“Anehnya, saya tidak takut. Saya langsung yakin bahwa dia tidak jahat. Dia duduk di ujung ranjang saya dan memperlihatkan sebuah keranjang berisi awan putih yang ia bawa. Katanya dia ingin membuatkan sebuah gaun untuk saya.”
“Gaun berbahan awan?”
“Benar Luana. Lantas ia menjahit sendiri awan itu menjadi gaun putih yang cantik ini, di depan mata saya.”
“Wah. Pasti sangat menyenangkan. Apakah dia mengatakan sesuatu padamu?”
“Dia bilang, dia ingin bertemu saya di taman ini, hari ini jam tiga sore, dan ia ingin saya memakai gaun putih ini. Setelahnya, dia pamit dan terbang ke luar,” jawabnya.
“Jadi kamu sedang menunggu dia sekarang?”
Si gadis kecil mengangguk, sambil tersenyum lebar.
Saya mengecek jam tangan saya, lantas menarik napas.
“Saya mau pulang sekarang, Adik Kecil. Kisah gaunmu menarik. Sampai bertemu lagi, ya!” ujar saya, kemudian berdiri dan berjalan pulang, tanpa memberi tahu gadis itu bahwa gaun yang dipakainya berwarna hitam.
***
-Malam ini-