Ciri khas dari masing-masing jaringan ini memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tumbuhan yang bisa menghasilkan makanannya sendiri tidak perlu tergantung akan makhluk hidup lain, sehingga meskipun tumbuhan berada di daerah yang sedikit populasinya, tumbuhan akan tetap bertahan. Akan tetapi proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti kelembapan, intensitas cahaya, kadar oksigen, dan lain-lain. Hal ini membuat tumbuhan kurang bisa menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan yang drastis.Â
Sedangkan pada hewan sendiri mereka tidak bisa menghasilkan makanan sendiri jadi mau tidak mau mereka harus mencari sumber makanan, belum lagi jika di lingkungan tersebut ada kompetisi dengan hewan yang lain. Namun, tentu saja dengan begitu hewan tidak begitu dipengaruhi faktor lingkungan dalam mencari makanan.
Dari perbandingan ciri-ciri utama jaringan hewan dan tumbuhan dapat diketahui bahwa jaringan hewan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan. Meskipun begitu, penulis rasa faktor yang menentukan seberapa mudah hewan maupun tumbuhan beradaptasi bukan hanya jaringan itu sendiri.Â
Faktor-faktor lain seperti jenis hewan atau tumbuhan dan seberapa ekstrem perubahan lingkungan yang terjadi juga ikut mengambil andil penting. Misalnya saja hewan singa dan domba pasti tidak memiliki kemampuan adaptasi yang sama atau tumbuhan kaktus dan jeruk pasti tidak memiliki kemampuan adaptasi yang sama pula. Setiap jenis hewan dan tumbuhan memiliki kemampuan adaptasinya masing-masing sesuai dengan genetik.Â
Begitu pula dengan lingkungan, misalnya lingkungan dataran rendah dan gurun pasir. Adaptasi yang dibutuhkan di kedua lingkungan ini sungguh jauh berbeda dan mempengaruhi mudah tidaknya jaringan hewan atau tumbuhan beradaptasi. Terlepas dari faktor-faktor yang lain, jika jaringan hewan dan tumbuhan benar-benar dibandingkan ciri-cirinya maka jaringan hewan lebih mudah beradaptasi dibanding tumbuhan.
Bagaimana hewan dan tumbuhan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisa dilihat dari perubahan-perubahan hewan dan tumbuhan akibat perubahan iklim yang drastis. Berbagai hewan dan tumbuhan mengalami adaptasi terhadap lingkungan yang sudah semakin rusak. Banyak hewan yang akan bertelur lebih cepat dari biasanya, begitu pula ada tumbuhan yang tumbuh di lingkungan yang tidak biasa.
Steven Franks dari University of California meneliti biji-bijian dari sawi bunga yang diambil dari periode yang berbeda. Hasilnya tumbuhan tersebut mengalami perubahan, yaitu sekarang sawi bunga berbunga lebih cepat daripada dulu untuk menyesuaikan dengan musim saat ini. Dr. Martin Stegner mengungkapkan bahwa udang kehilangan penglihatannya akibat tempat hidupnya selama ini. Udang hidup di dalam gua-gua yang minim pencahayaannya, akibat dari itu udang lama-kelamaan kehilangan penglihatannya dan hanya bertahan dari penciuman serta peraba.Â
Selain udang, hewan lainnya yang mengalami perubahan yaitu kutu kasur. Dikatakan bahwa kutu kasur saat ini memiliki daya tahan terhadap bahan kimia 250 kali lipat daripada kutu kasur yang dulu.
Berdasarkan analisis jaringan hewan dan tumbuhan serta bukti-bukti yang dapat dilihat saat ini, penulis menyimpulkan bahwa jaringan hewan lebih mudah beradaptasi daripada jaringan tumbuhan. Namun, tetap tidak menutup kemungkinan jika ada beberapa tumbuhan yang memiliki kemampuan adaptasi lebih baik dari hewan.Â
Karena kembali lagi kemampuan adaptasi tidak hanya ditentukan dari sifat jaringan. Tetapi secara keseluruhan jaringan hewan lebih peka terhadap rangsang sehingga lebih mudah beradaptasi pada lingkungannya daripada jaringan tumbuhan.
Daftar Pustaka :