Mohon tunggu...
Liyan Wah
Liyan Wah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

For every minute you're angry, you lose sixty second happiness.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Termasuk Gaya Kepemimpinan Apakah Dr. Lie Agustinus Dharmawan Pendiri RSA Pertama Di Asia?

20 Agustus 2021   18:49 Diperbarui: 20 Agustus 2021   20:02 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kapal RSA Dr. Lie || Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id

Pasti, Anda sangat familiar bukan dengan nama dr. Lie Agustinus Dharmawan?  Biasanya di kenal dengan dr. Lie. Yang memiliki nama asli Tionghia Lie Tek Bie.  Dr.Lie telah dikenal banyak masyarakat. Nah, beliau merupakan seorang pemimpin berjiwa sosialisasi yang tinggi dan memiliki sikap kepedulian terhadap seksama, tanpa memandang dari manakah mereka berasal.

Dengan sikap kepedulian tersebut, beliau sangat dijadikan panutan untuk mensejahterakan masyarakat  dalam kondisi kesulitan. Mungkin, hanya sedikit orang yang tidak mengenal beliau. Oleh karena itu,simaklah perjuangan dokter membangun Rumah Sakit Apung (RSA)  pertama kalinya di Indonesia dan Asia dengan memiliki tekad luar biasa, sehingga ide yang dimiliki banyak yang memandang rendah atau menyepelehkan. Bahkan orang lain pun tidak percaya dengan ide yang di inginkan dr. Lie. Sehingga beliau mendapat julukan sebagai "dokter gila". Namun, beliau tetap berjuang agar mimpi tersebut dapat terwujud.

Siapakah pemimpin dr. Lie?

Dr. Lie Agustinus Dharmawan || Sumber : https://www.liputan6.com
Dr. Lie Agustinus Dharmawan || Sumber : https://www.liputan6.com
Dr. Lie lahir di  Padang, 16 April 1946  Beliau merupakan relawan kesehatan, seorang dokter tanpa dibayar atau di gaji dengan memiliki nama lengkap dr. Lie Agustinus Dharmawan,Ph.D,Sp.B,Sp.BTKV.  

Dr. Lie adalah seorang pemimpin yang mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA)  pada 19 November 2009. RSA merupakan bangunan rumah sakit pertama yang berada di Indonesia bahkan di Asia. Beliau adalah seorang ahli bedah toraks, jantung dan pembuluh darah. Beliau sebagai pendiri Yayasan Dokter Peduli atau lebih dikenal dengan Doctor Share.

Mengapa dr. Lie ingin menjadi dokter? 

Ilustrasi Keluarga Dr. Lie || Sumber : https://www.pexels.com
Ilustrasi Keluarga Dr. Lie || Sumber : https://www.pexels.com

Dr. Lie memiliki satu kakak laki-laki, dua kakak perempuan dan satu adik. Beliau terlahir dari keluarga yang sederhana. Beliau memang dari kecil ingin sekali menjadi dokter, alasan ingin menjadi dokter, ketika  beliau berumur 2 tahun mempunyai seorang adik yang berumur 1 tahun. Adiknya mengidap sakit diare yang menyebabkan meninggal dunia dipangkuan ibunya, dari peristiwa itu menimbulkan kesedihan yang mendalam. Mulai dari situlah, beliau bertekad ingin menjadi dokter.

 

" Suatu saat saya ingin menjadi seorang dokter, saya akan menghapus air mata kesedihan ibu saya, kemudian saya digantikan dengan air mata kegembiraan"- Dr. Lie

Ketika beliau beranjak dewasa, mulai belajar dengan gigih untuk meraih cita-citanya. Namun, Dr. Lie telah gagal berkali-kali menjadi dokter. Pada 1964 mendaftar di berbagai fakultas kedokteran di pulau jawa namun gagal. Tetapi, beliau memiliki sikap berani dalam menghadapi segala tantangan. Beliau tidak pantang menyerah untuk bisa mewujudkan mimpinya.

"Courage the mental and moral strength to engage in, persevere through, and withstand danger, difficulty, or fear" -Richard L. Daft

Artinya, sebagai seorang pemimpin memiliki kekuatan mental dan moral untuk bertaham dan menahan bahaya serta kesulitan yang akan dihadapinya nanti. Dr. Lie memiliki sikap yang berani untuk langkah demi langkah ditempuh, agar dream come true.

Kemudian, bagaimana perjuangan dr. Lie untuk mewujudkan mimpinya?

Perjuangan Dr.Lie || Sumber : https://www.law-justice.co
Perjuangan Dr.Lie || Sumber : https://www.law-justice.co

Tentunya, perjuangan dr. Lie tidak mudah. Dari berbagai kegagalan yang di lalui oleh dr. Lie, beliau tidak pernah menyerah dan selalu berjuang untuk meraih cita-cita. Pada akhirnya dari perjuang beliau pun memberikan hasil yang baik, karena tidak ada usaha yang mengkhinati hasil.  Setelah berkali-kali dr. Lie di tolak di universitas pulau jawa, akhirnya dengan segala usaha beliau diterima kuliah di negara Jerman. Sebelum menjadi dokter beliau menjadi seorang kuli di negara jerman, untuk membiayakan kuliah dengan modal nekad dan sikap yang berani beliau melaluinya.

Dr. Lie bisa pergi ke jerman? Nah, awalnya satu kakak lelaki, kedua kakak perempuan dan beliau bekerja bersama untuk mengumpulkan uang, untuk membeli tiket pesawat terbang ke negara Jerman. Beliau adalah seorang yang tidak mau menyerah dan mempunyai keinginan yang kuat untuk berhasil. Hingga akhirnya, beliau berhasil meraih pendidikan kedokteran di negara Jerman.  Setelah beliau menyelesaikan pendidikan di Jerman, kemudian kembali ke Indonesia, sesampai di Indonesia beliau melakukan adaptasi. Untuk  beradaptasi menunggu waktu kurang lebih 2,5 tahun. Namun, beliau pun gagal dan di tolak di salah satu universital pulau jawa. Tetapi, beliau tidak pantang menyerah dengan segala usaha yang dilakukan. Akhirnya, beliau menemukan ide untuk membangun Rumah Sakit Apung terutama di daerah yang kecil. Namun, ide beliau banyak yang menyepelehkan tetapi beliau tidak putus asa.

Lalu, bagaimana awal mula dr. Lie mendirikan RSA?

Kapal RSA dan Dr. Lie || Sumber : https://www.biografiku.com
Kapal RSA dan Dr. Lie || Sumber : https://www.biografiku.com

Awal mula beliau menciptakan RSA, berawal dari bertemunya beliau dengan seorang anak di daerah Saumlaki yang sedang sakit karena ususnya terjepit. Perjalanan dari pulai Saumlaki ke pulau Kei (Maluku) dalam berlayar membutuhkan waktu selama 3 malam 2 hari. Jadi, anak tersebut mengalami muntah-muntah apa yang masuk ke dalam perutnya akan keluar kembali. Nah, dr. Lie pun mulai mencurigai hal tersebut. Melihat kondisi fisik anak itu, secara teoris medis, penanganan anak tersebut sudah terlambat. Namun,dr. Lie melakukan tindakan operasi pada anak tersebut, dan operasi pun berjalan dengan lancar, anak tersebut kembali sehat. Ibunya selalu mengajarkan beliau untuk peduli terhadap seksama.

Ibu berkata " kalau kamu suatu saat menjadi seorang dokter,perhatikanlah orang-orang kecil"

Dari nasehat ibunya, dr. Lie, memagang prinsip yang kuat. Bahwa beliau ingin membantu satu sama lain agar masyarakat kecil, dapat keadilan ketika sedang kesulitan. Seperti pancasila ke- 5 " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia".

Membangun RSA dengan modal menjual salah satu rumah yang dimiliki nya, untuk membeli kapal kemudian memodifikasi kapal tersebut menjadi rumah sakit. Dengan sikap yang berani, memegang komitmen yang tinggi dan peduli. Akhirnya dr. Lie pada tanggal 16 Maret 2013 berhasil membangun RSA dan melakukan pelayaran pertama di pulau panggang, Jakarta.

Oleh karena itu, dengan sikap yang peduli, berani, mampu megang komitmen dan memiliki kesejateraan sosial yang tinggi. Dr.Lie memiliki gaya kepemimpinan yaitu transfomasional.

Lalu, termasuk gaya kepemimpinan apakah dr.Lie? 

Berdasarkan dari cerita perjuangan beliau termasuk dalam gaya kepemimpinan transformasional. Apa itu gaya pemimpin transformasional? Dalam buku yang berjudul "The Leadership Experience Seventh Edition Richard L Daft".

Pemimpin transformasional adalah kemampuan untuk membawa perubahan yang signifikan pada para pengikut dan organisasi. Pemimpin transfomasional memiliki kemampuan untuk memimpin organisasi (Daft,2018 : 362).

Dr.Lie memiliki gaya kepemimpin transfomasional : 

  • Pertama,  mempunyai sifat yang konsisten dan komitmen yang tinggi terhadap apa yang telah di katanya. Bahwa beliau ingin menjadi dokter, dan selalu menjaga amanat atau nasehat yang diberikan oleh ibunya " kalau, kamu jadi dokter, jangan melupakan orang-orang kecil.
  • Kedua, dr. Lie menciptakan peluang bagi masyarakat untuk mendapat keadilan untuk diberikan perawat yang baik di pulau-pulai terkecil.
  • Ketiga, dr. Lie memiliki sikap kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat, terutama masyarakat kecil. Dr. Lie belajar dari pengalaman, bahwa sulitnya pelayan terhadap masyarakat kecil untuk mendapatkan pelayan atau perawat yang baik ketika sedang berada dimasa yang sulit.
  • Keempat, dr. Lie menjalin komunikasi yang terbuka antar masyarakat. Dengan melakukan blusukkan ke berbagai daerah,

Dengan gaya kepemimpinan tersebut, dr. Lie berhasil menciptakan Rumah Sakit Apung (RSA) pertama di Indonesia dan Asia. Selain itu, beliau menggunakan budaya responsif.

"As a leader, you can build a responsive culture by showing concern for customers and other stakeholders and by supporting people and projects that bring about useful change" -- Richard L. Daft

Dr. Lie sebagai seorang pemimpin membangun budaya responsif dengan memberikan sikap kepada masyarakat untuk saling peduli, komunikasi terbuka dan  memberikan perhatian dilingkungan sekitar untuk melayani seluruh masyarakat yang membutuhkan sehingga bermanfaat. 

Ilustrasi RSA yang tenggelam || Sumber : https://www.merdeka.com
Ilustrasi RSA yang tenggelam || Sumber : https://www.merdeka.com

Namun, pada bulan Juli 2021 RSA mengalami musibah yaitu kapal tenggelam di NTB. Tetapi dr. Lie sangat bersyukur kejadian kapal tenggelam itu tidak ada korban jiwa. Tetapi, dr. Lie tidak pantang menyerah dan berusaha bangkit kembali untuk RSA.

Dengan demikianlah, perjuang dr.Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) sebagai docter share yang sangat peduli dengan masyarakat, agar dapat merasakan keadilan untuk masyakarat kecil terutama dalam pelayan dan perawat kesehatan. Dan gaya kepemimpinan sebagai dokter pertama yang memiliki sikap berani, peduli untuk mensejahterakan masyarakat yang sedang kesulitan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun