Mohon tunggu...
Lius tedju
Lius tedju Mohon Tunggu... Editor - Admin

#YNWA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Haiti Mungkin Pasrah Jika Harus Berjuang Sendiri Memerangi Covid-19

2 April 2020   14:13 Diperbarui: 2 April 2020   14:14 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika Menghadapi sosial distancing saja kami tidak mampu apalagi jika harus di Lockdown. Mungkin Lebih baik mati karena virus dibandingkan mati karena kelaparan" ucap salah seorang warga di Haiti.

Beruntung, hingga saat ini Haiti menjadi negara di benua Amerika dengan kasus terendah yakni 16 kasus saja. Tingkat kematian mereka juga yang terbaik dengan 0 kasus. Sehingga aturan Lockdown di negara ini belum diterapkan dan mereka masih diizinkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa"

Tetapi bagaimana besok, lusa, seminggu kemudian bahkan sebulan berselang?

Haiti

Pernah mendengar lagu We Are The World? 

Jika kalian pernah mendengar lagu We Are The World milik Michael Jackson kemudian dipopulerkan oleh 100 penyanyi dunia tahun 2010. Maka itu memang di khususkan untuk Haiti yang tengah di guncang bencana hebat, Gempa bumi dan wabah Kolera berkepanjangan. 

Nah kali ini kita akan membahas Haiti tentang bagaimana mereka bertahan di tengah Pandemi covid-19.

Haiti adalah sebuah Negara yang terletak di benua Amerika Utara tepatnya di sub region Karibia. Negara yang menempati bagian barat pulau Hispaniola ini merupakan Negara kepulauan yang berada di kawasan Laut Karibia. Haiti hanya berbatasan darat dengan Republik Dominika yang juga berada di pulau pulau Hispaniola.

Peta letak negara Haiti. Sumber : Ilmupengetahuanumum
Peta letak negara Haiti. Sumber : Ilmupengetahuanumum

Luas Wilayah Haiti adalah sebesar 27.750 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 10.788.440 jiwa. Mayoritas penduduknya adalah etnis kulit hitam (95%), pertumbuhan penduduk Haiti adalah 1,31%.

Di bidang perekonomian, Haiti merupakan salah satu negara termiskin di dunia yang hampir 60% dari populasinya hidup dibawah garis kemiskinan nasional. 

Sistem ekonomi yang diadopsi oleh Haiti adalah sistem ekonomi pasar bebas dengan biaya tenaga kerja yang rendah. Sekitar 2/5 dari warga Haiti bergantung pada sektor pertanian yang masih sangat rentan terhadap akibat bencana alam.

Haiti pernah menikmati pertumbuhan PDB yang tinggi pada tahun 2011 yaitu pertumbuhan sekitar 5,5%. Namun, pertumbuhan ini melambat pada tahun 2015 (1,5%) dan 2016 (1,2%) karena ketidakpastian politik, kondisi kekeringan, berkurangnya bantuan asing dan depresiasi mata uang nasional yang berdampak pada investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Haiti dan covid-19

Presiden Haiti Jovenel Mose mengumumkan pada 19 Maret bahwa dua warga di Haiti telah dinyatakan positif terpapar covid-19.

Presiden Haiti Jovenal Mouse. @redesoc
Presiden Haiti Jovenal Mouse. @redesoc

Guna mencegah penyebaran lebih meluas, Pemerintah setempat telah menutup semua Perbatasan serta  bandara, namun untuk angkutan untuk pasokan tetap diizinkan.

Karena keterbatasan alat dan rumah sakit yang memadai, hanya sejumlah kecil tes yang telah dilakukan, dan ada kekhawatiran bahwa bencana kesehatan akan terungkap selama beberapa minggu dan bulan mendatang. Per tanggal (02/04) jumlah kasus di Haiti naik menjadi 16 orang.

Terus meningkatnya jumlah kasus membuat Haiti didesak untuk menerapkan kebijakan social distancing bahkan jika terus memburuk maka akan dilakukan Lockdown.

Fasilitas kesehatan Yang hampir Tidak Ada

Dikutip dari surat kabar, Le Nouvelliste, Negara Haiti terdapat rumah sakit besar di pusat kota namun hanya memiliki sekitar 130 ruang perawatan sekelas ICU. Hal ini diperparah dengan jumlah dokter yang tidak sampai 1.000 orang.

Haiti sekarang menghadapi pandemi namun tidak didukung dengan sistem layanan kesehatan yang memadai bahkanhampir tidak ada. Rumah Sakit hanya terdapat di pusat kota. 

Ketiadaan masker dan alat pelindung diri yang memadai akan semakin membuat Haiti kesulitan.

Inilah yang membuat Haiti sama sekali tidak siap menghadapi pandemi Covid-19.

Hidup dibawah garis kemiskinan

Seperti yang sudah dibahas di atas, tingkat Pengangguran di negara ini sangat tinggi. Sekitar 6 juta dari total 11 juta populasi penduduk di Haiti hidup dibawah garis kemiskinan seperti yang dilansir dari Bank Dunia. 

Rata-rata penduduknya mendapat $2.41 atau sekitar 30 ribu rupiah perhari. Kebayangkan gak setengah dari penduduk ini hanya mendapatkan upah 30 ribu rupiah sehari.

John A. Carroll, yang telah bekerja di klinik, rumah sakit, dan panti asuhan di Haiti sejak 1995, menjelaskan, "Sampai sekarang tidak ada perawatan di Haiti yang akan dapat diakses oleh massa. 

Tetapi ada karantina untuk menghentikan transmisi. Tetapi bagaimana kita mengisolasi orang-orang di daerah kumuh Haiti di mana kepadatan penduduk sangat tinggi dan orang-orang perlu memiliki kontak manusia untuk bertahan hidup? "

"Para pencari nafkah di rumah perlu mencetak roti karena mereka semua perlu makan," lanjut Carroll. "Dan tetangga keluarga ini di sebelah tidak punya waktu atau kemampuan untuk membantu karena mereka memiliki tantangan yang sama beratnya untuk bertahan hidup di daerah kumuh juga".

Tingkat Kriminalitas yang Tinggi

Akibat tingkat kemiskinan yang tinggi menjadikan negara ini berada dalam status kriminalitas yang tinggi yang terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Belum lama ini, seorang dokter bedah dan dua saudaranya diculik oleh anggota kriminal  lalu meminta tebusan sejumlah uang agar kembali dibebaskan. Hal ini tentu memperburuk situssi ditengah keterbatasan dokter yang menangani kasus covid-19.

Lebih Baik Mati Karena Virus daripada Mati Karena Kelaparan

Setelah terjadi penambahan kasus, Pemerintah setempat mulai melakukan sosialisasi mengena social distancing/pembatasan sosial dan Lockdown.

Pada kenyataannya sebagian besar penduduk cenderung enggan untuk menerapkannya, di mana banyak orang harus memilih untuk terinfeksi di jalan daripada mati karena kelaparan di rumah. Pilihan hidup yang sangat sulit sekali.

Pada 29 Maret kemarin, para ahli medis lokal yang diwawancarai di Radio Kiskeya , salah satu stasiun radio paling penting di negara itu, memprediksi  800.000 warga Haiti bisa binasa karena virus itu. Investasi asing berskala besar dan upaya lokal yang monumental perlu dilakukan untuk mencegah bencana semacam itu.

Grayzone berbicara dengan Dr. Ernst Nol, dari Fakultas Kedokteran dan Farmasi (FMP) di Port-au-Prince, yang menyatakan bahwa jumlah 800.000 tidak berlebihan. 

Dalam pandangannya, banyak orang kemungkinan akan mati karena Covid-19, dan dalam jumlah yang lebih besar daripada yang meninggal akibat gempa bumi dan kolera tahun 2010.

Cara Haiti Berperang melawan Covid-19  

Memproduksi alat pelindung diri

Pabrik-pabrik di Port-au-Prince ditutup pada 20 Maret. Sebagian besar merakit pakaian dan barang elektronik untuk diekspor. Beberapa pabrik mungkin akan segera dirombak untuk menghasilkan hal-hal seperti masker bedah. 

Untuk orang-orang biasa yang ingin mengambil tindakan pencegahan, satu masker bedah berharga sekitar 50 Gourdes (sekitar $ 0,53) setara dengan 7.500 rupiah. tetapi ini sangat sulit ditemukan dan orang-orang disana tidak mampu untuk membelinya.

Antisipasi Rencananya Lockdown

Guna mengalokasikan rencananya ini, Pemerintah setempat akan mengalokasikan dana pinjaman sekitar $ 37,2 juta  atau sekitar 608 miliar rupiah.

Selain itu, akan dialokasikan logistik berupa bahan pokok kepada masyarakat miskin.

Butuh Uluran Tangan Dari Negara Luar

Guna mengatasi masalah di Haiti, Bank Dunia secara intensif membantu Haiti dalam hal dana. IMF akan mengucurkan dana sekitar $2m atau sekitar 27 miliar untuk membantu negara-negara seperti Haiti dalam memerangi covid-19.

Selain itu, Cuba yang terkenal dengan diplomasi medisnya ini sudah mengirimkan 358 dokter ke Haiti untuk memerangi covid-19.

Jatuh Bangun diterpa Bencana

Tidak hanya pergolakan politik dan berperang melawan kemiskinan, namun juga bencana yang sering terjadi. 

Dikutip dari History, negara yang masuk dalam wilayah Amerika Utara ini memiliki sejarah aktivitas seismik berupa gempa besar tahun 1751, 1770, 1842, 1946 dan 2010.

Pada tahun 12 januari 2010, gempa besar berskala 7.0 Skala Ritcher menimpa Haiti yang dikabarkan menelan 360 ribu korban jiwa, infrastruktur porak poranda termasuk rumah sakit dan sekolah mengalami kerusakan parah.

Tidak berhenti di situ, pada tahun yang sama bulan Oktober, wabah kolera kembali menghantam Haiti yang mencoba bangkit. Sekitar 9.200 orang meninggal dunia akibat wabah.

Wabah ini berasal dari perkampungan kumuh di Antibonite, Haiti Tengah. Sanitasi yang buruk ditambah persediaan air bersih yang kurang menjadi alasan utama. Wabah ini menghantui Haiti dari tahun 2010-2016.

Negara ini juga menderita beberapa badai dahsyat, termasuk Badai Matius pada tahun 2016, yang secara luas merusak semenanjung selatan Haiti, memusnahkan tanaman dan kota-kota pesisir.  

Sumber : Le Nouvelliste, The Grey Zone, Ilmupengetahuanumum

Sumber data : Worldometers, diakses pada pukul 2pm (WITA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun