Mohon tunggu...
Wistara Eka KKM Kelompok 01
Wistara Eka KKM Kelompok 01 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Bekerja Praktis, Bersikap Humanis Pekerjaan : Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKM Kelompok 001 UIN Malang "Wistara Eka": Menelisik Proses Budidaya Jeruk Sebagai Komoditas Utama Desa Kucur

6 Januari 2023   12:16 Diperbarui: 6 Januari 2023   12:43 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sri Wijayanti Yusuf, Plt Direktur Buah dan Florikultura menyampaikan bahwa komoditas jeruk saat ini masih menjadi komoditas prioritas nasional yang dikembangkan. Sampai saat ini lebih dari 21 ribu hektare kawasan jeruk dibangun dari Sabang sampai Merauke. "Kementrian saat ini fokus dalam pengembangan jeruk, maka tak heran jika produksi jeruk nasional tiap tahun meningkat. Pada 2017 tercatat produksi jeruk mencapai 2,29 juta ton dan meningkat sebesar 3,07 persen menjadi 2,39 juta ton pada 2018," jelasnya.

Kabupaten Malang merupakan salah satu sentra jeruk di Propinsi Jawa Timur. Daerah ini kaya bermacam varietas lokal di antaranya siam madu, baby pacitan dan keprok batu 55. "Pengembangan jeruk Keprok dan siam inilah yang merupakan tujuan utama dalam menangkal banjirnya jeruk impor yang masuk ke Indonesia. Sejak tahun 2012 hingga saat ini, Kementan melalui program pengembangan kawasan telah mengembangkan 399 hektare jeruk di Kabupaten Malang," ungkapnya.

Kabupaten Malang merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan perbukitan, Sentra utama jeruk di Kabupaten Malang terletak di Kecamatan Dau. Sebanyak 1.227 hektare lahan tertanam jeruk dengan berbagai varietas. Salah satu wilayahnya adalah Desa Kucur yang berada di Kecamatan Dau. Letak Desa Kucur berada pada posisi 757'44,59" Lintang Selatan dan 11233'06,77" Bujur Timur dengan topografi ketinggian desa adalah dataran tinggi yakni sekitar 2.494 m di atas permukaan laut. Desa Kucur memiliki 7 dusun yaitu dusun Krajan, Sumberbendo, Klampok, Turi, Klaseman, Godehan, dan Ketohan. Dusun Sumberbendo merupakan dusun yang menjadi sentra pertanian di desa Kucur karena sebagian besar penduduk Sumberbendo bekerja sebagai petani. 

Dusun lainnya hanya menjadikan sektor pertanian sebagai penghasilan sampingan karena lebih fokus untuk bekerja di luar sektor pertanian seperti proyek bangunan. Bagi mereka, pendapatan dari luar sektor pertanian lebih menjamin dan pasti daripada sektor pertanian. Desa Kucur mempunyai kebijakan untuk tidak memperbolehkan adanya pembangunan industri di lahan pertanian, sehingga penduduk yang memiliki lahan pertanian tetap melakukan kegiatan pertanian meskipun beberapa dari mereka tidak merawatnya. Di Desa Kucur masyarakatnya sebagian besar memiliki mata pencarian menjadi petani sayuran dan buah. Salah satu komoditas utama di Desa Kucur yakni jeruk, tomat, dan lombok.Komoditas jeruk dikembangkan oleh masyarakat secara turun temurun. 

Bu Rumiyati merupakan petani jeruk di Desa Kucur, "menuturkan bahwa penghasilan utamanya berasal dari bertani jeruk,  selama bertani jeruk Bu Rumiyati berhasil meningkatkan perekonomian keluarga Bu Rumiyati dan mencukupi kebutuhannya dan keluarga". Apabila kita memasuki Desa Kucur sangat terlihat sekali hamparan perkebunan jeruk masyarakat di samping kanan dan kiri. Jeruk yang di budidayakan  oleh masyarakat yaitu jeruk siam dan jeruk 55, namun kebanyakan masyarakat lebih memilih membudidayakan jeruk siam karena dari segi pemeliharaan yang lebih mudah dan biaya perawatan pohon yang cukup terjangkau diabnding dengan jeruk 55, pemberian pupuk anorganik dan organik pada pohon jeruk cukup diberikan hanya dua kali dalam sekali panen, selanjutnya pemberian obat pada pohon dilakukan seminggu dua kali dengan cara obat disemprotkan pada daun dan batang pohon tujuannya agar menghindari hama wereng, cabuk dan jangkrik. Selain itu juga penjualan jeruk siam ternyata lebih mahal dan diminati oleh pengepul jeruk dibanding dengan jeruk 55. "Jeruk dipanen 2 kali dalam satu tahun, sekali panen beliau dapat menghasilkan 11 ton buah jeruk dengan luas tanah 2200 M^2satu pohon dapat menghasilkan 1 kuwintal jeruk", tuturnya. 

Sebelum menjadi petani jeruk masyarakat juga pernah menjadi petani kacang, cabai, dan jagung. "Tanaman jeruk menghendaki sinar matahari penuh (bebas ruangan), suhu 13-35 derajat celcius, curah hujan 1.000-3.000 mm/th (optimum 1.500-2.500 mm/th), dan bulan kering (<60 mm) selama 2-6 bulan (optimum 3-4 bulan berturut-turut). Rasa jeruk juga sangat terpengaruh oleh musim ketika musim hujan biasanya rasa jeruk lebih hambar dan kurang manis dibanding ketika musim kemarau, Karena buah jeruk termasuk dalam buah musiman yang biasanya akan berbuah lebat pada bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Pohon jeruk siam berbuah pada umur 2-3 tahun" Menurut Bu Misni yang juga merupakan petani jeruk di Desa Kucur.

Teknik Budidaya Jeruk :

Pembibitan

Persyaratan Bibit, Bibit jeruk dapat berasal dari perbanyakan vegetatif maupun secara generatif, tetapi bibit yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan secara vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Persyaratan bibit yang baik adalah sebagai berikut :

Bebas penyakit

Mirip dengan sifat-sifat induknya (true to type)

Subur, berdiameter batang 2 - 3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang

Memiliki sertifikasi penangkaran

Teknik Penyemaian Bibit, secara generatif (biji) :

Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong.

Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2 - 3 hari hingga lendirnya

Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1

Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.

Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1 - 1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap.

Bibit dipindahkan ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan.

Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1 : 1 : 1).

Cara Vegetatif, metode perbanyakan secara vegetatif yang biasa dilakukan adalah okulasi, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

Batang bawah (understem/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan

Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

Varietas batang atas yang digunakan harus mempunyai kualitas dan produksi buah yang baik, yang biasa digunakan adalah varietas jeruk keprok

Tahapan pelaksanaan okulasi adalah: menyayat kulit batang bawah, mengiris mata tempel, memasang mata tempel ke sayatan batang bawah, mengikat tempelan hasil

Hasil okulasi ditempatkan yang teduh (ternaungi) agar tidak langsung kena sinar

Setelah umur 3-4 minggu dilaksanakan pelepasan ikatan

Keberhasilan di tandai dengan munculnya calon tunas yang berwarna hijau

Varietas Unggul, Varietas Siam, dengan deskripsi jeruk, umur jeruk mulai berbuah yakni 3 - 4 tahun, jumlah buah per tandan 3 - 4 buah, bentuk buah bulat,dengan ujung buah tumpul dasar, warna kulit buah masak adalah hijau kekuningan, meiliki ukuran buah panjang 7,1 cm, diameter 7,6 cm, jumlah juring per buah 10 -- 12 juring, cenderung rasanya manis, aroma buah agak harum, tekstur daging buah halus,berat per buah 113,08 gram, produksi 100--200 buah (35 kg)/phn/ thn (umur 3--4 thn).

Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman, dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh dengan menggunakan bibit yang berumur sama dengan tanaman yang

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dilakukan sedikitnya tiga kali dalam setahun atau bila kerapatan gulma di areal pertanaman sudah

Kegiatan ini dapat dilakukan secara kimiawi (dengan herbisida sistemik), maupun secara manual dengan menggunakan

Gulma yang telah dibabat/tebas dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh

Penyiangan juga dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan.

Pembubunan Tanah

Biasanya dilakukan pada daerah tanah

Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai

Pemangkasan Tanaman

Bertujuan untuk     membentuk    tajuk     pohon     dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif

Pengairan dan Penyiraman

Penyiraman jangan menggenangi batang

Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim

Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup

Penjarangan Buah

Dilakukan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah

Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu

Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2 - 3

Demikian penjelasan mengenai proses serta progress budidaya komoditas utama desa Kucur yaitu buah jeruk. Dengan ditulisnya artikel serta adanya penelitian dengan mendatangi kebun-kebun jeruk di desa Kucur ini semoga mampu menjelaskan serta memberikan informasi yang akurat mengenai pembudidayaan buah jeruk di desa Kucur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun