Tapi bukan dari saya. Ketika saya mendengar ucapan itu, yang bergemuruh adalah dada dan perasaan saya. Saya seolah merasakan ada daya kekuatan yang merasuk dalam tubuh saya. Lalu saya berandai andai; andai disetiap daerah Indonesia memiliki sosok seperti Ibu Susi, maka tak perlu Indonesia saling "ijir ijiran" demi kemanusian atas nama "inisiatif".
Ibu Susi, semenjak nama Ibu terdengar diteliga saya. Saya tidak ingin ketinggalan membaca berita tentang Ibu. Hingga sampai saat Ibu dipilih pak Jokowi menjadi menteri, saya adalah salah satu BMI HK yang mendukung dan mengacungi jempol atas pilihan itu. Saya ingin berjiwa seperti Ibu yang selalu punya naluri panggilan hati.
Bapak Jokowi dan Ibu Susi yang menjadi ispirasi saya dalam sebuah kinerja dari manusia untuk manusia yang harus dimanusiakan, lewat surat ini saya ingin berbagi sedikit cerita tentang kegiatan saya bersama teman-teman BMIHK.
Hari Senin sampai Sabtu kebanyakan saya dan kebanyakan teman-teman se-BMI bekerja di rumah majikan sebagai pramusaji. Hari Minggunya kami libur. Di hari libur itulah pak, kami gunakan kesempataan untuk berbagi pada sesama.
Antara lain; membuka taman bacaan koper di pinggir jalan maupun taman yang biasa kami panggil perpus lesehan ala BMIHK. Mengumpulkan dana tabung amal untuk tanah air dan untuk yang membutuhkan. Pun untuk program program yang bisa kami persembahkan untuk tanah air. Demi kemajuan daya pikir maupun ekonomi dari kelompok masyarakat walau tidaklah banyak.
Harapan kami dari hasil apa yang kami lakukan untuk tanah air benar benar sampai tujuan tanpa sekat, hambatan, pun keteledoran.Maka dari itu, Pak, Bu, kami memerlukan kepercayaan yang besar dari Tanah air. Contohnya; tim yang benar benar bertanggung jawab menjadi jembatan menuju yang ingin kami tuju. Agar usaha saya bersama teman teman tidak sia sia.
Pak, Bu. Musim hujan kembali datang, berita tanah longsor yang menimpa Banjarnegara membuat saya berduka. Banjar Negara memanggil saya untuk tidak berpangku tangan. Sesegera mungkin saya mencoba menjadi obor untuk teman teman dekat saya se-BMIHK maupun non BMIHK dari jaringan Facebook. Alhamdulillah pak, tepatnya hari minggu saya dan texman teman mulai membuka tabung amal untuk Banjarnegara. Dan hasilnya cukup lumayan bisa membantu, ketimbang saya dan teman teman memimilih untuk berpangku tangan.
Pada Senin malamnya setelah saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah, saya kembali blusukkan lewat Vidio call bertemu dengan anak dan suami saya. Kami membicarakan tentang bagaimana caranya kita bisa segera membantu saudara kita di Banjarnegara tanpa mengulur waktu.
Dari vidio call saya menjelaskan ke Suami, dana yang berhasil terkumpul dari BMIHK sejumlah HKD 1700 dan Rp.1.000.000,-. Barang yang tersedia di gudang rumah ada ,2 Kardus ukuran XL berisi pakaian anak Dan dewasa serta masker.
Malam itu juga, Pak, Bu, dari Hong Kong saya menyaksikan kerja suami dan anak saya mengemas baju baju layak pakai yang sengaja saya kumpulkan dari teman teman BMIHK ketika hari libur. Kepuasan dari hasil blusukkan itu memang sesuatu dan sangat memuaskan, ya Pak.