Mohon tunggu...
Danu Yanuar Saputra
Danu Yanuar Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Ilmu Pemerintahan Fisip Unpad saat ini sebagai Mahasiswa Magister Terapan Studi Pemerintahan Pascasarjana IPDN

Sebagai Pembaca, Peneliti, Pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Panggilan terhadap Elite Intelektual, Sebuah Alarm Kemajuan Suatu Bangsa

11 Juli 2024   23:31 Diperbarui: 12 Juli 2024   13:30 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga terdapat komitmen bersama bahwa konsensus terhadap sebuah konsep bukan sekedar perayaan dan simbolisme sehingga terkesan hanya sebuah pajangan, namun masyarakat memahami benar pada hakikat esensialis dan praktis sehingga menjadi pedoman hidup bersama. 

Konsep Elite Intelektual saat ini dapat di pahami hendaknya bukan sebatas eksistensialisme, ego dan keakuan. 

Namun adalah perjuangan untuk berkesadaran bersama, elite intelektual adalah sebagai penggugah bagi peran masyarakat modern yang tertidur pulas karena belum memahami posisi mereka yang telah setara dengan raja dalam konteks demokrasi yang di agung-agungkan saat ini. 

Partisipasi dan masyarakat bersuara adalah indeks keberhasilan sebuah negara yang mengaku demokratis,  dan peran elite intelektual sebagai penggugah juga adalah “Metronom” yang memastikan tempo dan nada antara pemerintah, kelompok kepentingan dan masyarakat berjalan dengan merdu, harmoni dan seimbang. 

Dalam konteks Intelektual Indonesia saat ini, seperti sebuah miniatur sejarah dunia yang hampir seluruh babak cerita di belahan bumi terdapat dinegara ini. 

Para pemikir Nusantara telah memiliki landasan filosofis kebenaran yang mengakar kuat sejak ribuan tahun bahkan masih relevan dengan realitas masa kini tak kalah dengan filsuf Yunani zaman kuno, kehadiran pedagang arab dan ulama yang menyebarkan agama islam dan menjadi agama yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia juga melahirkan pemikir islam bak masa keemasan Islam di abad ke 8, Penjajahan terhadap Nusantara melahirkan intelektual muda seperti Cokroaminoto, Agus Salim, Tan Malaka, dan Soekarno dan banyak pemikir lainnya yang ditekan keadaan untuk menyuarakan kemerdekaan dan pemikiran kritis dan progresif seperti para tokoh pencerah di Eropa, kemudian era para cendekiawan reformis yang gagah berani hingga saat ini masih bisa di saksikan di layar kaca entah berperan sebagai politisi, akademisi, bahkan pembicara.

 Seleksi buah pikiran yang dihasilkan dari ujung timur bahkan ujung barat bumi yang dianggap sebagai pusat pemikiran peradaban, telah mengalami banyak penerimaan dan penolakan di bumi Indonesia. Namun, semua itu adalah adalah bagian dari proses kedewasaan berbangsa dan bernegara juga menjadi bahan bakar untuk menghantarkan rakyat Nusantara menjadi Indonesia saat ini.

Di Indonesia, porsi jumlah elite intelektual organik yang diistilahkan oleh Gramschi, sebagai kaum pemikir yang tumbuh bersama organisasi masyarakat juga dapat kita lihat berkembang pesat saat ini. 

Bahkan sekarang menjadi sebuah fenomena di kalangan anak muda, melakukan gerakan literasi, menciptakan ruang diskusi melalui platform media sosial, membahas banyak isu kontemporer politik dan pemerintahan.

 Intelektualisme dalam aktivitas sehari-hari telah menjadi gaya hidup sebagian milenial saat ini, pamor para pemikir muda dalam menyampaikan diskursus tak kalah dengan para personil band dan menjadi model dan referensi khususnya bagi mahasiswa di kampus. 

Sekiranya kita berbangga dengan anak muda Indonesia saat ini yang telah menyajikan banyak diskusi menarik, dan fenomena menjadi intelektualis menjadi gaya hidup hendaknya kita syukuri sebagai pijar yang menyala-nyala bagi kemajuan hidup berbangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun