Mohon tunggu...
Angela LiviaA
Angela LiviaA Mohon Tunggu... Freelancer - LC #69

Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelaah Kemampuan Adaptasi Jaringan Hewan dan Tumbuhan, Mana yang Lebih Baik?

7 Oktober 2019   08:42 Diperbarui: 8 Oktober 2019   14:51 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan mereka dari makhluk tak hidup. Salah satu ciri makhluk hidup yaitu mudah beradaptasi. Semua makhluk hidup yang berpindah ke suatu lingkungan baru akan mengalami adaptasi.

Dalam teori evolusi, adaptasi sendiri adalah proses biologis di mana organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan baru atau perubahan di lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi ini bertujuan untuk bertahan hidup, mencari makan, atau melindungi diri dari musuh.

Adaptasi yang dialami makhluk hidup dapat berupa adaptasi fisiologi yaitu fungsi kerja organ tubuh, adaptasi morfologi yaitu bentuk organ tubuh, ataupun adaptasi tingkah laku. Dari sini dapat diketahui bahwa organ makhluk hidup mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan lingkungan, contohnya yaitu batang kaktus yang menyimpan cadangan air, bentuk paruh burung yang sesuai dengan makanannya, dan masih banyak lagi. Organ makhluk hidup yang mengalami adaptasi tersebut tersusun atas jaringan-jaringan yang berarti mengalami adaptasi pula.

Tiap makhluk hidup memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Jaringan yang menyusun organ hewan dan jaringan yang menyusun organ tumbuhan pasti memiliki kemampuan beradaptasi yang berbeda. Lalu, pertanyaan yang muncul adalah mana jaringan yang lebih mudah untuk beradaptasi, jaringan hewan atau tumbuhan?

Argumen yang sering muncul dari pertanyaan ini yaitu jaringan hewan lebih mudah untuk beradaptasi karena hewan melakukan gerak aktif sedangkan tumbuhan hanya bisa melakukan gerak pasif. Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber, penulis setuju dengan argumen ini. Tetapi, ternyata hal tersebut bukan semata-mata karena hewan bisa bergerak aktif.

Untuk bisa mengetahui manakah jaringan yang lebih mudah beradaptasi kita harus mengetahui karakteristik masing-masing jaringan terlebih dahulu. Jaringan hewan terdiri dari jaringan epitelium, ikat, otot, dan saraf. Sedangkan, jaringan tumbuhan terdiri dari jaringan meristem, epidermis, dasar, dan vaskuler. Jaringan tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang hampir mirip. Namun, tak sulit untuk menemukan perbedaan antara jaringan tumbuhan dan hewan. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan membedakan kemampuan kedua jaringan ini untuk beradaptasi.

Pertama, jaringan tumbuhan berada dalam fase diam sedangkan jaringan hewan berada dalam fase lokomotif yaitu bergerak. Perbedaan ini tentu memiliki pengaruh yang besar pada kemampuan beradaptasi kedua jaringan. Jaringan tumbuhan berada di fase tetap, artinya tumbuhan tidak mampu bergerak aktif. Jika terjadi perubahan-perubahan di lingkungan ataupun lingkungan yang baru, jaringan tumbuhan akan lebih sulit beradaptasi. Tumbuhan hanya bisa tetap di suatu tempat dan berusaha beradaptasi dengan semua perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Berbeda dengan tumbuhan yang hanya bergerak pasif, jaringan hewan yang berada pada fase lokomotif membuat hewan bisa bergerak aktif. Ketika terjadi perubahan-perubahan di sekitar hewan, hewan bisa menyesuaikan diri lebih cepat. Misalnya, jika lingkungan yang ditempatinya sudah tidak memungkinkan untuk tempat tinggal, maka hewan bisa berpindah untuk mencari lingkungan yang lebih sesuai. 

Seperti contohnya yaitu kupu-kupu Monarch yang berpindah dari Kanada ke Meksiko karena pengaruh suhu dari tempat asal mereka. Dengan kemampuan bergerak ini pula, hewan bisa lebih mudah menemukan sumber makanan di mana pun mereka berada.
Kedua, jaringan tumbuhan terdiri dari sel-sel hidup dan tidak hidup, sedangkan jaringan hewan hanya terdiri dari sel-sel hidup. Pada jaringan tumbuhan ada jaringan yang disusun hanya oleh sel yang mati, misalnya jaringan xylem dan sklerenkim. Selain itu, tumbuhan secara keseluruhan tersusun oleh sel yang memiliki dinding sel, berbeda dengan hewan yang lapisan luarnya hanya membran sel.
Perbedaan sel-sel penyusun dari masing-masing jaringan ini berakibat pada kemampuan beradaptasinya. Sel-sel yang tidak hidup atau mati tentu akan lebih sulit untuk menyesuaikan terhadap lingkungannya. Karena banyak jaringan tumbuhan yang mengandung sel mati, tumbuhan akan lebih susah beradaptasi daripada jaringan hewan. Jaringan hewan yang hanya terdiri dari sel-sel hidup akan lebih mudah menangkap rangsang serta mengalami perubahan.

Ketiga, jaringan tumbuhan mampu menghasilkan makanan mereka sendiri dengan fotosintesis, sedangkan jaringan hewan membutuhkan makanan dari luar. Jaringan tumbuhan memiliki jaringan parenkim yang berfungsi untuk fotosintesis. Pada jaringan parenkim terdapat banyak kloroplas yang fungsinya untuk menangkap cahaya matahari. Cahaya matahari kemudian digunakan untuk fotolisis air. 

Dengan bantuan cahaya matahari, tumbuhan dapat menghasilkan glukosa, oksigen, serta ATP. Sedangkan pada hewan, mereka harus mendapatkan sumber energi dari luar, yaitu dari tumbuhan maupun hewan lain.

Ciri khas dari masing-masing jaringan ini memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tumbuhan yang bisa menghasilkan makanannya sendiri tidak perlu tergantung akan makhluk hidup lain, sehingga meskipun tumbuhan berada di daerah yang sedikit populasinya, tumbuhan akan tetap bertahan. Akan tetapi proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti kelembapan, intensitas cahaya, kadar oksigen, dan lain-lain. Hal ini membuat tumbuhan kurang bisa menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan yang drastis. 

Sedangkan pada hewan sendiri mereka tidak bisa menghasilkan makanan sendiri jadi mau tidak mau mereka harus mencari sumber makanan, belum lagi jika di lingkungan tersebut ada kompetisi dengan hewan yang lain. Namun, tentu saja dengan begitu hewan tidak begitu dipengaruhi faktor lingkungan dalam mencari makanan.

Dari perbandingan ciri-ciri utama jaringan hewan dan tumbuhan dapat diketahui bahwa jaringan hewan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan. Meskipun begitu, penulis rasa faktor yang menentukan seberapa mudah hewan maupun tumbuhan beradaptasi bukan hanya jaringan itu sendiri. 

Faktor-faktor lain seperti jenis hewan atau tumbuhan dan seberapa ekstrem perubahan lingkungan yang terjadi juga ikut mengambil andil penting. Misalnya saja hewan singa dan domba pasti tidak memiliki kemampuan adaptasi yang sama atau tumbuhan kaktus dan jeruk pasti tidak memiliki kemampuan adaptasi yang sama pula. Setiap jenis hewan dan tumbuhan memiliki kemampuan adaptasinya masing-masing sesuai dengan genetik. 

Begitu pula dengan lingkungan, misalnya lingkungan dataran rendah dan gurun pasir. Adaptasi yang dibutuhkan di kedua lingkungan ini sungguh jauh berbeda dan mempengaruhi mudah tidaknya jaringan hewan atau tumbuhan beradaptasi. Terlepas dari faktor-faktor yang lain, jika jaringan hewan dan tumbuhan benar-benar dibandingkan ciri-cirinya maka jaringan hewan lebih mudah beradaptasi dibanding tumbuhan.

Bagaimana hewan dan tumbuhan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisa dilihat dari perubahan-perubahan hewan dan tumbuhan akibat perubahan iklim yang drastis. Berbagai hewan dan tumbuhan mengalami adaptasi terhadap lingkungan yang sudah semakin rusak. Banyak hewan yang akan bertelur lebih cepat dari biasanya, begitu pula ada tumbuhan yang tumbuh di lingkungan yang tidak biasa.

Steven Franks dari University of California meneliti biji-bijian dari sawi bunga yang diambil dari periode yang berbeda. Hasilnya tumbuhan tersebut mengalami perubahan, yaitu sekarang sawi bunga berbunga lebih cepat daripada dulu untuk menyesuaikan dengan musim saat ini. Dr. Martin Stegner mengungkapkan bahwa udang kehilangan penglihatannya akibat tempat hidupnya selama ini. Udang hidup di dalam gua-gua yang minim pencahayaannya, akibat dari itu udang lama-kelamaan kehilangan penglihatannya dan hanya bertahan dari penciuman serta peraba. 

Selain udang, hewan lainnya yang mengalami perubahan yaitu kutu kasur. Dikatakan bahwa kutu kasur saat ini memiliki daya tahan terhadap bahan kimia 250 kali lipat daripada kutu kasur yang dulu.

Berdasarkan analisis jaringan hewan dan tumbuhan serta bukti-bukti yang dapat dilihat saat ini, penulis menyimpulkan bahwa jaringan hewan lebih mudah beradaptasi daripada jaringan tumbuhan. Namun, tetap tidak menutup kemungkinan jika ada beberapa tumbuhan yang memiliki kemampuan adaptasi lebih baik dari hewan. 

Karena kembali lagi kemampuan adaptasi tidak hanya ditentukan dari sifat jaringan. Tetapi secara keseluruhan jaringan hewan lebih peka terhadap rangsang sehingga lebih mudah beradaptasi pada lingkungannya daripada jaringan tumbuhan.

Daftar Pustaka :

-  National Geographic Society, 2019. “Adaptation” Diunduh dari : https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/adaptation/

-American Geosciences Institute, 2019. "How are Living Things Adapted to their Environments" Diunduh dari : https://www.americangeosciences.org/education/k5geosource/content/fossils/how-are-living-things-adapted-to-their-environments

-  Farabee, Michael J, 2007. "Animal Cells and Tissues" Diunduh dari : https://www2.estrellamountain.edu/faculty/farabee/biobk/BioBookAnimalTS.html

-  Bhan, Phreksa, 2012. "Evolution in Plants and Animals : an Overview" Diunduh dari : http://www.biologydiscussion.com/evolution/evolution-in-plants-and-animals-an-overview/37388

- Lakna, 2017. "Difference Between Plant and Animal Tissue" Diunduh dari : https://pediaa.com/difference-between-plant-and-animal-tissue/

- Cho, Renee, 2018. "What Helps Animal Adapt (or not) to Climate Change?" Diunduh dari : https://blogs.ei.columbia.edu/2018/03/30/helps-animals-adapt-not-climate-change/

- Biello, David, 2007. "Many Plants Can Adapt when Climate Goes Against the Grain" Diunduh dari : https://www.scientificamerican.com/article/many-plants-can-adapt-whe/#targetText=New%20research%20shows%20that%20seasonal,response%20when%20the%20weather%20shifts.&targetText=%22We%20found%20a%20rapid%20evolutionary,following%20a%20natural%20climate%20change.%22

- Than, Ker, 2005. "Animals and Plants Adapting Climate Change" Diunduh dari: https://www.livescience.com/3863-animals-plants-adapting-climate-change.html

- Hullinger, Jessica, 2015. "Animals are Rapidly Evolving" Diunduh dari : https://mentalfloss.com/article/64300/6-animals-are-rapidly-evolving

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun