Angin malam bertiup begitu kencang, ditambah lagi dengan suara-suara misterius di perkemahan. Udara  saat itu terasa begitu dingin dan menusuk kulit. Semua orang terlelap dan hanyut dalam mimpi mereka masing-masing. Namun, masih ada seorang laki-laki yang masih belum tertidur. Sorot matanya terus meneliti setiap inci wilayah perkemahan di dalam hutan itu. Dia itu Sean, seorang remaja penakut yang menyukai hal- hal mistis. Sean  berharap bisa melihat makhluk tak kasat mata yang ada di perkemahan itu.
Tiba-tiba, sayup-sayup terdengar bunyi gamelan yang begitu merdu. Rasa takutdalam dirinya sirna dan tanpa rasa takut, Sean mengikuti arah suara itu. Tak lama kemudian, dia sampai di sebuah gubuk yang terlihat tua. Suara gemelan itu kini semakin nyaring terdengar.
Tokk...Tokk..Tokk....
"permisi.."
Namun, tidak ada yang membuka pintu. Anehnya, bunyi gamelan  juga menghilang setelah Sean mengetuk pintu. Angin kembali bertiup kencang dengan dingin nya malam. Tiba-tiba, turun hujan begitu deras dan mengguyur gubuk. Bunyi gamlan kembali terdengar. Sean semakin merasakan ketakutan menjalar ke seluruh tubuhnya dan bulu kuduknya berdiri.
Kini rasa penasaran Sean semakin memuncak. Tangannya sudah memegang gagang pintu dan bersiap untuk membuka pintu gubuk itu. Pintu terbuka, ternyata gubuk itu tidak dikunci oleh sang pemilik rumah. Suara gamelan itu menghilang lagi. Sean menginjakkan kaki masuk ke dalam gubuk itu. Â Banyak barang-barang antik, salah satunya wayang dengan wajah menyeramkan.
Mata Sean kini tertuju pada foto yang terletak di sebelah televisi yang ada di atas meja. Sean segera berjalan ke sana dan mengambil foto itu. Sean penasaran dengan foto itu dan segera mengusapnya dengan tangan. Setelah dibersihkan, akhirnya tampaklah seorang wanita memakai baju  adat jawa yang sangat cantik dan sedang memainkan gamelan.
"cantik sekali.."
Sean terdiam sambil memandang wanita yang ada di foto itu, ia terpaku dengan kecantikan wanita itu.Namun tiba- tiba terdengar suara bendada jatuh di belakang nya, Sean menengok ke belakang dan ia melihat kotak yang terjatuh.
'brakk....'
"kotak?..."
Sean mengambil kotak itu dan saat ia hendak membuka kotak itu, kotak itu terkunci.Namaun perlahan suara gamelan terdengar kembali,Sean berjalan mengikuti  suara itu yang mengarah ke kamar yang ada dii gubuk itu.
"kamar seorang wanita?..." pikir Sean dengan heran.
Sean terus melihat-lihat benda-benda yang ada di dalam kamar itu. Kali ini dia menemukan sebuah gamelan yang bagus dan mengkilap. Sean langsung berjalan ke sana untuk melihat gamelan itu. Saat Sean hendak menyentuh gamelan itu, tiba-tiba  terdengar suara seseorang yang meminta dirinya tidak menyentuh gamelannya itu.
"Jangan sentuh barang ku!." terdengar suara yang serak ,dan itu terdengar seperti suara wanita
Sean langsung menarik tangannya dan melihat setiap sudut kamar itu. Namun, dia tidak menemukan siapa-siapa di sana.
"aneh..."
Namun tiba-tiba angin kembali tertiup kencang dan pintu di belakang Sean langsung tertutup, dan di saat yang bersamaan muncul seorang wanita yang berjalan ke arah nya ,muka hancur.Sean membelalakan matanya dan dengan refleks mundur dan menyentuh gamelan itu.
Wanita itu terdiam sesaat dan dengan cepat berlari ke arah sean lalu menjatuh kan Sean dengan keras, Sean hany bisa meringis kesakitan dan wanita itu langsung mencekik leher Sean dan  menatapnya dengan amarah.
"Kau sudah menyentuh barang berharga ku,sekarang aku akan membayarnya!.." wanita terdengar sangat marah
Wanita itu terus mencekik Sean sampai Sean kehabisan napas dan meninggal di tempat. Wanita itu tersenyum puas.
"itu adalah balasan mu...."
Setelah itu wanita itu menghilang di dalam bayangan dan kebesokan harinya Sean di temukan tidak bernyawa di tepi sungai yang tak jauh dari tempat perkemahan.
SELESAI.
Â