Pernikahan Sina di penghujung bulan menggenapi perasaan Runi. Tiga minggu sudah ia berkubang dalam pencarian diri. Sudah saatnya ia memutuskan untuk kembali. Kembali pada dirinya. Kembali pada Raka. Ia akan meraih kembali kehidupannya, seperti halnya Sina yang tak putus memperjuangkan kebahagiaannya di tengah-tengah kekurangan dan keterbatasan dirinya.
Runi tersenyum menatap gugusan batu karang yang membingkai pantai Turelo sebelum kendaraan membawanya melaju menuju Bandara Polonia. Menghimpun nuansa biru laut dan langit dalam hatinya. Ia  akan kembali lagi suatu saat, itu janjinya pada Sina yang melepasnya dengan airmata yang menggenang di pelupuk mata.
Runi mengaktifkan selularnya. Ratusan pesan membanjiri email dan kotak pesannya. Sebagian besar dari Raka. Pesan-pesan yang berisi kekhawatiran dan kebingungan Raka menghunjam hatinya. Rasa bersalah pelahan-lahan mengisi ruang hatinya. Tak semestinya ia membiarkan Raka dalam kebingungan. Tak semestinya ia melarikan diri. Runi menarik napas dalam-dalam. Jemarinya memencet sebuah nomor. Raka, aku pulang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H