Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Pustal] Kado Natal Untuk Angkasa Bukan Selimut

23 Desember 2015   09:48 Diperbarui: 23 Desember 2015   11:16 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah bersusah payah seharian,

Akhirnya saya berhasil membelah jiwa saya jadi dua.

Sepotong untuk saya,

Sepotong lagi untuk Angkasa.

 

Sepotong jiwa itu saya cat warna ungu pastel,

Kemudian saya lipat dengan rapi.

Padahal saya tidak mahir melipat.

Jangankan origami, melipat selimut saja tidak becus.

 

Mata kanan saya memberi isyarat.

Saya langsung paham.

 

Kemudian saya memasukkan sepotong jiwa dan mata kanan,

ke dalam kotak kado warna merah.

Diberi pita hijau agar cantik.

Saya selipkan kertas wangi bertuliskan, 

'Selamat natal, Angkasa'.

 

"Isinya apa?" tanya Angkasa ketika saya menyerahkannya.

"Yang pertama mata kanan," jawab saya.

"Mengapa?"

"Saya dengar kamu tidak tahu warnamu biru muda.

Pakai saja mata saya untuk melihatnya."

"Yang kedua?"

"Yang kedua sepotong jiwa."

"Hei, bukankah kamu mengasihi jiwa kamu?

Mengapa diberikan ke saya sepotong?"

Ah.

 

Pertanyaanmu retorik, A. 

 

 

 

22 Desember 2015, Livia Halim

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun