Mohon tunggu...
Nur Halizah
Nur Halizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PIAUD 2021 UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi Prososial pada Anak Usia Dini

1 Desember 2022   00:26 Diperbarui: 1 Desember 2022   21:02 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku prososial adalah bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial, jadi perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk membantu orang lain terlepas dari niat si penolong. 

Tindakan menolong ini didasarkan dari keinginan sendiri tanpa mengaharapkan suatu imbalan, perilaku ini lebih bersifat sukarela. Perilaku prososial masih berhubungan dengan empati, menurut Hurlock empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan emosi orang lain serta menempatkan diri pada posisi orang lain. 

Empati mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengungkapkan emosinya, sehingga empati seseorang dapat diukur dengan wawasan emosi, ekspresi emosi, dan kemampuan seseorang untuk mengambil peran orang lain. 

Pada dasarnya, empati merupakan suatu keterbatasan individu dalam melaksanakan atau tidak mengaktualisasikan ide-ide prososial yang dimilikinya  kedalam perilakunya. 

Perilaku prososial merupakan salah satu perkembangan dasar yang harus dimiliki anak karena diperlukan persiapan menjadi anggota kelompok di akhir masa kanak-kanak dan beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas. 

Perkembangan Emosi Prososial

Perkembangan emosi prososial dimulai saat anak masih bayi, ditandai dengan tangisan bayi yang satu mengarah ke tangisan bayi lainnya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa ketika seorang bayi menangis karena mendengar bayi lain menangis, itu merupakan bentuk respon empati bayi. Kemudian bayi berada dalam empati egosentris di tahun pertama. Pada titik ini, bayi mengira bahwa masalah atau kesulitan yang dia dan orang lain alami itu sama.

Di tahun kedua kehidupan bayi mulai mengembangkan rasa percaya diri / memasuki fase dimana balita berusaha menghibur orang lain dengan caranya sendiri. Misalnya, jika seorang anak merasa temannya kesepian, dia mengajak ibunya ke teman sebayanya agar temannya tidak kesepian lagi. 

Berikutnya adalah fase tekanan empatik yang sebenarnya, yang biasanya terjadi saat pemikiran anak-anak matang. 

Pada tahap ini, respons empati anak terhadap emosi lain lebih berkembang dari sebelumnya, dan tindakan prososial anak menunjukkan pemahaman akan kebutuhan orang lain. Dan perlu kita ketahui bahwa empati dan simpati terhadap anak berkembang/meningkat seiring bertambahnya usia.

Nancy Eisenberg mengusulkan 5 tahap perkembangan perilaku prososial anak yang dapat digunakan orang tua untuk memantau perkembangan perilaku prososial anaknya.

  • Berorientasi pada kepentingan pribadi

Perilaku prososial seperti itu biasa terjadi pada anak-anak prasekolah dan pada tingkat yang lebih rendah pada anak-anak yang mulai sekolah dasar. Pada fase pertama ini, perilaku prososial anak tidak semata-mata karena kepedulian terhadap orang lain. Akan tetapi, pada tahap ini perilaku anak masih dilandasi oleh alasan anak untuk berbuat baik guna menghindari akibat negatif yang akan dideritanya.

  • Berorientasi pada kebutuhan

Tahap perkembangan prososial ini banyak terlihat pada anak usia prasekolah dan juga pada anak usia sekolah dasar. Pada tahap ini anak sudah mampu menunjukkan sikap peduli atau merespon isyarat ketika seseorang membutuhkan bantuan tanpa mampu menunjukkan sikap/ekspresi simpati dan tidak bisa membayangkan berada di posisi tersebut.

  • Berorientasi pada penilaian orang lain dan stereotip sebagai anak baik.

Tahapan ini dapat kita amati pada perkembangan prososial anak sekolah dasar dan beberapa anak sekolah menengah. Pada tahap ini, anak memaknai perbuatan baik yang dilakukannya sebagai cara agar diterima di lingkungan sekitar dan diakui oleh orang-orang di sekitarnya sebagai anak yang baik.

  • Pada tahap ini terbagi menjadi 2  tahap munculnya keterampilan reflektif dan empati dan tahap peralihan
    • Tahap munculnya keterampilan reflektif dan empati biasanya kita temukan pada anak-anak sekolah dasar dan menengah. Pada tahap ini, perbuatan baik anak dapat melibatkan empati dan prinsip kemanusiaan, menggambarkan emosi yang akan mereka rasakan ketika memilih untuk membantu atau tidak membantu.
    • Kita bisa melihat tahap transisi pada anak-anak sekolah menengah dan orang dewasa. Pada tahap ini, anak melakukan tindakan prososial melalui banyak pertimbangan yang menyangkut nilai moral, norma, dan tanggung jawab, serta berusaha mengubah suatu kondisi menjadi lebih baik.
  • Berorientasi pada nilai-nilai moral yang telah terinternalisasi dalam diri.

Tahapan ini terkadang ditemukan pada siswa sekolah menengah dan bukan pada siswa sekolah dasar. Perkembangan prososial anak pada tahap ini sebagian besar dipengaruhi oleh prinsip-prinsip seperti fase transisi, kecuali bahwa prinsip-prinsip tersebut tertanam kuat dalam kepribadian anak.

Peran Orangtua Dalam Membentuk Perilaku Prososial anak

Upaya orang tua dalam menanamkan perilaku prososial anak dapat dilakukan melalui motivasi, keteladanan, dan tindakan sosial.

  • Motivasi

Motivasi yang dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak, misalnya dengan pemberian reward, perhatian atau ajakan untuk berpartisipasi. Pemberian reward dapat berdampak positif bagi anak karena mendorong inisiatif, kemampuan kreatif, dan jiwa bersaing yang sehat.

  • Keteladanan

Orang tua berperan sebagai teladan atau panutan yang efektif untuk ikut campur tangan dalam memecahkan masalah. Melalui keteladanannya, orang tua dapat membantu anak yang membutuhkan atau terlibat dalam urusan masyarakat melalui tindakan prososial dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah. Dengan kata lain, orang tua dapat mempengaruhi anak secara positif melalui tindakan nyata.

  • Tindakan Sosial

Ini bisa dilakukan, misalnya dengan mengajak anak ke panti asuhan. Atau ajak anak memberikan sesuatu seperti uang atau makanan langsung kepada orang yang membutuhkan. Dengan cara ini, kerja sama, suka menolong, dan kemurahan hati dapat dilatih pada anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun