Mohon tunggu...
Liyan Wah
Liyan Wah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

For every minute you're angry, you lose sixty second happiness.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Termasuk Gaya Kepemimpinan Apakah Dr. Lie Agustinus Dharmawan Pendiri RSA Pertama Di Asia?

20 Agustus 2021   18:49 Diperbarui: 20 Agustus 2021   20:02 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kapal RSA Dr. Lie || Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id

" Suatu saat saya ingin menjadi seorang dokter, saya akan menghapus air mata kesedihan ibu saya, kemudian saya digantikan dengan air mata kegembiraan"- Dr. Lie

Ketika beliau beranjak dewasa, mulai belajar dengan gigih untuk meraih cita-citanya. Namun, Dr. Lie telah gagal berkali-kali menjadi dokter. Pada 1964 mendaftar di berbagai fakultas kedokteran di pulau jawa namun gagal. Tetapi, beliau memiliki sikap berani dalam menghadapi segala tantangan. Beliau tidak pantang menyerah untuk bisa mewujudkan mimpinya.

"Courage the mental and moral strength to engage in, persevere through, and withstand danger, difficulty, or fear" -Richard L. Daft

Artinya, sebagai seorang pemimpin memiliki kekuatan mental dan moral untuk bertaham dan menahan bahaya serta kesulitan yang akan dihadapinya nanti. Dr. Lie memiliki sikap yang berani untuk langkah demi langkah ditempuh, agar dream come true.

Kemudian, bagaimana perjuangan dr. Lie untuk mewujudkan mimpinya?

Perjuangan Dr.Lie || Sumber : https://www.law-justice.co
Perjuangan Dr.Lie || Sumber : https://www.law-justice.co

Tentunya, perjuangan dr. Lie tidak mudah. Dari berbagai kegagalan yang di lalui oleh dr. Lie, beliau tidak pernah menyerah dan selalu berjuang untuk meraih cita-cita. Pada akhirnya dari perjuang beliau pun memberikan hasil yang baik, karena tidak ada usaha yang mengkhinati hasil.  Setelah berkali-kali dr. Lie di tolak di universitas pulau jawa, akhirnya dengan segala usaha beliau diterima kuliah di negara Jerman. Sebelum menjadi dokter beliau menjadi seorang kuli di negara jerman, untuk membiayakan kuliah dengan modal nekad dan sikap yang berani beliau melaluinya.

Dr. Lie bisa pergi ke jerman? Nah, awalnya satu kakak lelaki, kedua kakak perempuan dan beliau bekerja bersama untuk mengumpulkan uang, untuk membeli tiket pesawat terbang ke negara Jerman. Beliau adalah seorang yang tidak mau menyerah dan mempunyai keinginan yang kuat untuk berhasil. Hingga akhirnya, beliau berhasil meraih pendidikan kedokteran di negara Jerman.  Setelah beliau menyelesaikan pendidikan di Jerman, kemudian kembali ke Indonesia, sesampai di Indonesia beliau melakukan adaptasi. Untuk  beradaptasi menunggu waktu kurang lebih 2,5 tahun. Namun, beliau pun gagal dan di tolak di salah satu universital pulau jawa. Tetapi, beliau tidak pantang menyerah dengan segala usaha yang dilakukan. Akhirnya, beliau menemukan ide untuk membangun Rumah Sakit Apung terutama di daerah yang kecil. Namun, ide beliau banyak yang menyepelehkan tetapi beliau tidak putus asa.

Lalu, bagaimana awal mula dr. Lie mendirikan RSA?

Kapal RSA dan Dr. Lie || Sumber : https://www.biografiku.com
Kapal RSA dan Dr. Lie || Sumber : https://www.biografiku.com

Awal mula beliau menciptakan RSA, berawal dari bertemunya beliau dengan seorang anak di daerah Saumlaki yang sedang sakit karena ususnya terjepit. Perjalanan dari pulai Saumlaki ke pulau Kei (Maluku) dalam berlayar membutuhkan waktu selama 3 malam 2 hari. Jadi, anak tersebut mengalami muntah-muntah apa yang masuk ke dalam perutnya akan keluar kembali. Nah, dr. Lie pun mulai mencurigai hal tersebut. Melihat kondisi fisik anak itu, secara teoris medis, penanganan anak tersebut sudah terlambat. Namun,dr. Lie melakukan tindakan operasi pada anak tersebut, dan operasi pun berjalan dengan lancar, anak tersebut kembali sehat. Ibunya selalu mengajarkan beliau untuk peduli terhadap seksama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun