Indonesia adalah negara demokrasi yang pemerintahannya dipengaruhi oleh kebebasan masyarakat dalam menyuarakan pendapatnya melalui wakil rakyat. Saat ini, demokrasi ditemukan dalam media dengan istilah demokratisasi media. Yang dimaksud dengan demokratisasi media adalah transisi dimana media tidak lagi dikuasai secara dominan oleh organisasi media besar. Masyarakat pun memiliki hak dan kebebasan untuk berpartisipasi secara aktif dalam melakukan peliputan dan penyebaran berita.Â
Mereka disebut sebagai jurnalis warga. Beberapa platform yang kerap dimanfaatkan oleh jurnalis warga adalah Kompasiana, Pasang Mata, Rubik, Indonesiana, dan Plimbi. Situs-situs tersebut mendukung para jurnalis warga untuk saling berbagai informasi terkait fenomena yang terjadi di sektiar mereka serta mengomentarinya.
Dengan munculnya media sosial dan blogging, peran jurnalis warga menjadi lebih berharga dari sebelumnya. Warga memiliki kesempatan untuk menyajikan perspektif yang unik melalui media mainstream. Jurnalis warga memberikan informasi berharga yang dapat mendemokratisasikan media, serta bangsa.Â
Mereka berjuang untuk menciptakan publik yang terinformasi dengan baik di mana media juga berfungsi sebagai pendidikan moral. Filosofi ini secara radikal berangkat dari jurnalisme profesional, yang tujuan utamanya adalah menjual produk sebanyak-banyaknya.Â
Jurnalisme warga, di sisi lain, memungkinkan orang-orang yang terpinggirkan mendapatkan kembali suara mereka, untuk menceritakan kisah mereka yang sebelumnya dibungkam secara langsung.
Media digital mendukung aksi demokrasi di kalangan masyarakat. Karena ruang redaksi tradisional menjadi lebih dibatasi oleh waktu dan sumber daya, munculnya konten buatan pengguna di web hanya dapat memperkuat jurnalisme. Media online tidak hanya memungkinkan warga untuk merasa semakin terhubung dengan komunitas mereka, tetapi juga memberikan kesempatan untuk pelaporan yang lebih berimbang.Â
Tentu saja, pembaca harus bisa mempercayai reporter warganya. Ketika media dan teknologi bergeser untuk memasukkan reporter warga, pembaca akan beradaptasi dan menyambut suara demokrasi.
Meskipun ada banyak bentuk masyarakat sipil global seperti gerakan, advokasi, kampanye dan tindakan serupa lainnya, jurnalisme warga menjadi salah satu fenomena masyarakat global di era digital ini.Â
Salah satu bukti pengaruh jurnalisme warga di media saat ini adalah organisasi media besar tidak lagi mendominasi pemberitaan. Justru, mereka bisa saling bekerja sama seperti berita yang awalnya dibagikan oleh jurnalis warga nantinya dapat diangkat dan diberitakan oleh media arus utama.Â
Contohnya adalah salah satu jurnalis warga yang menuliskan artikel di Kompasiana tentang seorang polisi asal Lampung yang menjadi korban dari ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta. Berita tersebut mendapat banyak perhatian dari banyak orang hingga ditampilkan di Kompas TV. Selain simpati yang didapatkan dari masyarakat, berita yang diawali dari jurnalis warga tersebut terdengar oleh Presiden Jokowi dan beberapa petinggi kepolisian NKRI yang kemudian memberikan apresiasi kepada korban atas keberaniannya sebelum ia akhirnya meninggal.
Evolusi jurnalisme warga menumbuhkan dan mengembangkan jurnalis warga yang kreatif seperti blogger, penulis konten, reporter jalanan, fotografer online, reviewer gaya hidup, dan banyak lagi.Â