Nancy Eisenberg mengusulkan 5 tahap perkembangan perilaku prososial anak yang dapat digunakan orang tua untuk memantau perkembangan perilaku prososial anaknya.
- Berorientasi pada kepentingan pribadi
Perilaku prososial seperti itu biasa terjadi pada anak-anak prasekolah dan pada tingkat yang lebih rendah pada anak-anak yang mulai sekolah dasar. Pada fase pertama ini, perilaku prososial anak tidak semata-mata karena kepedulian terhadap orang lain. Akan tetapi, pada tahap ini perilaku anak masih dilandasi oleh alasan anak untuk berbuat baik guna menghindari akibat negatif yang akan dideritanya.
- Berorientasi pada kebutuhan
Tahap perkembangan prososial ini banyak terlihat pada anak usia prasekolah dan juga pada anak usia sekolah dasar. Pada tahap ini anak sudah mampu menunjukkan sikap peduli atau merespon isyarat ketika seseorang membutuhkan bantuan tanpa mampu menunjukkan sikap/ekspresi simpati dan tidak bisa membayangkan berada di posisi tersebut.
- Berorientasi pada penilaian orang lain dan stereotip sebagai anak baik.
Tahapan ini dapat kita amati pada perkembangan prososial anak sekolah dasar dan beberapa anak sekolah menengah. Pada tahap ini, anak memaknai perbuatan baik yang dilakukannya sebagai cara agar diterima di lingkungan sekitar dan diakui oleh orang-orang di sekitarnya sebagai anak yang baik.
- Pada tahap ini terbagi menjadi 2 Â tahap munculnya keterampilan reflektif dan empati dan tahap peralihan
- Tahap munculnya keterampilan reflektif dan empati biasanya kita temukan pada anak-anak sekolah dasar dan menengah. Pada tahap ini, perbuatan baik anak dapat melibatkan empati dan prinsip kemanusiaan, menggambarkan emosi yang akan mereka rasakan ketika memilih untuk membantu atau tidak membantu.
- Kita bisa melihat tahap transisi pada anak-anak sekolah menengah dan orang dewasa. Pada tahap ini, anak melakukan tindakan prososial melalui banyak pertimbangan yang menyangkut nilai moral, norma, dan tanggung jawab, serta berusaha mengubah suatu kondisi menjadi lebih baik.
- Berorientasi pada nilai-nilai moral yang telah terinternalisasi dalam diri.
Tahapan ini terkadang ditemukan pada siswa sekolah menengah dan bukan pada siswa sekolah dasar. Perkembangan prososial anak pada tahap ini sebagian besar dipengaruhi oleh prinsip-prinsip seperti fase transisi, kecuali bahwa prinsip-prinsip tersebut tertanam kuat dalam kepribadian anak.
Peran Orangtua Dalam Membentuk Perilaku Prososial anak
Upaya orang tua dalam menanamkan perilaku prososial anak dapat dilakukan melalui motivasi, keteladanan, dan tindakan sosial.
- Motivasi
Motivasi yang dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak, misalnya dengan pemberian reward, perhatian atau ajakan untuk berpartisipasi. Pemberian reward dapat berdampak positif bagi anak karena mendorong inisiatif, kemampuan kreatif, dan jiwa bersaing yang sehat.
- Keteladanan
Orang tua berperan sebagai teladan atau panutan yang efektif untuk ikut campur tangan dalam memecahkan masalah. Melalui keteladanannya, orang tua dapat membantu anak yang membutuhkan atau terlibat dalam urusan masyarakat melalui tindakan prososial dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah. Dengan kata lain, orang tua dapat mempengaruhi anak secara positif melalui tindakan nyata.
- Tindakan Sosial
Ini bisa dilakukan, misalnya dengan mengajak anak ke panti asuhan. Atau ajak anak memberikan sesuatu seperti uang atau makanan langsung kepada orang yang membutuhkan. Dengan cara ini, kerja sama, suka menolong, dan kemurahan hati dapat dilatih pada anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H