Mohon tunggu...
Abd Hafid
Abd Hafid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Ibnu Sina Batam & STAI Ibnu Sina Batam

Doktor Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Mahasiswa Manajemen SDM S3-UNJ tahun 2015 dengan status candidat Doktor 2018. Dosen Tetap STAI Ibnu Sina Batam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Paguyuban dalam Masyarakat Heterogen yang Harmonis di Kota Batam

28 September 2019   15:40 Diperbarui: 28 September 2019   15:42 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: batamcitytour.com

Peran Eksternal

Baik secara personal maupun secara kelembagaan, Paguyuban harus memiliki kemampuan menjalin hubungan baik dengan pemerintah, aparat keamanan maupun sesama Paguyuban dengan Paguyuban lainnya. Itulah sebabnya pengurus Paguyuban berkewajiban  memberikan penanaman nilai-nilai sosial kemasyarakatan dengan upaya menjaga hubungan baik tersebut hingga sampai pada seluruh anggotanya. Nilai-nilai itu antara lain saling menghormati dan menghargai orang lain yang berbeda suku, agama dan budaya serta tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang/kelompok lain. Jika semua Paguyuban dan seluruh anggotanya mampu melakukan ini maka terciptalah masyarakat kota Batam yang lebih aman, tentram dan harmonis. Di samping itu, Paguyuban juga perlu menjalin hubungan baik dengan baik pemerintah kota Batam dan Provinsi Kepri.

Peran Dalam Pembangunan

Paguyuban sebagai salah satu refresentasi masyarakat memiliki tanggung jawab moral dalam mendukung pembangunan di kota Batam dan Provinsi Kepri. Salah satu indikator kesuksesan dalam pembangunan adalah terciptanya masyarakat yang aman, sejahtera dan harmonis. Tanpa itu maka pembangunan sangat susah dapat diwujudkan. Olehnya itu setiap Paguyuban mengambil peran penting di dalam masyarakat guna mendukung pemerintah dalam pembangunan kota Batam yang lebih baik. Salah wujud nyata yang dibutuhkan pemerintah guna mendukung jalannya pembangunan adalah bagaimana Paguyuban mampu menjaga hubungan baik dengan sesama anggotanya maupun hubungan dengan Paguyuban lain. Hal ini dapat menghindari adanya konflik horizontal yang sewaktu-waktu mengancam di tengah-tengah masyarakat. Upaya preventif ini dilakukan guna mencegah adanya benturan fisik baik karena kesalahpahaman yang berujung dengan bentrok fisik maupun karena sesuatu yang dilakukan secara terorganisir.  

Belajar Dari Dampak Buruk Sebuah Konflik Horizontal

Sebagai anggota paguyuban, peristiwa atau gesekan fisik antar anggota Paguyuban yang berbeda hendaknya mnjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa tugas organisasi Paguyuban adalah memberikan nasehat kepada seluruh warganya untuk senantiasa menjaga perilaku di masyarakat. Hindari segala potensi munculnya gesekan baik sesama warga dalam satu Paguyuban sendiri maupun dengan warga paguyuban lain. Jaga kebersamaan, kekeluargaan serta menjunjung tinggi persaudaraan antar warga paguyuban lain.

Betapa mahalnya perdamaian ketika terjadi konflik horizontal yang melibatkan dua Paguyuban yang berbeda. Karenanya lebih baik mencegah daripada mengobati. Karena itu setiap warga Paguyuban baik di kota Batam maupun di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Riau mari perkuat rasa kekeluargaan dan persaudaraan pada siapa saja, drmn saja, dari suku apa saja, dari agama apapun dia. Jika semua anggota Paguyuban berprinsip seperti ini maka damailah hidup kita di kampung orang yang bernama kota Batam ini. Kita harus menyadari bahwa kita semua adalah pendatang yang datang ke sini mencari kehidupan yang lebih baik dan bukan sebaliknya.

Diakui atau tidak, dari berbagai konflik horizontal yg pernah terjadi berawal dari konflik personal antar pribadi. Tapi berkembang hingga berujung pada konflik antar kelompok/golongan. Sebut misalnya kasus poso dan kasus Ambon tahun 1998 yang lalu, semuanya berawal dari perselisihan antar pribadi lalu berkembang mnjadi konflik horizontal antar kelompok suku dan agama. Kedua konflik dari dua daerah yang berbeda di atas memakan korban jiwa yang tidak sedikit.  Ini lah bahayanya jika masing-masing Paguyuban tidak selalu memberikan pendidikan pada warganya tentang nilai-nilai sosial kemasyarakatan.

Demikian pula di kota Batam,  kondisi masyarakatnya bersifat heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama, budaya dan bahasa yg berbeda-beda. Dalam teori sosial masyarakat yang heterogen itu cenderung rawan dan menyimpan potensi konflik horizontal yg sangat tinggi. Untuk meredam potensi ini berkembang mnjadi besar maka Paguyuban  bersama-sama dengan pemerintah, aparat keamanan berkewajiban secara bersama-sama menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan dan persatuan demi terciptanya keamanan masyarakat kota Batam.

Sebaliknya jika masyarakat (baca: Paguyuban) hanya mengandalkan pada aparat kepolisian saja maka yakinlah tidak akan berhasil. Menciptakan rasa aman,tentram dan harmonis baik antar warga dalam satu paguyuban maupun antar paguyuban merupakan tanggung jawab bersama.

****daeng****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun