Mohon tunggu...
Humaniora

Client Character

8 April 2017   20:48 Diperbarui: 8 April 2017   20:56 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam sebuah bimbingan dan konseling terdapat suatu interaksi atau hubungan antara konselor dan klien, yang mana yang paling berperan penting untuk kesuksesan suatu program bimbingan dan konseling adalah seorang konselor. Dalam suatu proses bimbingan dan konseling, setiap individu yang diberi bantuan profesioanal oleh seorang konselor dapat disebuat sebagai klien. 

Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai siapakah yang disebut klien itu, Willis mendefinisikan klien adalah setiap individu yang diberikan bantuan professional oleh seorang konselor atas permintaannya sendiri atau orang lain. Seorang klien akan mendatangi seorang konselor guna untuk memecahkan sebuah masalah yang dihadapinya. 

Setiap orang memiliki sifat dan watak yang berbeda-beda, ada yang baik, ramah, pemarah, cerewet dan lain sebagainya. Seorang konselor mau tidak mau harus menghadapi banyak karakteristik klien yang mungkin saja membuat seorang konselor kerepotan.

Nah, disini menurut Willis (2004) ada beberapa macam-macam tipikal seorang klien:

Klien Sukarela

Klien yang bersifat suka rela ini adalah biasanya dapat dikenali dengan hadir atau yang datang kepada konselor atas kehendaknya sendiri untuk mencari pemecahan masalahnya. Dengan ciri-ciri mudah terbuka dalam mengatakan persoalan yang dihadapinya, berusaha mengemukakan permasalahannya dengan jelas dan lain sebagainya.

Klien Terpaksa (Enggan)

Klien yang bersifat terpaksa ini biasanya klien yang datang kepada seorang konselor bukan karena keinginannya sendiri, melainkan atas dorongan dari orang lain. Nah, klien yang bersifat terpaksa ini dapat dikenali dengan sifatnya yang tertutup, enggan untuk berbicara, dan menolak secara halus bantuan dari konselor.

Klien Menentang

Klien yang bersifat menentang ini biasanya memiliki sifat-sifat antara lain yakni sifat yang tertutup, menentang, dan menolak bantuan dari seorang konselor secara terbuka.

Klien krisis

Klien krisis ini biasanya klien yang sedang menghadapi musibah, seperti baru kehilangan orang yang dicintai, diperkosa, dan lain sebagainya. Mereka yang hadir dihadapan konselor berharap untuk diberi bantuan agar jiwanya stabil dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Nah dari sini, ada seorang klien yang datang menurut kemauannya sendiri, karena dia membutuhkan bantuan. Dan dia sadar bahwa dalam dirinya ada suatu masalah atau kekurangan yang memerlukan bantuan dari seoranh ahli. Akan tetapi ada pula mereka yang tidak sadar akan masalah yang dihadapinya, karena kurangnya kesadaran diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun