mahasiswa bisa mengakses secara on-line.
Di Singapurasistem pendidikan secara umum berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan, dalam upaya memenuhi dunia kerja yang terampil dan berpendidikan. Selain itu juga berorientasi agar terdapat keseimbangan dari segi moral dan kultur dalam menghadapi perubahan dan kemajuan yang terjadi. Silabus pengajaran dasar dan menengah dikontrol secara nasional oleh Curriculum Planning & Development Division, Ministry ofEducation. Lembaga ini berwenang dalam menentukan tiga hal dasar yang menyangkut keterampilan berpikir, teknologi informasi, dan pendidikan nasional.
Pada pendidikan dasar (primary level), siswa akan menempuh pendidikan selama 4 tahun (primary 1-4). Tujuan secara keseluruhan dari pendidikan dasar ialah meletakkan dasar dikuasainya bahasa Inggris, Matematika dan bahasa Ibu. Masa ini dilanjutkan ke masa orientasi pada tingkatprimary 5 - 6. Pada masa orientasi ini, siswa dijuruskan menjadi 3 jurusan berdasarkankemampuan bahasa mereka, yaitu EM I & EM2 (biasanya melebur) dan EM3. Pada pendidikanmenengah(secondary level), siswa harus memilih 3 jurusan yang sudah disediakan sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka, yaitu :
1) special course: ditempuh selama 4 tahun, yang memungkinkan siswa untuk mampu mempelajari bahasa lain dan bahasa-bahasa ibu pada tingkat tinggi, misalnya bahasa Melayu dan Tamil. Pada akhir masa belajar, mereka dapat menempuh ujian GCE (Singapore Cambridge General Certificate of Education) tingkat "0";
2) express course: menyiapkan siswa untuk menempuh ujian GCE tingkat "0" juga, hanya saja kemampuan bahasa yang harus dikuasai adalah bahasa Inggris dan bahasa-bahasa ibu seperti bahasa Cina, Melayu dan Tamil;
3) normal course: siswa diharuskan untuk menguasai mata pelajaran wajib yang terdiri dari bahasa Inggris,bahasa-bahasa Ihu dan Matematika. Untuk Upper Secondary ditambah dengan kemanusiaan, dan rains. Siswa akan menempuh ujian GCE tingkat "N" pada akhir tahun ke-4, dan yang lulus akan meneruskan ke tahun ke-5 masa belajarnya. Siswa yang memperoleh hasil harus pada ujian GCE tingkat "0" dapat meneruskan ke `junior college"untuk politeknik atau institut teknik. Alternatif bagi mereka yang tidak mampumelanjutkan masa belajarnya ke tahun ke-5, mereka dapat menempuh pendidikan di pendidikan kejuruan; dan
4) preuniversity education: lulus dari ujian GCEtingkat "0", siswa dapat melanjutkan ke pendidikan prauniversitas berjangka 2 tahun, yang ditutup dengan ujian GCE tingkat "A" (Advanced).
Sistem ujian di Singapura dikenal dengan national centralized system yang menetapkan standar pencapaian. Membicarakanujian nasional tidak bisa dilepaskan dari badan otonom penyelenggaranya. Di Singapura sejak 1April 2004 terdapat lembaga yang henar-benar independen dan mandiri dalam menyelenggarakan ujian nasional, The Singapore Examinations and Assessment Board (SEAB). Kegiatan utama SEAB adalah mengembangkan dan menyediakan pelayanan bidang pengujian yang bermutu termasuk ujian nasional seperti Primary School Leaving Examination (PSLE) dan Singapore-Cambridge General Certificate of Education (GCE N,O, A-Level). Peranan SEAB dalam ujian nasional meliputi penyusunan dan penyiapan silabus, soal danlembar jawaban, pengadministrasian tes, penilaian pemetaan peringkat, dan lain-lain.
PSLE adalah suatu ujian nasional yang diikuti oleh siswa di kelas akhir sekolah dasar. Tujuan PSLE adalah untuk mengukur kecocokan dan kelayakan siswa masuk ke jenjang pendidikanmenengahdan menempatkan mereka ke salah satu jurusan di sekolah menengah yang sesuai dengan aspek "karir" pembelajaran, kemampuan, dan inclination. Berdasarkan hasil PSLE, siswa dijuruskan ke dalam tiga jenis, special course, express course, normal (academic) course atau normal (technical) course PSLE dilaksanakan secara serentak dan terdiri dari ujian tulis, Iisan dan ujian listening comprehension dengan silabus yang telah ditentukan oleh SEAB. Mata pelajaran yang diujikan disesuaikan dengan jurusan, untuk EMI dan EM2 antara lain: Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Ibu, untuk EM3 meliputi: hahasa Inggris dasar, matematika dan Bahasa lbu.
GCE pada berbagai tingkat (N, O dan A) bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa lulusan secondary school sebelum melanjutkan ke jenjang berikutnya. GCE dilakukan sekali setahun, yang terdiri dari ujian tulis, ujian praktik, ujian Iisan dan ujian listening comprehension. Peserta ujian GCE jenis N berusia sekitar 16 tahun dan merupakan siswa yang akan melanjutkan ke pendidikan kejuruan dan setelah mereka lulus akan mendapatkan ijazah untuk melamar pekerjaan. Peserta ujian GCE tingkat 0 adalah siswa berusia 15-16 tahun. Ujian ini mendapat penghargaan dari Cambridge School Certification, Government Secondary four School Certificate (Chinese), School Certificate (Malay) dan School Certificate (Tamil). SertifikasiCambridge School dikeluarkan melalui kerja sama dengan Menteri Pendidikan dan University of Cambridge Local Examination Syndicate. Level ujian GCEO dilaksanakan pada bulan November setiap tahun, dan hasilnya pada bulan Maret. Untuk ujian GCE tingkat A, peserta ujian biasanya berumur 17-18 tahun (grade 12), yang berasal dari siswa-siswa special course, express course, atau normal course. Mata pelajaran yang diujikan pada GCE jenis O atau N meliputi: sains, Bahasa Inggris,nutrisi dan bahan makanan,kemanusiaan, geografi, seni dan desain, prinsip penghitungan, desain dan teknologi, matematika, pengetahuan agama. Pada GCE jenis A meliputi sains, komputer, bahasa Inggris, sejarah, geografi, ekonomi, prinsip-prinsip akuntansi, manajemen bisnis, seni dan desain, musik, dan bahasa asing lainnya (Cina,Tamil, dan sebagainya).
Secara umum UN di Singapura telah menjadi suatu sistem yang mapan, diselenggarakan oleh suatu institusi permanen yang memiliki otoritas penuh dalam bidang pengujian pendidikan. Institusi ini didukung oleh tenaga profesional dalam pengujian yang mencukupi, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Dalam suatu sistem yang sudah mapan, seperti di Singapura, persiapan dan pelaksanaan UN dapat berlangsung dalam suasana yang lebih baik dan kondusif, sehingga dapat menjamin hasil ujian yang valid, dipercaya, dan memperoleh pengakuan secara luas.
2.Pendidikan Tinggi
Untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, universitas-universitas Singapura menempuh berbagai langkah. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan universitas-universitas ternama di Amerika Serikat dan sekolah-sekolah terkemuka di Eropa. Bahkan, Pemerintah Singapura memasang target, tahun 2015 nanti universitas-universitas terpandang, seperti National University of Singapore, Nanyang Technological University, mampu menarik 150 ribu mahasiswa internasional untuk belajar di negara-kota ini dengan menawarkan aneka beasiswa.
Dengan strategi pengembangan perguruan tinggi yang demikian itu, Singapura berhasil mengantar sejumlah universitas miliknya menjadi perguruan tinggi elite dunia. Menurut Times Higher Education Supplement (2008), dari 200 universitas terbaik dunia beberapa berasal dari Asia Timur, termasuk Singapura, yaitu: Cina (6), Hong Kong (4), Korea Selatan (3), dan Singapura (2).
Pengembangan pendidikan tinggi di Singapura nampak sangat agresif. Upaya yang dilakukan bukan dengan menambah lembaga, tetapi menata dan memperbaiki yang sudah ada. Maka, jumlah perguruan tinggi, —baik negeri maupun swasta, —yang ada di Singapura hampir tidak bertambah secara signifikan. Tetapi, justru dari lembaga-lembaga yang ada itu kini banyak menerima tawaran dari sejumlah universitas ternama dunia untuk menjalin kerja sama.
Selain itu, banyak pula perguruan tinggi dari negara lain membuka cabang di Singapura. Berbagai kesuksesan dalam mengembangkan pendidikan sudah banyak diulas oleh media. Majalah Newsweek, tahun 2000, menempatkan NUS dalam peringkat kelima universitas terbaik Asia. Empat tahun kemudian, 2004, Times London menempatkan NUS pada peringkat ke-18 dari 200 universitas terbaik dunia.
Staf pengajar di perguruan tinggi Singapura dididik dengan sangat professional. Gajinya tergolong sangat memadai, orang-orang pun terangsang menjadi pendidik. Bahkan tidak semua dosen berasal dari Singapura sendiri.
Dengan jumlah penduduk yang sedikit, hanya 4 juta jiwa lebih, Singapura memerlukan pasokan staf pengajar. Untuk itu terkadang staf pengajar perguruan tinggi didatangkan dari negara lain. Untuk level universitas, misalnya, NTU dan National University of Singapore (NUS) tak segan menawarkan gaji yang tinggi menyamai gaji di Harvard Business School. Staf pengajar perguruan tinggi memang harus bersaing dan menawarkan rangsangan yang lumayan untuk bisa menarik orang-orang yang punya talenta dunia.
Dosen-dosen di NTU, misalnya, tidak sedikit yang menjadi orang-orang hebat di negara asalnya dan kemudian direkrut menjadi dosen di Singapura. Singapura nampaknya sangat berambisi untuk menjadikan dirinya sebagai pusat pendidikan berkelas internasional, setelah berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat pelayanan kesehatan terbagus di Asia Tenggara.
Kegiatan di universitas dan di sekolah-sekolah bukan sebatas acara belajar-mengajar rutin di ruang-ruang kelas. Hampir setiap bulan tampil pembicara tamu berkaliber internasional membawakan topik-topik baru yang ditemukan di dunia.
Pemerintah Singapura tidak segan-segan mendatangkan, misalnya, Michael Porter, Philip Kottler, ahli manajemen terkenal di dunia, serta dosen-dosen kaliber internasional yang memang mahal tarifnya tetapi Singapura tidak pelit soal itu.
Jadi, selain mendapatkan ilmu, mahasiswa juga diberi pencerahan dengan menghadiri seminar-seminar gratis tetapi sangat berkualitas. Jangan bayangkan presentasi mereka seperti guru-guru atau dosen-dosen yang direkrut begitu saja untuk jadi pengajar P4 yang membuat ngantuk di negara kita pada zaman Orde Baru.
Lembaga pendidikan tinggi di Singapura tidak berhenti melirik perkembangan pendidikan di negara lain. Maka, muncullah misalnya aliansi antara sekolah bisnis di NTU dan Sloan School of Management di Massachusetts Institute of Technology. Aliansi seperti itu dibiarkan dirangsang sendiri oleh masing-masing fakultas. Universitas hanya memberi persetujuan. Otonomi masing-masing fakultas dibuat sedemikian tinggi dan dibiarkan mampu memikirkan pengembangan diri sendiri. Soal pendanaan, tampaknya tidak menjadi masalah. NTU, misalnya, sudah memiliki endowment fund dari pemerintah sebesar 200 juta dollar Singapura.
Tidak mengherankan jika NTU, NUS, dan Singapore Management University dengan mudah membangun aliansi dengan Harvard University, Wharton School, dan universitas kelas satu lainnya di AS. Kerja sama internasional pendidikan juga dilakukan dengan banyak negara. Namun, kemajuan pendidikan di AS membuat Singapura lebih berkiblat ke AS.
Mahasiswa di Singapura sering kali mendapatkan kesempatan untuk melakukan studi tur dengan menjelajah dunia. Bagi mahasiswa yang mampu dibiarkan membayar sendiri, tetapi dengan subsidi universitas. Namun, bagi yang tidak mampu tersedia beasiswa yang memungkinkan mereka tinggal di hotel, seperti JW Marriott. Selama satu setengah bulan mahasiswa pascasarjana di Nanyang MBA Fellowship Programme tinggal di apartemen yang dikelola JW Marriott di Boston.
Pemerintah Singapura tidak saja bersedia mendidik warganya, tetapi juga bersedia merekrut calon-calon siswa dan mahasiswa dari negara tetangga dan dengan beasiswa serta tawaran kesempatan kerja di Singapura. Karena itu, tidak heran jika ada warga melayu dari Padang hingga Klaten belajar di Singapura dengan bantuan pemerintah Singapura, termasuk ongkos pesawat pergi pulang saat liburan.
Singapura sadar akan potensi kekurangan tenaga kerja. Niat Singapura untuk menawarkan beasiswa bukan sekadar menjadikan mereka sebagai tenaga di Singapura suatu saat. Bagi mahasiswa yang kembali bekerja di negara asalnya, setidaknya diharapkan bisa menjadi orang yang kenal dan sayang dengan Singapura dan bisa menjadi jaringan Singapura di kemudian hari. Bukan itu saja, dengan mengundang mahasiswa dari luar, Pemerintah Singapura otomatis membuat warganya terbiasa bergaul secara internasional ketika masih berada di sekolah. Itu sesuai dengan posisi Singapura sebagai hub regional sehingga warganya tidak menjadi seperti katak di bawah tempurung.
Pemerintah Singapura memberikan alokasi dana yang begitu besar untuk membangun pendidikan. Tiga perguruan tinggi negeri, National University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University (NTU), dan Singapore Management University (SMU), dibangun agar memiliki standar internasional dan bisa diikuti oleh mahasiswa dari seluruh dunia. (Ini berarti) secara tidak langsung Pemerintah Singapura telah menjadikan pendidikan sebagai bagian untuk mendapatkan devisa.
Memang, tradisi Singapura dalam membangun pendidikan boleh dikatakan masih baru. Ketika Pemerintah Belanda mendirikan Universiteit van Indonesie (kelak menjadi Universitas Indonesia) tahun 1946 di Jakarta, Singapura ”baru memiliki” sebuah perguruan tinggi negeri, yaitu National University of Singapore, yang berdiri tahun 1905.
Namun, Singapura yang menjadi koloni Inggris tahun 1819 menyadari, mereka tidak memiliki apa-apa, —sumber daya alam dan luas wilayah, —untuk membuat negerinya makmur. Maka, satu-satunya cara memajukan negara pulau sejauh lemparan batu itu hanya dengan membangun manusia. Caranya, menciptakan pendidikan yang bagus dan berstandar internasional.
3.Pandangan Secara Umum
Kini, pendidikan di Singapura menjadi salah satu tujuan dan pilihan kaum muda dari sejumlah negara (termasuk Indonesia) jika ingin mendapatkan pendidikan yang bagus. Berikut ini adalah perbandingan diagram alur antara sistem pendidikan Singapura dengan Amerika Serikat. Perbandingan ini berdasarkan usia masuk mahasiswa pada setiap tingkat pendidikan.
Jenjang pendidikan formal di Singapura tidak terlalu jauh berbeda dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat. Rata-rata pada usia 17-20 tahun seseorang baru masuk ke perguruan tinggi. Hal ini tidak jauh berbeda dengan usia sekolah anak-anak di Indonesia.
Pada jenjang pendidikan tinggi, secara umum pendidikan di singapura sangat bertumpu pada peran teknologi informasi yang demikian besar. Dua hal pendukung utama sistem teknologi informasinya perguruan tinggi Singapura adalah adanya: 1) Booth Multimedia Interaktif dan 2) Internet.
Kedua elemen penting teknologi informasi di atas berperan sebagai: 1) Tempat untuk melakukan pendaftaran dan pembayaran mahasiswa, 2) Wahana mahasiswa untuk bisa melihat hasil penilaian, 3) Pendaftaran mata kuliah yang diambil, 4) Semua informasi yang dibutuhkan siswa menyangkut administrasi, peta, hingga di mana kita bisa menghubungi dan mencari dosen yang bersangkutan.
Beberapa hal yang penting dari sistem pendidikan Singapura adalah:
-Siswa dapat melakukan pendaftaran mata kuliah di internet. Jadi tidak ada lagi harus berkumpul bersama di kampus untuk melakukan pengisian Formulir Rencana Studi (FRS).
-Semua bahan kuliah dapat diunduh dari internet dalam bentuk PDF. Siswa akan diberikan password untuk mata kuliah yang diambilnya.
-Semua sistem perkuliahan adalah sistem belajar aktif. Tidak ada dosen hadir di depan kelas hanya untuk membacakan buku yang ia baru baca, yang ada adalah dilakukan diskusi kelompok dan asistensi secara intensif.
-Ruang-ruang laboratorium dibuka 24 jam dengan fasilitas komputer yang bagus. Akses masuk dilakukan dengan kartu dan password.
Mungkin semua hal diatas belum bisa dilakukan di Indonesia. Karena dukungan internet kita yang sangat lambat dan buruk pelayanannya. Di Singapura kita hanya perlu membayar
senilai Rp 50.000,- perbulan (DSL) untuk kapasitas broadband dengan kecepatan tinggi dan tentu saja bebas selama 24 jam dan tujuh hari seminggu.
I.Isu-Isu Pendidikan Singapura
Hal yang masih sering dikeluhkan dalam sistem pendidikan di Singaura adalah kurangnya kebebasan berekspresi untuk mahasiswanya. Contohnya adalah, jika mahasiswa Indonesia terkenal suka menggelar demonstrasi dan bahkan sampai mampu menggulingkan sebuah rejim pemerintahan, mahasiswa Singapura cenderung apolitis. Mereka tidak terlibat dan tidak suka terlbat dalam urusan politik. Mereka lebih banyak fokus pada belajar di kelas. Hal ini bisa jadi beranjak dari sistem pemerintahan Singapura yang cenderung otoriter.
Di Singapura ada yang namanya Internal Security Act (ISA) atau Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang bisa menahan orang tanpa proses pengadilan. Keberadaan undang-undang ini menjadi salah satu penyebab mengapa aktivitas politik yang berseberangan dengan pemerintah cenderung sedikit atau bahkan jarang terjadi. Partai oposisi hanya memiliki kurang dari tiga kursi di parlemen. Belum lagi kondisi ekonomi negara yang sangat mapan menjadikan masyarakat Singapura, dan juga mahasiswanya cenderung merasa puas dengan pemerintahan sekarang.
Segi negatif dari hal di atas adalah berkurangnya sosialisasi dari para pelajar. Tidak ada lagi pelajar nongkrong-nongkrong seperti di Indonesia. Akibatnya interaksi sosial antar pelajar berkurang dan menjadikan para siswa singapura seperti robot yang hanya memikirkan pekerjaan pribadinya saja. Tidak ada lagi tenggang rasa antara sesama siswa. Hal yang terjadi adalah "belajar, pulang, dan lulus secepat mungkin dengan nilai bagus". Hanya itu.
Sepertinya memang aneh jika di kelas pun mahasiswa harus ramah dan menurut. Bukankah pendidikan bermaksud mencari kebenaran atas yang salah, termasuk kediktatoran ala Singapura yang dimulai oleh mantan PM Lee Kuan Yew, yang melarang oposisi mengemukakan pemikirannya secara terbuka. Boleh dikata Singapura adalah negara demokratis yang tidak menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara utuh.
Kurangnya iklim demokratis di Singapura, di satu sisi di anggap sebagai sebuah kelemahan, tetapi di sisi lain bisa pula dianggap sebagai sebuah keunggulan. Sistem pemerintahan yang stabil, mapan, dan tanpa gejolak memudahkan dalam meralisasikan program-program pembangunan secara berkelanjutan. Syaratnya tentu jika para pelaksana pemerintahannya adalah orang-orang yang jujur, kredibel, dan professional.
Kekurangan lainnya yang banyak dikeluhkan adalah tingginya kriteria yang diminta oleh pemerintah untuk para pengajarnya. Untuk undergraduate saja (S1) diminta pengajar setingkat S3. Ini mengakibatkan banyak praktisi tidak bisa kembali ke dunia akademis, dan tidak bisa menyampaikan apa yang diperolehnya di lapangan kepada kalangan pelajar.
J.Simpulan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dari kehidupan suatu bangsa, sebab maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana pengelolaan masalah pendidikannya. Pada dekade 70-an dunia pendidikan kita sedikit berada diatas negara tetangga kita Malaysia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa Malaysia yang menuntut ilmu di perguruan tinggi negeri Indonesia, namun pemandangan yang demikian makin sulit kita lihat sekarang, justru yang terjadi adalah makin banyaknya pelajar Indonesia yang berminat melanjutkan kuliahnya di negara jiran tersebut. Begitu juga pada strata pendidikan menengah, pada dekade 70-an jamak kita lihat guru-guru bidang eksakta kita diminta oleh pemerintah Malaysia untuk mengajar di sana, sehingga tidak jarang guru eksakta kita di zaman tersebut dapat menikmati manisnya ringgit Malaysia.
Selain Malaysia, negara yang melejit dalam bidang pendidikannya adalah Singapura. Kini, Singapura yang merdeka lebih belakangan dari Indonesia telah menjadi kiblat pendidikan dunia, khususnya di Asia. Para pelajar, khususnya dari negara-negara berkembang berbondong-bondong melanjutkan studinya ke perguruan-perguruan tinggi Singapura. Tentu tidak salah jika para pelajar ini beranggapan bahwa mutu pendidikan Singapura sudah setara dengan pendidikan di Eropa dan Amerika. Lihatlah saja The-QS World University Ranking 2008 telah menempatkan dua perguruan tinggi Singapura, yaitu National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) pada peringkat (secara berurut) 30 dan 77. Di saat yang sama tidak ada satupun perguruan tinggi Indonesia yang masuk 100, dan bahkan 200 besar sekalipun.
Apakah gambaran ini suatu indikasi rendah/mundurnya dunia pendidikan Indonesia, kalau ya apa yang menjadi penyebabnya, apakah kurikulum kita yang salah, kurangnya alokasi dana pendidikan, ataukah pengelolaan/manajemen pendidikan kita yang keliru? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul di benak kita. Pertanyaan yang kadang sulit untuk dijawab.
Di sinilah pentingnya ilmu perbandingan pendidikan. Dengan perbandingan pendidikan kita bisa meneropong kira-kira apa yang menyebabkan sebuah negara menjadi melesat maju sementara negara lainnya tidak maju-maju, atau bahkan mengalami kemunduran. Negara Singapura telah mengalami kemajuan pembangunan yang sangat pesat. Di sinilah kita perlu mengenali bagaimanakah sebenarnya sistem pendidikan mereka untuk kemudian menjadi bahan masukan untuk menyempurnakan sistem pendidikan di negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1992) Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia : Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : Dedikbud Sekretariat Jenderal.
_______(2003) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Atmodiwirto, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya jaya.
Bertens,K. (1981) Filsafat Barat dalam Abad XX, Jakarta : Gramedia.
Buber,M. (1959) “Education”, Dalam Between Man and Man. Boston : bacon Press.
Brameld, Theodore., (1957) Cultural Foundation of Education : An Interdisciplinary Exploration. New York : Harper & Publishers.
Dimyati, M., Landasan Kependidikan , P2LPTK, Depdikbud, Jakarta, 1988.
Engkoswara. 1987. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15169
http://www.sgbox.com/singaporeeducation.html
http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/10/15/16574125/berlibur.atau.belajar.pergilah.ke.singapura..
http://www.timeshighereducation.co.uk/hybrid.asp?typeCode=243&pubCode=1&navcode=137
http://www.singaporeedu.gov.sg/id/htm/abo/abo0202.htm
Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk Agung
Tilaar, H.A.R. 1994. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H