“Ketika kamu ragu akan hubunganmu, kamu seperti melihat jembatan tua ini ketika kabut tebal menghalangi. Kamu takut menyeberanginya karena kamu lebih TERFOKUS pada PUTUS daripada BUNGA yang kamu inginkan diseberang jembatan sana”.
“Dan, tidak ada yang salah ketika kamu memilih tidak ingin mendapatkan BUNGA itu dan bisa MEMBELINYA ditoko bunga. CEPAT dan MUDAH lagi bukan?!”.
“Tetapi ingatlah, apa yang kamu dapatkan dengan mudah, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa didalamnya dan kamu akan mudah membuangnya juga. Sesuatu yang BERHARGA bukan karena ia mudah atau susah didapatkan, tetapi BAGAIMANA ia didapatkan dan menjadi sebuah KENANGAN tak tergantikan”.
“Lalu setelah kamu mendapati bahwa ternyata jembatan ini kuat, bunga-bunga indah menantimu dengan hangat, kamu langsung menjadi semangat. Itulah KEHIDUPAN sayang, Tuhan sengaja memberimu KABUT diperjalananmu untuk melihat apakah kamu pantas MENDAPATKAN BUNGAMU“.
“Jadi, sekarang mama yang bertanya padamu, Apakah pernikahanmu harus dibatalkan tidak ya?”, tanya ibunya sambil memainkan bibirnya dengan jari mengoda putrinya.
Caroline tersenyum malu. Wajahnya merona merah semu. Dipeluknya ibunya dengan sangat mesra.
“Ah, mama dah tahu apa jawabanku kok. Terimakasih ma, aku sayang sekali sama mama”, jawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H