Pertimbangan Berdasarkan Kontras yang Kasat Mata
Paragraf ke-12 hingga akhir cerita menceritakan tentang perjuangan Alice membuka pintu kecil yang ia temui setelah menyentuh dasar lorong. Ia sangat tertarik untuk keluar melalui pintu itu menuju taman cantik yang ditumbuhi bunga-bunga yang dilihatnya dengan mengintip sebuah lubang kecil. Di sini, kita melihat adanya kontras antara lorong gelap tempat Alice berada saat itu dan taman cantik yang berada di balik pintu dan bagaimana Alice memilih untuk berada di tempat yang secara kasat mata terlihat lebih cantik ("How she longed to get out of that dark hall, and wander about among those beds of bright flowers and those cool fountains..."). Padahal, di bab-bab selanjutnya, kita akan mengetahui bahwa Wonderland sama sekali tidak secantik kelihatannya.
Benak Alice yang mempertimbangkan di mana ia "lebih ingin berada" saat itu adalah respon wajar manusia pada umumnya. Manusia cenderung memilih segala sesuatu berdasarkan tampak luarnya saja, tanpa mempertimbangkan kemungkinan adanya aspek-aspek lainnya yang belum keliahatan. Tapi lagi-lagi, tentu saja itu adalah hal wajar, terutama bagi Alice yang saat itu berada di posisi yang buntu. Sayangnya, segala usaha Alice dan pertimbangannya untuk minum ramuan dan makan kue aneh, hanya memindahkannya dari sebuah lorong gelap ke dunia antah berantah yang sungguh asing dan tidak menerima keberadaannya. Selengkapnya akan saya bahas di artikel selanjutnya.
.
Demikian beberapa poin menarik dari bab 1 kisah Alice, yang berjudul Down the Rabbit Hole. Â Semoga artikel ini bermanfaat. Jika Kompasianer punya opini-opini lain mengenai bab 1 ini, silakan tuliskan di kolom komentar.
Terima kasih.
Sampai bertemu di episode 2!
-
Artikel Edukatif Seputar Fiksi dan Bahasa
- Tips Menggarap Cerita Pendek
- Pedoman Menulis Fiksi Surealis
- Time Travelling Dalam Karya Fiksi
- Unreliable Narrator Dalam Karya Fiksi
Kontak
surrealiv@gmail.com