-Kamala-
"Mengapa memandangi saja? Baca ini," keluh saya karena Alka terus memandangi saya dengan wajah bingung.
Lalu, Alka mengambil surat itu dan mulai membacanya dalam hati, cukup lama. Setelahnya, ia memicingkan mata. "Ini meresahkan. Apakah kita sungguh akan melahap Matahari?"
Saya mengangkat bahu, "Jika itu benar, walau seandainya kita memutuskan tidak hadir, manusia-manusia lain tetap akan melahap Matahari."
"Bagaimana mungkin?"
"Mungkin ini semacam metafora belaka, Alka. Mungkin mereka tidak benar-benar akan menjamu manusia dengan Matahari yang kita kenal selama ini."
"Bisa jadi. Melahap Matahari, rasanya ganjil membayangkan manusia bisa berpikir segila itu."
-Adhisti-
Ah, manusia. Entah mereka gila atau bodoh. Mungkin bodoh lebih tepat. Bertahun-tahun yang lalu, manusia-manusia bodoh memutuskan untuk melahap seluruh Matahari. Tunggu, apakah kamu saat ini sedang mendengarkan kisah ini dari masa lalu? Dapatkah kamu membubarkan pesta makan malam itu segera?
Saya seringkali bertanya-tanya sendiri apakah mereka yang menghadiri undangan makan malam itu tidak berpikir dulu sebelum melakukannya?
-Kamala-