Bisa kita dari contoh di atas, bahwa “lupa mematikan kompor” membawa dampak besar dan jauh berbeda di kemudian hari, yaitu rumah yang terbakar atau kucing yang mati.
Film yang dapat dijadikan acuan adalah Butterfly Effect” (2004), Alice Through The Looking Glass (2016), serta cerpen “Paradoks Waktu” karya Ikhwanul Halim.
Dalam poin keempat ini, setiap kita melakukan perjalanan waktu dan melakukan perubahan, sesungguhnya tercipta timeline (linimasa) yang baru di parralel universe. Parallel universe sendiri adalah dunia yang berjalan sejajar dengan dunia realitas. Selain kehidupan yang kita jalani sekarang, dipercaya ada kehidupan lain yang sangat mirip, ada kita yang lain, ada keluarga kita dan seterusnya. Terkadang terdapat beberapa perbedaan kecil atau besar antara kita yang ini dengan kita di parallel universe. Film yang baru-baru ini saya tonton serta khusus bertema parallel universe (tanpa time travel) adalah Donnie Darko (2001) dan Parallels (2015).
Kembali ke tema time travel yang dipadu dengan parallel universe, sekarang saya akan memberikan contoh penggunaannya dalam plot. Misalnya, setelah lima tahun A menikah dengan B, ia menyesal karena B ternyata memiliki karakter yang buruk. Maka A kembali ke masa lalu dan menikah dengan C. Sesungguhnya ketika A berpindah ke masa lalu, ia juga telah berpindah ke parallel universe sehingga, A di universe sebelumnya tetaplah menikah dengan B.
Karya yang dapat dijadikan acuan adalah film De Javu (2006) dan Source Code (2011)).
Oh ya, saya juga pernah me-review film-film time travel serta menulis sebuah kisah time travel (yang dipadu dengan surealisme) yang dapat Kompasianer baca di sini:
-