Dalam artikel ini, saya akan menyertakan jenis-jenis karya unreliable narrator dan berbagai contoh karya jenis ini dari dunia literasi (yang dapat langsung Kompasianer baca sambil membaca artikel ini).
Di akhir artikel saya akan me-review sebuah film berjenis unreliable narrator sebagai bonus. Kebetulan film ini masih agak baru, agak underrated, dan di Indonesia sendiri belum banyak review jujur yang bukan sekedar sinopsis tentang film ini.
Definisi Unreliable Narrator
Unreliable narrator sendiri apabila diterjemahkan secara harafiah berarti narator yang tidak bisa diandalkan. Biasanya karya-karya berjenis ini memiliki kekuatan dalam plot serta dialog tokoh utama (narator), sehingga seakan-akan menggiring penikmatnya ke sebuah jalan, namun di akhir semuanya tampak berbeda. Penikmat bisa segera melupakan jalan yang telah dilaluinya bersama si narator dan menikmati kejutannya pada akhir karya.
Bisa dilihat dalam fiksi yang saya sertakan di awal artikel ini. Pada mulanya, narator digambarkan sebagai Pelukis Langit, ia tinggal di atas sana, dan melukiskan langit kita. Namun di akhir, kita tahu ternyata narator adalah seorang anak yang menderita kelainan.
Jenis-jenis Fiksi Unreliable Narrator
Pada tahun 1981, William Riggan menganalisis serta mengklarifikasikan jenis-jenis unreliable narrator. Dari hasil analisis tersebut, disimpulkan ada lima jenis fiksi unreliable narrator. Ada The Picaro (narator ternyata telah membual atau melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya), The Madman (narator ternyata memiliki penyakit mental), The Clown (narator ternyata tidak serius dan selama ini telah “bermain-main” dengan fakta), The Naif (narator ternyata melihat hanya dari sudut pandang yang sempit sehingga sebelumnya memberikan impresi berbeda bagi penikmat), dan The Liar (narator ternyata adalah seorang pembohong yang dengan sengaja memanipulasi fakta).
Contoh-contoh karya yang dapat dijadikan acuan adalah novel fenomenal Fight Club karya Chuck Palahniuk, novel Forrest Gump karya Winston Groom (keduanya telah diangkat dalam layer lebar juga sehingga Kompasianer dapat menyaksikannya dalam bentuk film), cerita pendek The Yellow Wallpaper karya Charlotte Perkins Gilman (yang dapat Kompasianer baca di sini), dan cerita pendek The Tell Tale Heart karya Edgar Allan Poe (yang dapat Kompasianer baca di sini).
-
Review Film: The Invisible Guest (2017)